Hari pertama Almira bekerja di rumah makan dekat rumahnya. Pemiliknya hanya sepasang suami istri yang sudah tua serta anak lelakinya yang sudah mau menikah. Ada juga satu pegawai cantik yang sepertinya seumuran dengan Almira, dia bertugas sebagai pelayan di rumah makan itu. Tentu saja Almira sendiri diterima baik setelah memperlihatkan kehebatannya dalam memasak.
Walaupun bukan menu yang isimewa seperti di restoran, setidaknya ia kembali menghasilkan uang dengan jerih payahnya. Ia juga memasak dengan hati-hati dan sesekali dibantu teman barunya, maklum, sedang hamil muda.
Almira sempat menceritakan soal kasusnya, ia hanya tak mau mereka mendepak Almira setelah tahu bahwa dirinya adalah orang yang terlibat masalah dengan artis. Takutnya para pelanggan akan pergi karena tahu bahwa rumah makan itu memperkerjakannya.
Beruntung, pemiliknya justru akan menyelamatkan Almira jika ada orang yang masih ingin mengorek masalahnya. Lagipula Almira bekerja di dapur, tak perlu repot-repot ke luar dan menjadi gunjingan orang.
“Almira, kau sudah memeriksa kandunganmu bulan ini?” tanya Park Inha, temannya si pelayan. “Aku punya tempat bagus, mungkin kau mau mencobanya.”
“Kau sudah punya anak?” tanya Almira disela-sela acara masaknya.
“Hmm, sudah punya dua.” Almira berdecak kagum sambil berseru kecil, Inha hanya tertawa sambil menyombongkan diri betapa hebatnya dia. Sudah punya dua anak masih bisa bekerja.
Kebetulan rumah makan sedang sepi, karena hampir kebanyakan pesannya minta diantar. Jadi Inha mengobrol bersama Almira sekalian menjalin pertemanan. Walaupun sikapnya ini tidak ada lemah lembutnya sama sekali, tapi ia punya hati untuk tak menyinggung soal masalahnya dengan Kihyun walaupun ia sangat penasaran.
Jadi yang Inha bicarakan hanya seputar anaknya, itung-itung Almira belajar darinya.
“Anakku yang paling besar ingin sekali menonton idolanya tampil. Kau tahu, tidak?” tanya Inha yang dijawab gelengan pelan dari Almira. “Augh, tahu apa bocah itu? Sekolah saja baru kelas 3 SD.”
“Aku tak terlalu tertarik dengan dunia musik,” jawab Almira sambil terkekeh pelan seakan lelucon temannya lucu. Sayang, ia sebenarnya sedikit tak berselera karena Inha membicarakan seputar dunia musik. Tapi demi menghargai pertemanan dan dengan harapan mereka bisa semakin dekat, ia menahan diri untuk tidak menunjukkan ketidaknyamanannya. “memangnya kapan?”
“Minggu ini, aku tak tahu kapan pastinya.”
Almira mengangguk-angguk saja. Sedikit menyelipkan harapan takkan ada Monsta X di sana, karena pasti banyak Monbebe yang datang ke Daegu.
***
Lain hari berikutnya, Kihyun dan teman-temannya sedang berdiskusi soal penampilan yang akan mereka bawakan. Sebenarnya perjalanan Seoul-Daegu cukup melelahkan, hanya saja masih ada beberapa yang harus mereka bicarakan.
“Aku lapar, ayo kita cari makan!” ajak Jooheon sambil bersiap setelah selesai diskusi.
“Aku ingin makanan di luar, tidak bisakah kita pesan saja? Makanan di sini pasti membosankan,” celetuk Minhyuk sambil merebah di sofa. Sekarang posisi mereka ada di sekitar ruangan dekat panggung yang di mana mereka akan tampil, masih ada waktu banyak sebelum acara dimulai.
Shownu berpikir demikian, lantas ia meminta izin pada manager untuk memesan makanan. Walau awalnya sangat sulit, akhirnya manager memberi izin dengn syarat makanan itu harus dimakan setelah acara selesai. Jangan sampai tubuh buncit mereka telihat nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter's Gift
FanficDinginnya udara di akhir tahun mungkin tidak akan bisa mengalahkan tatapanmu kala itu. Pekatnya bau darah akibat luka yang tercipta pun masih seakan menyapa. Musim dingin nan indah itu menjadi benang kusut yang hingga kini enggan kurapikan. Sayang...