Tak berselang lama dari obrolan mereka saat itu, Almira dan keluarga kecilnya resmi pindah ke Seoul. Beberapa saudaranya seperti Hana turut ikut mengantar, bahkan Inha teman kerjanya sekalipun. Banyak sekali yang harus dibereskan ketika sampai di sana, apalagi Ivy masih butuh diperhatikan.
Beruntunglah Almira punya orang-orang yang baik di sekelilingnya.
Jika bisa dikatangan rindu, maka dia akan mendeskripsikan perasaannya seperti itu. Apartemen di mana ia berpijak sekarang adalah bentuk kerja kerasnya dulu. Masa-masa di mana ia menyisihkan uang untuk sang ibu, untuk kebutuhannya sendiri, dan cicilan apartemen tersebut.
Tempat ini lebih baik dari rumahnya di Daegu, Yuh Jung akui itu.
Setelah sempat basa-basi dengan satpam apartemen yang kebetulan sedikit membantu, katanya lingkungan di sekitar situ sudah sedikit berubah. Banyak yang pindah dan pengunjung baru. Itu berarti Almira harus kembali berkenalan dengan para tetangganya.
Rencananya hari ini beberapa saudara serta Inha menginap semalam, Almira dan sang ibu bergegas pergi ke toko terdekat untuk menjamu mereka. Menyampaikan rasa terimakasih karena sudah mau membantu.
Sepanjang jalan, Almira menyapa dengan ramah pada para tetangganya yang kebetulan entah baru pulang bekerja atau sedang di luar. Kebanyakan dari mereka menyapa balik walau sedikit melemparkan tatapan penasaran.
Mungkin seakan mengenalnya yang dulu pernah mengguncang dunia Kpop.
“Eomma, apa jangan-jangan karena gaya rambutku berubah mereka jadi aneh?” tanya Almira yang hanya disahuti kekehan dari sang ibu. Yuh Jung tahu betul Almira sedang bercanda, meyakinkan diri sendiri kalau ia bisa hidup dengan baik di lingkungan lamanya.
“Bagus, kok!” Almira memang memotong rambutnya sampai pendek, walau potongannya masih seperti seorang perempuan. “Omong-omong, kau sudah bertemu dengan Bill? Bukankah katanya dia akan memberimu pekerjaan?”
Almira menjawab, “Hmm, aku diterima baik lagi oleh Changsub oppa di restorannya. Tapi eomma … aku sebenarnya ingin mengumpulkan uang supaya bisa membuat restoran sendiri. Apa kau mengizinkannya?”
Yuh Jung mengangguk semangat, ia selalu menyetujui niat baik dari putrinya. Lalu mereka hanya basa-basi sambil pergi ke tempat tujuan.
***
Kihyun dengan pekerjaannya. Semakin nama Monsta X melambung tinggi, semakin padat pula jadwalnya bekerja hingga ia tak punya waktu untuk tahu kabar Almira. Niatnya untuk melepas wanita itu nyaris sempurna kalau ia tak melihat foto USG Ivy ketika dulu.
Rasa rindunya mengalir pada sang buah hati.
Daripada itu, Kihyun sebenarnya sedang rekaman sekarang untuk comeback mereka selanjutnya. Belum lagi latihan-latihan menuju konser, Monsta X benar-benar nyaris tak istirahat untuk diakui public sebagai musisi yang hebat.
“Sepertinya aku pernah mendengar lagu ini,” ucap Shownu saat tiba Kihyun rekaman. Jooheon tersenyum dan mengangguk.
Katanya, “Dia ikut berpartisipasi untuk In Time.”
Shownu mengangguk, ia ingat di mana pernah mendengar nyanyian ini. Dulu ketika musim dingin sebelum mereka hampir jatuh karena scandal Kihyun, lelaki ini pernah memetik gitar dan menyanyikan konsep kasar dari lagu tersebut.
Untuk Almira.
“Bagaimana ya kabarnya sekarang?” tanya Shownu sambil menyandarkan punggunya ke kursi. Jooheon mengedikkan bahunya masih sambil membagi fokus dengan suara Kihyun yang sedang menghayati nyanyiannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter's Gift
FanfictionDinginnya udara di akhir tahun mungkin tidak akan bisa mengalahkan tatapanmu kala itu. Pekatnya bau darah akibat luka yang tercipta pun masih seakan menyapa. Musim dingin nan indah itu menjadi benang kusut yang hingga kini enggan kurapikan. Sayang...