"Gue kesel banget, by" ketus Yani, ia sebelumnya menelfon Ruby untuk mendatanginya"Kalo gini gue gak mau punya abang kek dia! Aargh, kenapa sih papa mau nikah?!!" sambungnya dengan kesal
"jadi lo gak setuju sama pernikahan om Wahyu?" tanya Ruby
Yani menghela nafasnya kasar, menatap langit-langit kamarnya "Gue sebenernya gak suka sama Andre, sama tante Risma sih gue gak ada masalah. Malah dia baik banget sama gue" jelasnya
"udah lo setuju aja. Andre juga baik kok" Ujar Ruby
"Hahh!! Gue gak percaya! Dia jutek banget sama gue" Yani mencebik kesal
"Serius. Tadi gue baru dateng..."
Flashback...
"assalamualaikum" salam Ruby"Waalaikumsalam. Siapa ya?" tanya andre
"gue Ruby, temennya Yani. Kamu Andre?" tanya balik ruby
"Iya, hmm aku panggilin Yani dulu" ucap Andre yang akan beranjak dari pijakannya
"Gak usah. Yani bilang langsung ke kamarnya aja" Andre berbalik mendengar kalimat Ruby
"Ooh iya. Masuk aja" Andre tersenyum padanya
"Iya" Ruby masuk
End flashback..."Serius? Ah, pasti dia cuman modusin lo doang" pikir Yani
"gak, tatapannya beda. Keknya gue gak setuju kalo lo bilang Andre itu jutek" Ucap Ruby
"Ya,ya, ya. Up to you" ucap Yani lalu berbaring dikasurnya
"Kapan pernikahannya?" tanya Ruby ikutan berbaring
"Papa bilang sih secepatnya. Kurang lebih 2 minggu lagi" Yani memasang wajah memelas
"Jangan gitu dong. Muka lo kalo ditekuk gitu ntar cepet tua loh" ucap Ruby melihat wajah Yani kusut "santai aja kali" sambungnya
"gue gak ngerasa di rumah tau gak! Cowok gila itu bener-bener bikin suasana rumah gak nyaman" Yani mendengus kesal
"Cowok gila yang lo bilang itu yang bakal jadi abang lo. Jangan gitu ah"
Yani menghela nafas dengan kesal, ia tak menanggapi ucapan Ruby
Timeskip
"Selesai Pernikahan"
"Kamu panggilin Kakak kamu gih, Foto keluarga dulu gitu" Ucap Risma dengan lembut
Yani menatap mata wahyu terlebih dahulu, namun wahyu menatap tajam ke yani. Hal ini membuatnya bergidik "I..iya mah" Yani berjalan menuju kamar Andre
Wahyu mengetahui kalau Yani sebetulnya tidak menyetujui pernikahan dirinya dengan Risma. Karena seminggu sebelum pernikahan Yani memberanikan diri membuka suara. Ia mengatakan tidak menyetujui pernikahan ayahnya. Namun Wahyu tetap pada keputusannya.
"Woy!! Tante Risma manggil tuh!" Ucap Yani seraya menggedor pintu dengan keras namun lambat. Ia belum terbiasa memanggil Risma dengan sebutan "Mama"
Andre membuka pintu, ia menatap Yani tajam "Gue punya nama!!" Ucapnya lalu pergi meninggalkan Yani
Yani mendengus kesal "Sial!!"
"loh mana Yani?" tanya Risma pada andre
"Yani di sini mah" ucap yani yang baru muncul dengan wajah yang sama sekali tidak tersenyum
"Ya udah, kita foto dulu" Ucap Wahyu
"Iya" ucap Risma bersemangat. Berbeda dengan putra putri mereka
"Harus ya pa?" bisik Yani di samping wahyu
"kau cobalah tersenyum" ucap Wahyu sedikit lembut. Yani tersenyum dengan paksa
Sesudah Mereka berbaris dengan rapi, seorang fotografer menangkap moment tersebut dalam sebuah lembaran. Dalam foto andre dan yani tidak menampakkan sisi bahagia mereka. Berbeda dengan Risma dan wahyu.
Para tamu bertepuk tangan melihat keluarga baru itu. Malam itu seakan merubah hidup yani, sebelum ini hanya anak tunggal dari penguasa besar tapi kini ia memiliki seorang kakak lelaki dan ibu. Ia belum terbiasa.
"Tuh, liat Yani" ucap Dito pada Ruby dan Doel
"Yani, yani. Udah dibilangin gak usah ditekuk tuh muka" ucap Ruby berkomentar
"Mukanya jadi lucu gitu" Doel sedikit tertawa, namun Dito berdehem mengakhiri tawa doel
"Selamet ya" Ucap Doel ketika Yani menghampiri mereka
"Argh!! Lo tega banget" yani cemberut
"uhh, Yani" Ruby mencubit kedua pipi yani, sehingga Yani meringis kesakitan
"aduh! Aduh! Ruby!!" tangan Yani berupaya melepas cubitan tersebut
Ruby, doel, dito tertawa melihat Yani cemberut "Udah, gendut. Kamu jalanin aja. Mungkin perkiraan kamu salah tentang andre" nasihat Dito
"Iya, semoga aja" yani memelas
"Orang tua lo kapan datengnya,to?" tanya doel
"besok" singkat dito lalu menyeruput minuman yang sedari tadi ditangannya
"Wah! Keknya bakal ada pernikahan lagi abis ini" ucap Ruby, membuat dito tersedak
"Ruby" sahut Yani salah tingkah
"bener dong. Tinggal ketemuan keluarga, minta restu. Nikah deh" ucap Doel
"lo bener, doel" ucap Dito membuat pipi yani memerah sempurna seperti kepiting rebus
"Cie, pipinya merah" ucap Ruby heboh
Yani tersenyum kecut "ih apaan sih? Gak merah kok"
"alah, mau boong lagi. Gak bakal mempan" timpal Doel
"secepetnya aja yan" timpal dito
Yani menetralkan nafasnya "Selasai kuliah aja" ucapnya
"kelamaan" ucap Doel dilanjutkan tawa ruby dan dito
Tbc*