Vote
Happy Reading📚“Jarak diciptakan untuk memberi ruang pada rindu”
Aryani salsabiela & Dito prayuda💏...
Suasana yang sama sekali tidak diinginkan Yani. Terlebih lagi Sosok perempuan berambut panjang yang berdiri tidak jauh dari mobil Yani. Gedung itu hanya sekitar 5 meter dari mobil yani. Hpnya juga sudah mati, low.
Tok...tok...tok....
Ketukan di kaca mobil Yani, membuat Yani ketakutan. Ia tidak berani menatap ke luar, ia masih menangkup wajahnya dengan telapak tangannya. Apa mungkin sosok perempuan itu yang...?
Tok...tok...tok...
Yani mengumpulkan seluruh keberaniannya melihat siapa yang mengetuk kaca mobilnya
Apa itu manusia atau hantu???
Di lihatnya perlahan. Ternyata seorang lelaki berjas kantor, rapi. Seperti pulang dari kantor.
Yani segera keluar mobil dan memeluk lelaki itu. Karena ia bersyukur masih diberi kesempatan hidup, ia tidak tahu kalau lelaki ini tidak datang, Yani pasti akan ikutan menjadi sosok yang berada di gedung tua itu😂
Yani menangis sekencang-kencangnya, melampiaskan ketakutannya dalam bentuk tangisan. Lelaki itu mengusap punggung Yani pelan
“Tenanglah...” kata lelaki itu
“Aku takut! Aku takut!!!” Yani kembali menangis, dalam dekapan lelaki yang tidak ia kenal.
Oek... Oek... Oek..oekkk
Alvin terkejut mendengar suar tangisan Yani yang sangat keras. Alvin menangis di dalam mobil
“Alvin...” gumam Yani mengabil Alvin dalam gendongannya. Tangisan Alvin beragsur tenang.
“tenang sayang...” gumam Yani pada Alvin
Entah kenapa mata Yani kembali melihat ke gedung tua, ia tidak lagi melihat sosok perempuan berambut panjang tadi. Yani meghela nafas tenang. Ia menenangkan Alvin dalam dekapannya, tanpa melihat lelaki di hadapannya saat ini. Yani memang tidak ada niat memeluk lelaki tadi. Ia hanya kelepasan
Lelaki ini tampak terusik melihat Yani bersama bayi yang tampak dekat. Sorot mata tajam lelaki ini menatap Yani yang tidak melihatnya sama sekali. Ada rasa sedih menyelusup di hati lelaki ini melihat Yani bersama Alvin
“Apa dia putramu?” lelaki itu memberanikan diri menanyakan hal itu, rasa penasarannya lebih besar
“uh” Yani mendonggakkan kepalanya, ia begitu terkejut. Lebih terkejut melihat lelaki ini daripada sosok perempuan di gedung tadi “Di...dito” nafas Yani tidak karuan, jantungnya serasa mau copot. Ada rindu yang terpendam di dasar hatinya. Namun rasa benci, pada Ayahnya yang membunuh ibunya, Farah. Menutup rindu yang terpendam.
“Apa dia putramu? Di mana suamimu?” tanya Dito datar tanpa ekspresi
Yani tanpa sengaja melirik jari manis Dito sebelah kiri, ada cincin. Apa cincin tunangan??
“Iya. Suamiku, dia berada di Jerman” ucap Yani terpaksa menyelipkan sesak didadanya
“Siapa nama suamimu?”
Yani mengerutkan keningnya “Justin...” gumam Yani. Dari deretan teman sekampusnya, mulut Yani mengatakan 'Justin' tanpa perintah. Bagaimana jika Justin dan pacarnya mengetahui hal ini?? Pasti Jessica akan membunuh Yani. Bego banget gue!!! Gumam Yani dalam hatinya.
“Ooh. Apa mobilmu mogok?” Yani menganggukkan kepala pelan “Baiklah, akanku antar” tawar Dito
“eung... Tidak usah” tolak Yani
“apa kau mau bermalam di gedung tua itu? Oh, di sana terdengar angker” Ucap Dito, membuat Yani merinding
“Ok, gue ikut” Yani menurut.
“andai aja, lo gak ninggalin gue dan gak nikah sama cowok yang namanya Justin itu. Aku kangen kamu, Yan”
Mobil Dito bergerak, berjalan mulus di aspal. Rasa canggung menyerap kedua hati yang terpisah dan bertemu disaat yang tidak menyenangkan. Hujan mulai turun dengan deras, membasahi bumi. Membuat suasana romantis antara dua insan yang terpisah, menolak perasaan yang masih terpendam. Namun keduanya mencoba bertahan untuk tidak saling bertukar cinta.
“Maaf, tadi gue gak sengaja meluk lo” ucap Yani memecah keheningan
“iya, gak papa kok” gumam Dito
“aku bahkan ingin kau lebih lama dalam dekapanku”
“Apa nama putramu, Alvin?”
“Ya, Dia tampan. Sama seperti ayahnya” ucap Yani “sama seperti ayahku” bisik Yani dalam hatinya
“kenapa dia tidak ikut ke jakarta?” tanya Dito
“hmm... Dia (ayahku) sibuk dengan pekerjaannya. Aku sangat merindukannya” ujar yani dalam hati menyebutkan 'Ayahnya'
“Oo”
“Apa kau sudah tunangan? Itu” yani menunjuk pada jari manis dito yang terbalut cincin perak
“Oh, ini? Ya, aku sudah tunangan dengan Maya” ucap Dito menyembunyikan pedih
Dua hati yang bersinggungan. Dua hati yang menyembunyikan rasa cinta yang sejak lama di kubur. Namun kali ini seakan menobrak paksa. Menyeru bertukar kata-kata cinta. Namun tertahan karena sebuah kebohongan dan satu fakta yang belun diketahui Dito. Bahwasanya Bimo, ayahnya dahulu membunuh Farah, ibu Yani. Fakta itu membuat Yani marah, marah sekali!
•••
Yani segera keluar dari mobil dito. Dito sudah mengatakan kalau besok pagi mobil Yani bisa di bawa pulang, oleh petugas mobil derek.
Kecemasan yang Yani bayangkan itu benar. Risma sangat mencemaskan Alvin yang seharian tidak pulang. Yani pasrah jika Risma akan memarahinya habis-habisan, Toh juga salahnya Yani. Namun tak disangka logika Yani, kalau Risma ibu tirinya ini juga mencemaskan dirinya dan tidak memarahinya, ehm.. Hanya sedikit menyeramahi dan memberi nasehat untuk Yani agar selalu berhati-hati.
Yani tidak mengatakan lelaki yang mengantarnya pulang. Ia takut kalau Risma semakin khawatir, akan lebih baik bila curhat dengan Andre. Tapi tu anak mana? Udah malem gini belum pulang😅
°°°
To Be Continued
Finaly dua hati terpisah bertemu...
Tapi kok sangkutin Justin😢
Aduhaii.... aku sedih, kedua insan ini gak bisa ungkapin rindunya.
Tahan dikit ya...?🙌Sekian tulisan tak bermakna ini🙍
Thanks for read and vote❤