WG - Dua Puluh Dua

59 13 8
                                    

“Sebentar lagi musim gugur,” ujar Yuh Jung sambil memperhatikan Almira memakai sepatunya. Ia hanya menoleh dan mengangguk menyetujui. “itu artinya sebentar lagi kau melahirkan.”

Almira bangkit dan tersenyum lembut. “Arra.”

Belum sempat kalimatnya berlanjut menjurus ke arah biaya melahirkan dan segala keperluan setelah bayinya lahir, Yuh Jung memotong bahwa maksudnya bukan begitu. Sejauh ini kebutuhan primer mereka sangat cukup, berkat uang hasil bekerja dan kiriman dari Kihyun.

Selama ini juga Almira menjadi lebih dewasa, mungkin pengaruh kejadian beberapa bulan kemarin ketika ia nyaris membunuh kandungannya. Semua sanak keluarga memberinya nasihat hampir seminggu lamanya.

Pribadinya lebih tenang dan cenderung tidak mempersulit masalah, walaupun jika Yuh Jung sempat menyinggung Kihyun dia akan menjadi sensitif.

“Tidak bisakah kau di rumah saja?” tanya Yuh Jung mengusap pipi anaknya lembut. “Biar eomma yang mencari uang tambahan.”

Eomma ini … apa-apaan, sih?” tawa Almira meledak untuk mencairkan suasana. Ia balik mengusap pipi ibunya dengan lembut. “Nanti apa kata tetangga kalau eomma yang bekerja sendirian? Biar aku bantu.”

“Tapi kan kau mulai harus lebih memperhatikan kandunganmu.”

Almira mengendurkan tawanya dan mengangguk. Ia tak benar-benar yakin akan menyetujui ucapan ibunya, mana mau dia membiarkan Yuh Jung bekerja sendirian. Ia segera pamit dengan mencium pipinya lalu melambai.




















***

Almira mengangguk-angguk di sela-sela memasaknya mendengarkan ocehan Inha. Katanya dia dan anak-anak akan menonton di mana musim akan berganti. Ia juga mengajak serta Almira supaya bisa menonton bersama.

“Nanti aku pikirkan lagi,” jawab Almira sambil tersenyum. “omong-omong aku harus beli jaket untuk musim dingin nanti. Semua jaketku kecil.”

“Aku akan mengantarmu ke tempat langgananku!”

Almira mengangguk sambil mengacungkan jempolnya, ia kembali sibuk dengan masakan. Inha pun meninggalkannya karena kedatangan pengunjung, di saat itu pula matanya beralih ke televisi yang ada di ujung ruangan di dekat perbatasan dapur dan ruangan di mana pengunjung makan.

Ada kabar bahwa Monsta X sedang mempersiapkan comeback. Ia menonton berita itu dengan wajah yang sulit ditebak, tak lama ia mengedikkan bahunya tak acuh. “Aku sudah tak peduli padanya.”



















***

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Walaupun Almira belum memberi jawaban pasti, Inha tetap menyeretnya untuk menonton daun-daun berguguran. Kebetulan mereka punya hari libur, jadi Inha mengajaknya serta untuk menginap saja di rumah saudaranya.

Intinya kedua wanita ini berniat pergi ke kota Palgongsan, di mana salah satu gunungnya itu bernama sama dengan kotanya. Palgongsan ini salah satu gunung besar di pegunungan Taebaek yang terletak di 20 km sebelah timur laut dari pusat kota Daegu. Tapi tenang saja, mereka hanya akan menonton di Palgongsan Natural Park. Taman yang keindahannya tidak diragukan lagi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Winter's GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang