WG - Sembilan

60 16 7
                                    

Kihyun menoleh saat mendengar pintu apartemen Almira terbuka, memunculkan sang empu serta temannya yang baru pulang sehabis sarapan. Untung saja dia hanya menyiapkan roti serta selai, karena ia sudah menduga ini akan terjadi. Almira akan kabur dari sarapan buatannya.

“Rajin sekali kau datang kemari,” sindir Rin sambil berlalu ke kamar mandi. Almira masuk ke kamarnya, disusul Kihyun.

“Tetap pakai mantelmu, di luar dingin,” ujar Kihyun saat melihat Almira melepaskan mantel dan menyiapkan tasnya untuk bekerja. Kentara sekali wajahnya pucat, karena saat di tempat makan tadi ia memuntahkan isinya seperti biasa. Tapi tidak separah sebelumnya.

Ia memakai sedikit polesan make-up demi menutupi wajah pucatnya, ia tak mau dikasihani lagi oleh teman-temannya di restoran nanti. Sayang, fokusnya terbagi saat melihat Kihyun mengambil mantel baru dan memegangnya sambil berjalan ke luar kamar.

“Aku tunggu di mobil.”

Almira menghela napas lalu menompang kepalanya di meja rias. Sungguh, ia sudah tak tahu harus bagaimana menyikapi sikap Kihyun. Di satu sisi ia selalu ingin sekali meneriaki pemuda itu di depan wajahnya, betapa sakit dan perihnya perasaan Almira soal keputusannya. Tapi di sisi lain ia tak bisa munafik bahwa Kihyun terlalu baik kalau hanya ingin menjaga dan membantunya merawat kandungan.

Tapi setelah ia menginjakkan kaki di apartemennya, ia sudah bertekad untuk tidak menggugurkan kandungannya yang tak bersalah itu. Jadi apapun rintangan yang akan terjadi ke depannya, ia harus tetap bisa menjaga diri dan bayinya. 

“Al, mau berangkat denganku?” tanya Rin sambil mengganti pakaiannya. “Hyungwon ada di depan.”

Dengan senyum tipisnya Almira menggeleng, “Tak usah. Aku berangkat dengan Kihyun.”

Sementara di luar, Hyungwon sudah merasa tak sudi untuk bertukar obrolan dengan Kihyun yang sibuk menyandarkan tubuhnya di mobil. Ketika matanya menangkap Almira yang baru keluar dari rumah, ia segera menawarkan tumpangan. Tapi anehnya wanita itu malah menolak dan masuk begitu saja ke mobil Kihyun.

Hyungwon mengetuk kaca mobilnya pelan, sampai Almira membukanya dan menunjukkan raut bingung. “Kenapa, Al?”

Kihyun masuk ke dalam mobil, tapi ia membiarkan dulu kedua insan itu untuk bicara. Almira mengangguk pelan dan berkata, “Ini keputusanku. Aku tidak akan menggugurkan kandungan dan akan menerima kepeduliannya yang bajingan itu.”

Kihyun menoleh dan mengulum bibirnya, bukan main ia juga bisa merasakan sakit hati saat orang yang dicintainya melayangkan kalimat buruk tentangnya.

Setelah mobil mereka melaju, Hyungwon bertanya pada Rin. Sementara kekasihnya itu menyahut dengan sama herannya. Almira memang sudah memberitahunya soal keinginannya yang ingin merawat kandungan, tapi untuk menerima semua kebaikan Kihyun menimbulkan tanda tanya besar dalam benak keduanya.

“Padahal aku tahu pasti hatinya sangat sakit dan mentalnya masih belum cukup kuat untuk menerima keputusan Kihyun, lantas apa itu tadi …?” tanya Rin menggigit kukunya. “Ada yang aneh.”

Hyungwon setuju akan hal itu.





***

Setelah sampai di tempat kerjanya, Almira keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun dan berlalu begitu saja. Kihyun sempat menyusul dan menyampirkan mantel yang dibawanya itu ke pundak Almira, tapi wanita itu bergeming seakan Kihyun adalah mahluk tak kasat mata.

Ia memandangi punggung Almira yang sibuk memainkan ponsel sambil berjalan, lalu ia menghela napas dan masuk ke dalam mobilnya. “Almira benar-benar benci padaku.”

Kihyun mengacak rambutnya, ia pun tak luput mengatai dirinya sendiri berengsek. Tapi jauh dalam pikirannya yang selalu mengutamakan keegoisan, ini adalah keputusan yang tepat. Dia yang belum siap menjadi ayah tetap bisa menjaga dan merawat Almira untuk menunjukkan betapa cintanya ia pada wanita itu.

Tak membuang waktu lama, ia segera menginjak gas dan pergi untuk berlatih. Walau masih terlalu pagi, ia tetap bergegas ke gedung agensinya untuk menyiapkan comeback. Monsta X masih harus bersinar di masa yang akan datang.

Biasa saja, semuanya berjalan dengan baik ketika ia melangsungkan latihan. Hanya saja hubungannya dengan Hyungwon jadi berbeda, itu sedikit mempengaruhi walau masih bisa diatasi dengan baik. Apalagi Hyungwon menghargai keputusan Almira yang ingin menerima kepedulian temannya itu, sedikitnya walau ia kesal pun Hyungwon tak ada hak lebih untuk perang dingin dengan Kihyun.

Member lain pun berusaha bersikap biasa saja, walau memang jadi ada sedikit benteng di antaranya. Bahkan pada awalnya mereka menjauhi Kihyun. Lagipula kalau dipikir, keputusan Kihyun pun ada baiknya untuk karir mereka. Mungkin terdengar jahat, tapi apa yang harus dilakukan lagi? Menjadi idol adalah impian mereka. 

Di sela-sela latihan, manager masuk dengan raut yang sulit ditebak. Dia memanggil Shownu serta Kihyun untuk menghadap ke CEO Starship. Dengan perasaan yang bingung serta takut, keduanya menemui sang CEO yang sedang menahan kekesalannya.

Tak ada sapaan, dia langsung menunjukkan tabletnya di meja dengan gerakan yang kasar. “Kau pikir kau siapa, Yoo Kihyun?!”

Teriakan itu lolos dari bibir CEO bernama Kim Shi Dae sambil menunjukkan raut amarah. Kihyun dan Shownu yang tersentak lantas mendekat dan menemukan artikel berita yang baru dipublikasi beberapa jam yang lalu.

Judul artikelnya menanyakan apakah benar atau tidak jika Kihyun berkencan. Pasalnya ada foto di mana ia sedang mengendarai mobil pagi tadi saat ingin mengantarkan Almira ke tempat kerjanya. Ia dan Shownu membulatkan mata, dugaan mereka sama. Tak lain tak bukan, ini pasti ulah Almira.

Siapa lagi yang akan mengambil gambarnya ketika menyetir kalau bukan penumpangnya sendiri? Pikir Kihyun.

Almira … jadi ini alasanmu kenapa bisa menerima kepedulianku?’ batin Kihyun sambil mengepalkan tangannya.















Lee_Almira SNS

Lee_Almira Yoo Kihyun ketika menyetir untuk mengantarkanku bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee_Almira Yoo Kihyun ketika menyetir untuk mengantarkanku bekerja. Luv ya~❤❤❤😘😘😘


















Halo? Adakah yang mampir dan meninggalkan jejak? Atau kalian memilih menjadi silent readers? Heung~:(

Winter's GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang