Vote
Happy Reading📚📚
"Sayang!! Kamu mau ke mana?!!"
"Lo jangan manja!!"
"Mau ke mana?!!!"
"Toilet!"
Dito meninggalkan Maya yang duduk di sisi meja caffe. Maya menatap punggung Dito yang menghilang dari penglihatannya.
"Gue gak bakal lepasin lo!! Setelah sekian lama gue nunggu, lo berlutut sama gue!!"
"Hallo...?" Maya menelfon seseorang yang entah siapa itu
"..."
"Singkirin dia!! Jangan sampe Dito malah nempel sama cewek gatel itu!!"
"..."
"Lo mau nyingkirin siapa?! Ayu?" Tanya Dito tiba-tiba
"Gue hubungin nanti" ucap Maya lalu memutus sambungan telfon
"Gue gak ngomongin Ayu kok" bantah Maya terbata-bata
"Cih! Lo kira gue gak tau!! Ayu itu... Dia cuma gue anggep adek gue sendiri!"
"Gak mungkin! Kalo cewe sama cowo deketan terus itu pasti ada apa-apanya. Lo itu harus komitmen sama hubungan kita!"
"Sikap tempramen lo...!! Itu buat gue muak!!"
Dito keluar dari caffe. Hubungan Dito dan Ayu sebenarnya hanya sebatas temen. Ayu merupakan adik tingkatnya di kampus. Ya, saat ini Ayu masih menyelesaikan Study-nya di kampus. Akhir-akhir ini, ia memang dekat dengan Dito. Hal itu membuat Maya kalap. Ia benci ketika gadis lain dekat dengan tunangannya, sekalipun itu hanya pertemanan biasa.
°°°
"Huhh, Capek ya..?" keluh Yani saat tiba di bandara internasional Soekarno-Hatta
"Nggak. Malah abang semangat" Andre menyunggingkan senyuman bahagia saat tiba di Jakarta. Lain halnya dengan Yani
"kangen sama Kak sarah kan?" tebak Yani
"Nanti kenalin mama dong, sama Sarah" pinta Risma yang menggendong Alvin dipelukannya
"Iya mah" ucap Andre "Oh, ya. Nona Christi? Bagaimana perasaanmu saat ini?" tanya Andre pada yani
"Hus! Jangan pancing adek kamu dong" lerai Risma melihat Raut wajah Yani kian murung
Andre tertawa pelan mendengar ucapan Ibunya "Hei, ayolah. Nona Christi, jangan sedih" ucap Andre berusaha menenangkan Yani
"Jangan manggil 'Nona Christi' dong" pinta Yani manyun megerucutkan bibirnya
"Haha! Iya iya 'Mbak Yani'. Kita balik sekarang?"
Yani mengangguk mengiyakan.
Risma dan Andre ikut menemani Yani pulang ke jakarta karena mereka yakin sekali kalau Yani tidak setegar kelihatannya. Sedangkan Andre, ia curi-curi mau ketemuan sama sang pujaan hati. Wahyu tinggal karena harus tetap bekerja menyelesaikan beberapa proyek di Jerman bersama Tn. Richard, Ayahnya Justin.
|•••|
"Mau pesen apa??"
"Hehe, gak. Yani lagi diet"
"Ya udah. Gue kira lo masih inget sama martabak" kata Andre memancing Yani
"Martabak??" yani menimbang-nimbang, bagaimanapun martabak adalah makanan favoritnya. Mungkin ini turunan dari Farah, karena dulu Farah sangat menyukai Martabak saat mengandung Yani dalan perutnya "Iya, Yani mauu!!" kata Yani bersemangat
"Ok, Gua keluar dulu" Kata Andre meninggalkan Yani yang menonton acara televisi
"Hati-Hati!!!" Teriak Yani
•••
"Mah, aku bawa Alvin jalan ya??"
"Tapi... Gak papa?"
"Gak kok. Yani kan pengen bawa Alvin keliling jakarta"
"Kita ke monas ya" ucap Yani pada Alvin."Iya, deh. Hati-hati ya..."
Yani mengambil Alvin dan digendongnya menuju mobil. Pagi itu hari cerah, membuat Yani sangat bersemangat. Bagai daun yang hampir gugur, Yani mekar kembali dengan Hadirnya Alvin Jack Marchell. Ia begitu dekat dengan adik kecilnya. Mobil bergerak menuju Monas, kota tua, Taman. Sampai mobil Yani bergerak entah kemana
"Astaga!! Kok kaya Hutan gini? Aduh!!" Yani turun dari mobil melihat sekeliling
Mata Yani menangkap Sebuah gedung tua yang hampir di tutupi dedaunan yang merayap di dinding gedung tua itu. Yani kembali menangkap sosok Perempuan pada lubang jendela yang cukup lebar
"Hmm... Itu apaan?!!!" Gumam Yani gemetar melihat sosok perempuan berambut hitam panjang dan berjubah putih. You know sosok ini apa??😅
Yani segera masuk ke mobil dan melihat Alvin tidur dengan tenang. Ia menyalakan mobil itu dengan gegabah. Namun sialnya, bahan bakar mobil itu habis. Mogok!
Ya ampun!!! Apa lagi ini!!!
Yani kembali melirik gedung tua itu, sosok yang Yani lihat tadi hilang. Tapi rasa takutnya memuncak. Ia merogoh saku dan mengambil handphone dan menekan nomer Andre
"nomor yang anda tuju sedang sibuk. Cobalah beberapa saat lagi"
"sial!!!" Yani menangkup wajahnya di setir mobil ditumpu oleh punggung telapak tangannya
Ini hampir sore, Risma pasti sangat khawatir. Harusnya Yani tidak mengajak Alvin dan membuat ibunya Cemas.
Yani melihat ke gedung tua itu lagi, memastikan sosok yang ia lihat tadi benar-benar hilang. Namun, sialnya Sosok itu sepertinya mengamati Yani. Bulu kuduk yani benar-benar merinding. Sosok itu seperti enggan pergi, dia terus menatap Mobil Yani, lebih tepatnya menatap Yani. Sorot mata sosok itu membuat Yani hampir pingsan. Ketakukannya melebihi tingkat seharusnya. Mungkin sebentar lagi, ia akan terkena serangan jantung.
Yani menangis kecil agar Alvin tidak terganggu Tidurnya. Suasana mencekam, angin dingin merambat kulit Yani membuat perempuan itu ketakutan. Akan turun hujan. Mendung menghiasi langit yang tadinya biru cerah.To be continued
Horor dikit, gak papa kan??😅
Btw, aku nulisnya merinding loh😂
(gak ada yang nanya note ini😑)
Hihi!👻Thanks for read and vote😽
