Vote guys "🌟🌟"
❇❇❇Happy reading ❇❇❇"Ruby!!" teriak Yani cemas, mengingat
Ruby yang tidak bisa berenang"Ruby!!" Doel langsung berlari ke arah kolam yang tidak jauh darinya
Ruby's pov
Aku panik saat aku tergelincir di tepi kolam hingga terjatuh dan tubuhku sudah tenggelam sepenuhnya. Aku mencoba mencari pijakan di dasar kolam namun kolam ini terlalu dalam bagiku. Alhasil tubuhku terlihat muncul tenggelam"to... Tolong!!" teriakan yang ku hasilkan justru membuat air masuk ke dalam mulutku dan membuatku tersedak. Aku sempat mendengar teriakan Yani, dan aku juga mendengar suara seseorang terjun ke dalam air. Kepalaku terasa berputar, kakiku kram, penglihatanku mulai kabur. Suara tangisan Yani dari kejauhan mulai samar samar. Aku merasa sesuatu mendekat dan meraih tanganku. Namun tak berlangsung lama aku sudah tidak sadarkan diri, entah aku telah mati atau hanya pingsan.
Aku merasakan sesuatu menyentuh bibirku, sesuatu yang lembut dan aku merasakan nafasnya memasuki mulutku. Aku mulai yakin ini adalah nafas buatan. Aku membuka mataku. Aku terbatuk-batuk dan memuntahkan air kolam yang tadinya memasuki perutku. Awalnya aku terkejut ada orang yanh berani-beraninya menciumku, tapi aku sadar orang ini hanya memberiku nafas buatan. Aku harus berterima kasih padanya.
Aku melihat seseorang di depanku, tapi tidak bisa melihatnya dengan jelas "kau baik baik saja?" tanya orang itu memegang kedua bahuku
"hmm... Aku baik" jawabku lemas, aku baru menyadari orang yang di depanku ini ternyata doel. Aku tersenyum lemas "terima kasih" ucapku lalu aku kembali tidak sadarkan diri
"dok, apa dia baik baik saja?" aku samar samar mendengar suara doel. Aku merasakan tubuhku berada di kasur. Ini kamar yani. Yeah, aku yakin.
"apa ruby baik baik saja? Katakan dok?" pinta Yani panik
Semua mengkhawatirkanku. Aku bersyukur masih bisa hidup. bisik batinku
"dia baik baik saja. Sebentar lagi dia akan siuman" ucap orang itu. Kemungkinan dia dokter
"tapi kenapa dia pingsan dok? Tadi dia sempat siuman" tanya dito
"dia pasti shock. Ya sudah, panggil saya jika ada keluhan lainnya" ucap dokter itu
"baiklah" sahut doel, lalu dokter pergi. Doel memegangi tanganku, menggenggamnya erat "Kau harus siuman" bisik Doel
Aku sedari tadi hanya setengah sadar. Mataku terasa enggan terbuka, tetapi saat doel menggenggam tanganku, aku tersadar "doel" sahutku lemah
Doel tampak bersemangat melihatku siuman "maafkan aku" ucapnya seraya menundukkan kepalanya
"ini hanya kecelakaan" kataku menenangkan doel
"By, kau merasa sakit?" tanya yani
Aku tersenyum dan menggelengkan kepalaku "tidak"
"sebaiknya Ruby istirahat dulu" kata dito melihat kondisiku yang masih lemah
"ya, kau benar" yani setuju dengan ucapan pacarnya
"aku akan menemanimu" lain halnya dengan Doel. Sedari tadi tangannya tidak melepaskan genggamannya
"baiklah" yani dan dito keluar dari kamar. Aku tahu, kecelakaan ini seharusnya tidak terjadi. Hari ini adalah anniversary Yani dan dito. Aku mengacaukan semuanya
Suasana menjadi canggung. Aku teringat dengan nafas buatan yang diberikan doel padaku. Jantungku berdetak kencang mengingat hal itu
"hmm... Ruby, maaf. Aku tadi sudah lancang" kata doel dengan raut wajah bersalah