WG - Lima

81 22 1
                                    

Almira tertawa samar sambil menepuk tangan Kihyun. "Kihyun kau ini kenapa, sih?"

"Maaf, Al." Almira menelan ludahnya dan menggeleng pelan. "Aku ... belum siap menjadi Ayah."

"Maksudmu ... kau tidak menerima ... kehamilanku ini?" tanya Almira parau dengan mata yang berkaca-kaca. Kihyun tak menyahut, lantas kekasihnya menggoyangkan badan Kihyun untuk meminta jawaban. "Jawab aku Yoo Kihyun!"

Kihyun memejamkan matanya, saat itu juga Almira merasa dunianya runtuh. Dengan napas sesak dan sakit yang baru didapatnya, ia turun dari kasur dan membanting pintu sambil berlari ke luar. Semua member yang mendengar itu segera saja mencari tahu ke sumber suara, dan mereka hanya menemukan raut frustrasi dari Kihyun.

"Kenapa, hyung?" tanya Jooheon dan Kihyun hanya berteriak asal sambil melemparkan bantalnya.







***

Almira masuk ke dalam apartemen dengan tangisan yang tak berhenti juga sejak ia keluar dari dorm Monsta X. Seperti orang bodoh, orang-orang melihatnya aneh sepanjang jalan. Wanita itu segera melemparkan tespack dalam genggamannya ke sudut ruangan dan memeluk lutut di pintu.

Batinnya terus bertanya, "Kenapa?"

Semua harapan yang selalu ia panjatkan setiap malam hancur hari ini. Pernikahan, keluarga yang bahagia, diakui publik dan dicintai sepenuh hati oleh Kihyun hanya sebuah omong kosong belaka mulai sekarang.

Ia meremas rambutnya dan berteriak. Kihyun benar-benar melemparnya ke jurang keputusasaan.

"Al! Almira!!!"

Almira menutup telinga kala ia mendengar Rin berteriak dari luar, menggedor pintu apartemennya dengan tak sabar.

"Aku tahu kau di dalam, buka pintunya! Ayo bicara denganku!"

Almira menggeleng, ia kembali berteriak dan mengumpat pada Kihyun yang dengan enteng menolak kehamilannya. Mengabaikan Rin yang berusaha untuk menemuinya setelah mendapat telpon dari Hyungwon bahwa mereka bertengkar hebat.

"Al, please. Buka pintunya dan kita bicara." Suara lirih milik Rin yang terlihat memohon itu membuat Almira perlahan bangkit. Tubuhnya bergetar hebat, bahkan untuk bangun pun dia harus menompang diri di gagang pintu.

Barulah setelah pintu terbuka, Rin menghabur ke pelukan temannya. Almira kembali menangis saat Rin menguatkannya. Walau saat pandangan temannya itu jatuh ke sudut ruangan, Rin tahu Almira takkan sekuat yang ia ucapkan.

"Aku hamil, Rin ..."

"..."

" ... Tapi Kihyun tak menerima berita ini."

Rin menutup pintu dan membawa Almira ke sofa, ia sibuk sendiri. Membawa tespack, membawa tisu, dan membawakan air putih untuk Almira. Tangannya bergetar, Rin bisa merasakan bagaimana hancurnya perasaan Almira sekarang.

"Kita harus bicara sekali lagi dengan Kihyun soal ini," ujar Rin dengan wajah yang memerah. Ia tak terima temannya diperlakukan begitu. Almira tak menyahut, ia hanya sibuk menutupi wajahnya di kedua telapak tangannya.

Rin memeluk Almira lagi, mencoba memberi sandaran untuk memberikan keringanan sesak yang temannya rasakan.



***

Malam menjemput, Almira bisa mencium aroma masakan yang lezat dari arah dapur. Ketika matanya terbuka karena sempat tertidur, ia bisa merasakan wajahnya sembab bukan main. Harapannya bahwa kejadian tadi hanya sebuah mimpi ternyata tidak terkabul. Ia hanya menghela napas, mengeluarkan sesak tapi menahan tangisan.

Bisa Almira dengar, Rin tengah menelpon ibunya untuk izin menginap. Mendengar itu, Almira melirik ponselnya yang tergeletak sepi di atas nakas. Ketika ia mengeceknya pun, tak ada satu notifikasi baik dari ibunya yang cerewet ataupun dari Kihyun yang membuat perasaannya perih.

