WG - Tiga Puluh Delapan [THE END]

64 20 21
                                    

Sore ini, tepatnya saat musim dingin akhir bulan di sudut kota Seoul. Di sebuah apartemen berukuran sedang di antara turunnya salju. Seorang wanita belia yang manis dan tenang memegang sebuah cangkir berisi minuman hangat yang baru diseduhnya, membawa diri ke sebuah jendela di balkon yang menampakkan pemandangan jalan dengan tumpukkan salju putih sebagai hiasannya.

Ia menaruh cangkir itu di meja di pinggirnya, lalu melipat kedua tangan di depan dada sambil mengembuskan napas lelah. Samar-samar ia bisa mendengar suara berisik dari arah dapur, tanda seseorang sedang memasak di sana.


Suasana ini … persis sekali seperti yang pernah ia alami beberapa tahun yang lalu.







Saat Kihyun masih bersamanya.

Baru saja, setelah obrolan Changsub ternyata masih berlanjut sampai rumah. Rin memberikan sebuah saran untuknya agar berhenti memberikan asumsi negatif pada setiap lelaki yang mencoba untuk masuk ke dalam hatinya.

Tidak ada kata berhenti dan merasa cukup untuk jatuh cinta. Almira bisa mencoba lagi.

Padahal bukannya ia tak mau, Almira hanya benar-benar tak merasakan debaran menyenangkan ketika Changsub atau lelaki lain jelas-jelas ingin punya hubungan yang lebih serius dengannya. Kihyun mungkin menjadi pria terakhir yang membuatnya demikian.

Fokusnya beberapa tahun ini hanya seputar bisnis dan Ivy. Hatinya mendingin seiring berjalannya waktu untuk seorang lelaki. Tapi bukan berarti dia membenci mereka, kan?

“Aku pulang!!!” Teriakkan Ivy menyita pikirannya, ia menoleh dan mendapati anaknya berlari riang menghampiri Almira dan memeluk kakinya dengan raut bahagia. “Eomma ini untukku?!”

Pertanyaan rutin ketika anaknya pulang memang begitu, menunjuk minuman yang dibuatnya di atas meja di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertanyaan rutin ketika anaknya pulang memang begitu, menunjuk minuman yang dibuatnya di atas meja di sampingnya. Tanpa menunggu jawaban pun Ivy sudah tahu bahwa itu miliknya, secangkir susu cokelat yang membuatnya bebas dari hawa dingin.



Dulu ia membuatnya untuk Kihyun...


Almira tersenyum, mengacak rambut anaknya yang sudah duduk di sana karena tahu minum sambil berdiri itu tidak baik juga untuk kesehatan. Ia mengajarkan anaknya dengan baik.

Eomma, tadi aku bertemu ahjussi aneh di jalan,” ujarnya mulai bercerita. Biasanya sih Almira yang akan duluan bertanya, kini buah hatinya berbicara tanpa diminta.

“Oh, iya? Bagaimana bisa?” tanya Almira berjongkok di depannya.

“Kami berbincang saja awalnya setelah aku memberikan minum karena dia batuk terus-menerus. Setelah aku tanya apa yang dia lakukan di sana, dia malah memelukku dan menangis. Aneh, bukan? Aku pikir ahjussi sedang sedih karena terlalu lama berdiri di saat turun salju begini.”

Almira mengerutkan keningnya, ia sedikit khawatir namun berikutnya merasa lega karena Ivy pulang dengan selamat setelah bertemu orang aneh begitu. Sepertinya ia harus bertanya kenapa tetangganya tak menghubungi Almira untuk menjemput anaknya.


Winter's GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang