Yani memandang pria yang duduk dengan dihadapannya dengan senyuman penuh harap.
"Enak?" tanya Yani saat pria itu memasukkan sesendok sup buatannya.
"Hoho, enakan masakan gue" seru Haris di sebelah Dito
"Issh" desis Yani menatap tajam ke Haris
"Lumayan" ucap Dito setelah menelan makanannya
Yani menatap Dito dengan tatapan tak percaya, bibirnya mengembang lebar.
"Enak? Yes!" seru Yani senang
"Bang Dito bilang 'lumayan', bukan enak" ucap Haris menyela
"Lo gangguin orang aja, masuk kamar sana!" usir Billa yang juga duduk di antara mereka
Haris membuka mulut, ingin membalas ucapan kakaknya. Namun terhenti karena Andre terlebih dulu menengahi.
"jangan berantem dong, ini sukur-sukur Yani masaknya enak. Yaudah makan" ucap Andre menengahi
"lo pake apaan, yan? Kok bisa enak gini?" tanya Billa
Yani nyengir tak berdosa, "Gue cari google lah"
"Bagus, bagus. Enak nih" ucap Dito sambil mengunyah, mengacungkan jempol kirinya.
"Eh, ngomong-ngomong kak Sarah gak lo ajak sini?" tanya Haris pada Andre
"Dia lagi sibuk sama butiknya." sahut Andre
"Yah, gak seru deh" ucap Haris memelas
"Emangnya kenapa?" tanya Yani mengerutkan keningnya
Haris tersenyum lebar "Mau nanya doang sama kak Sarah"
"Nanya apaan?" tanya Andre
"Dia tuh suka sama karyawan di butiknya Sarah" Jawab Billa santai
"Siapa, ris?" tanya Andre
"Hm" dehem Haris sebelum menjawab, "Sheila"
"Sheila?" guman Andre
"Lo gak ngejer Flo lagi?" tanya Yani
"Flo dingin banget, capek gue" jawab Haris enteng
Billa hanya geleng kepala menanggapi adiknya
❄❄
"Lo mau bawa gue ke mana?" tanya Yani menatap keluar jendela mobil
Alis Dito bertaut, Lo-Gue? Sejak kapan?
"Aku mau bawa kamu ke suatu tempat" ucap Dito mengabaikan pertanyaan dalam benaknya
Yani mengangkat tangan dan menatap jam di sana. Pukul sembilan kurang.
"Ini udah malem" jutek Yani menyahut
"Kamu kenapa? Kok kayanya gak suka gitu?" tanya Dito
"Gak papa!" ketus Yani
Dito mengangguk-ngangguk, "Kamu tersinggung sama pembicaraan tadi?" tanya Dito hati-hati
"Itu lo tau!" sahut Yani dengan nada ketusnya
Mobil Dito berhenti di lampu merah. Kepala Dito berputar sembilan puluh derajat-menatap Yani yang tidak menatapnya sama sekali.
"maaf, gue gak sengaja bongkar kelakuan lo depan mereka" ucap Dito
Tangan Yani terlipat di depan dada. Ia masih kesal dengan Dito. Sungguh!.
"Gue turun sini aja!" ucap Yani tiba-tiba
Dito menghela napas, ia menatap lampu merah. Hanya tinggal dua belas detik lagi.