"Al, kau sudah bangun?" tanya Rin masuk dengan celemeknya. Ia duduk dan tersenyum tipis. "Ayo makan dulu."

"Aku tidak lapar."

"Jangan egois, Al. sekarang kau-" Almira menatap Rin yang memilih tak melanjutkan kalimatnya. Ia mengusap wajahnya dan kembali membujuk. "ayo, makan. Aku sudah masak."

Baru saja Rin menarik tangan Almira, ia menepisnya dengan sekali gerakkan.

"Aku tak lapar. Kau dengar aku?"

Belum sempat Rin menyahut, ia mendengar ketukan pintu apartemen Almira. Segera saja ia ke luar dan mendapati Hyungwon yang masuk ketika pintu terbuka. Dia datang sendiri, dan langsung menanyakan keberadaan Almira.

"Apa yang terjadi?" tanya Hyungwon mengikuti Rin yang kembali ke dalam kamar. Ia menemukan Almira dengan keadaannya yang memprihatinkan tengah dibalut selimut. "Al?"

"Almira, ayo makan. Jangan buat dirimu sakit."

"Rin, sebenarnya kenapa mereka?" tanya Hyungwon membuat Rin mendecak.

"Bisakah kau diam dulu?" tanyanya sewot. Hyungwon jelas heran karena ia malah mendapat amukan dari kekasihnya.

Ia berkata, "Kenapa kau marah padaku?"

Belum sempat terjadi perdebatan, Almira membuka suara. "Jangan bertengkar hanya karena aku."

Rin menghela napasnya, ia jengkel bukan main. Bukan hanya karena mereka memang sempat bertengkar sebelumnya, tapi sikap keras kepala Almira yang malah menjadi sekarang.

"Almira hamil ..." ujarnya pelan sambil menatap Hyungwon, lelaki itu menunjukkan raut terkejut dan tak percaya. " ... dan temanmu itu tak mau bertanggung jawab."

Rahang Hyungwon mengeras, ia menatap Almira yang masih dalam posisinya. Ia langsung mengeluarkan ponselnya, bersiap menelpon Kihyun kalau saja Rin tak mencegahnya. Dia hanya menggeleng dan pergi ke dapur.

"Aku akan bawakan makanannya ke kamar."





***

Selesai bekerja, semua member kecuali Hyungwon memilih langsung ke dorm dan istirahat. Mereka tak mempertanyakan lebih jauh soal hubungan Kihyun dan Almira karena lelaki itu tak menjawab ketika mereka tanyai. Lagipula ikut campur pun tidaklah baik.

Tapi mereka dengan sangat terpaksa jadi ikut campur kala Hyungwon pulang dengan bantingan pintu. Datang-datang langsung masuk ke kamar Kihyun dan menarik kerah bajunya.

"Kau!"

"Hei-hei! Ada apa ini?" tanya Wonho sambil mencoba memisahkan keduanya. Sontak semua member ikut masuk ke kamar.

"Bajingan!" Umpatan yang Hyungwon keluarkan membuat Kihyun peka. Wonho dan Shownu melerai dan Hyungwon melepaskan tarikannya dengan kasar. Ia menjauh dan mengusap wajahnya kala Minhyuk bertanya apa masalah mereka.

Hyungwon tak menjawab, ia hanya berkata bahwa Kihyun pantas mendapatkan gelar pengecut darinya. Meluapkan kemarahannya dengan mengatakan kalau mereka memang seorang idol, tapi Kihyun tidak sepatutnya melakukan hal yang membuatnya jengkel. Sebagai lelaki dan temannya, ia merasa terhina. Apalagi Almira sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri.

"Pikirkan lagi semuanya, dan temui Almira."

Sebelum Hyungwon ke luar, Minhyuk sempat mencegahnya dan bertanya apa yang terjadi. Lalu dengan entengnya dia menjawab,

"Dia menghamili Almira dan tak mau bertanggung jawab."

Kemudian Hyungwon pergi, menyisakan keheningan di antara para tatapan yang jatuh pada Kihyun. Si lelaki yang sibuk meringis dan menunduk sambil berkata pelan, "Aku bukannya tak mau bertanggung jawab. Aku hanya ..."








Kalimatnya mengapung di udara.

Winter's GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang