Dinginnya udara di akhir tahun mungkin tidak akan bisa mengalahkan tatapanmu kala itu. Pekatnya bau darah akibat luka yang tercipta pun masih seakan menyapa. Musim dingin nan indah itu menjadi benang kusut yang hingga kini enggan kurapikan.
Sayang...
Kihyun datang dengan terburu-buru ke apartemen Almira setelah berunding dengan manager-nya itu. Lantas dia masuk begitu saja dan menemukan kekasihnya tengah makan malam, ditemani Rin.
“Membocorkannya?!” tanya Kihyun tiba-tiba. Rin sontak berdiri karena kaget, tapi Almira seakan tak peduli dengan kehadirannya. “Kau akan menghancurkan karir member lain!”
“Bukan karirmu?” tanya Almira dingin, lalu menyuapkan nasi dengan pelan. Ia mengunyah, membuat Kihyun stress dengan sikap yang Almira tunjukan.
“Kenapa kau begini, sih?” tanya Kihyun saat Almira mulai menunjukkan respons. Dia berdiri di hadapan Kihyun dengan tatapan merendahkan.
Dia berkata, “Kau sendiri kenapa?”
Almira tak menginginkan ini. Membocorkan kehamilannya pada media? Yang ada dia hanya akan mempersulit hidupnya sendiri. Tapi mau bagaimana lagi? Kandungannya bukanlah sebuah musibah, itu buah cinta Almira dan Kihyun.
Namun yang ia dapatkan apa?
Kihyun malah seakan ingin melarikan diri setelah menghamili Almira. Belum siap jadi ayah? Lalu apakah lelaki itu pernah berpikir bahwa Almira siap menjadi ibu? Apalagi ayah dari bayinya tak mau menerima keduanya? Pikirnya.
Sungguh, Almira hanya tak terima. Kihyun benar-benar menghilangkan kesan baiknya selama ini bagi Almira. Dia sangat berengsek!
“Kau bilang ingin menggugurkannya, kan?” tanya Kihyun mengingat apa yang sempat Hyungwon katakan sebelumnya. Dan bom penuh rasa perih mendarat dalam perasaan Almira. Meledak dan memberikan luar biasa rasa sakit dalam dirinya.
Almira sampai tak mengerti, kenapa Kihyun berpikir seperti itu?
“Apa kau sudah tak mencintaiku lagi, Yoo Kihyun?” tanya Almira parau. Dia mengelus perutnya dan menggigit bibir bawah, menahan tangisan yang sudah mulai unjuk diri di matanya.
Kihyun yang terbawa emosi lantas mengusap wajahnya, kalimat itu ia lontarkan secara spontan.
“Kenapa aku harus menggugurkan kandungannya?” tanya Almira yang setelahnya dicegah oleh Rin karena ingin mendekati kekasihnya. Rin hanya tak mau Almira mengamuk, itu mungkin saja terjadi pikirnya.
Kihyun menatap Almira dan berkata, “Aku tak tahu. Aku hanya tak ingin kau—"
Kalimat Kihyun tertahan di tenggorokan. Kehamilan Almira membuatnya bingung untuk berkata dan bertindak. Ia sungguh belum siap menjadi ayah walau rasa cintanya terhadap Almira ada, dan ia belum siap untuk menghancurkan karirnya kalau Almira benar-benar nekat untuk membocorkan berita ini.
Ia menjadi lelaki yang egois, ia sukar menghindarinya.
“Aku bisa membantumu merawat diri dan bayinya,” ujar Kihyun setelah menurunkan tangannya dan berpikir sebentar. “tapi aku mohon … jangan bilang pada siapapun soal ini.”
“Kenapa kau tak menikahinya saja?” tanya Rin ikut jengah dengan Kihyun yang menjadi berengsek di matanya.
“Aku … belum siap.”
Saat itu juga, Almira tahu kalau Kihyun tak lebih dari seorang pengecut.
***
Pagi harinya, Almira bangun dari tidur dan tak mendapati Rin di sampingnya. Temannya itu tetap bekerja, walau kini menumpang di apartemennya. Rin memutuskan untuk tinggal satu atap dengan Almira, ia tak tega meninggalkannya yang masih belum berani memberitahukan berita ini pada Ibunya.
Ia berjalan menuju dapur, dan mendapati Kihyun tengah membereskan dapur. Entah sejak kapan lelakinya datang, Almira sungguh tak peduli. Dia tak menyetujui atau menolak tawaran Kihyun kemarin.
Baru saja Almira mengeluarkan Soju dari kulkas, tangan Kihyun menahannya sambil menunjukkan gelengan kepala. “Tidak.”
“Apa urusanmu?” tanya Almira sambil menghentakkan tangannya. Segera saja Kihyun merebut Soju bahkan mengeluarkan sisanya yang ada di kulkas lalu membuangnya di tempat sampah. “Yoo Kihyun, kau pikir kau siapa?!”
“Soju tak baik untuk kandunganmu. Aku sudah buat sarapan, segeralah makan.”
Almira bergeming, tapi selanjutnya ia masuk ke kamar sambil menggebrak pintu. Kihyun menghela napas, rasanya sulit untuk menghadapi karakter kekasihnya yang sekarang.
Lalu ia melepas apron dan pergi dari apartemen Almira. Tugasnya untuk membantu kekasihnya sudah selesai.
***
Almira datang ke tempat kerjanya dengan wajah yang pucat, segera saja beberapa temannya menyuruh agar dia beristirahat. Untung saja kemarin-kemarin Rin mengabari restoran kalau Almira tengah sakit dan tak bisa bekerja.
“Makan dulu, setelah itu minum obatmu.” Salah satu temannya menyondorkan makanan, Almira segera saja menyantapnya dengan lahap. Di rumah tadi, ia memilih membuang masakan Kihyun.
“Kau ada masalah?” Kini yang datang sungguh tak diduga. Pemilik restoran yang bernama Lee Changsub. Benar, dia adalah member BTOB yang juga punya usaha sampingan sebagai pemilik restoran di mana Almira bekerja. Dia menyadari ada yang tak beres dari dirinya, tapi wanita itu menggeleng pelan. “Kalau ada apa-apa, ceritakan saja.”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalau Almira benar-benar nekat, dia pasti akan mengatakannya pada Changsub. Dan secara tak langsung itu akan membocorkan berita kehamilannya yang diakibatkan oleh Yoo Kihyun sang member Monsta X. Tapi entah kenapa sampai saat ini, keberanian itu tak juga mencuat ke permukaan.
Ancamannya saat mengobrol dengan manager Monsta X hanya emosi saja, kini dia tak benar-benar ingin melakukannya. Entah kenapa.
“Aku boleh makan dulu sebentar, kan?” tanya Almira lemas, dan Changsub hanya mengangguk. Almira sudah bekerja padanya lama, jadi ia sudah menganggap gadis itu sebagai orang yang cukup dekat dengannya.
“Makan saja, Bill akan memasak menggantikanmu sebentar.” Almira mengangguk sopan dan kembali makan, Changsub prihatin melihatnya. Lantas ia mengacak rambut Almira dan berdiri, melihat kinerja karyawannya.
Tapi tak lama dari ia berdiri, Almira berlari ke arah toilet dan memuntahkan isi makanannya. Semua orang jadi panik, termasuk Changsub yang segera menyarankan agar wanita itu periksa ke rumah sakit.
Tapi yang ada, dia malah menangis.
“Aku benci keadaan ini …”
Changsub kebingungan menanggapi kalimatnya. Tapi ia segera membawa Almira untuk istirahat.