Selamat membaca
"Maaf, Dito gak bisa" lirih Dito segera keluar
Degh!!
Serasa dihantam beton, dada Yani sangat sesak. Sekarang Yani sangat yakin, ini semua ada kaitannya dengan Ayu.
"Maaf, Yani keluar sebentar"
Yani keluar mengejar Dito. Air matanya tak bisa ditahan, senyum yabg tadinya terus berkembang kini hilang.
"Dito..." panggil Yani
"Dito!" panggilnya lagi
Akhirnya Dito berhenti, Yani sekarang tepat dihadapannya
"Dito! Kamu marah? Kau gak setuju keluarga kita jodohin kita?" tanya Yani
Dito menggeleng
"Kamu marah?"
"Gak"
"Kamu kenapa?"
"gue gak papa"
Dito menarik tangan Yani ,dan membawanya ke suatu tempat
"Kita mau ke mana?"
Dito tak menjawab, masih sibuk dengan pikirannya.
"Masuk" suruh Dito
Yani menatap kamar rawat di depannya. Siapa di dalam? Pikir Yani
"lo gak mau? Ya udah gue duluan"
Dito masuk meninggalkan Yani di pijakannya
"Masuk gak ya?" gumam Yani
Akhirnya Yani masuk kamar rawat ini. Sesaat Yani mematung, ia tak percaya dengan apa yang ia lihat.
"YANII!!!" teriak Ruby senang
"Ru...ruby?"
"Selamet yaaa!!!" ucap ruby terbaring di kasur
"Kamu udah lahiran?" tanya Yani melihat perut Ruby yang rata
"Iya, nih anaknya" tunjuk Ruby
Yani mendekati bayi perempuan yang tidur dengan tenang di samping Ruby
"Ya Tuhan, ini lucu banget. Siapa namanya?" tanya Yani
"Annisa Fazrian" ucap doel
"Kamu mau?" goda Dito tiba-tiba
"A..apaan sih" ucap Yani salah tingkah
"Selamat buat kalian. Pasti bakal seru nih, ntar anak-anak kita dijodohin ya" ucap Doel
"Jodohin? Emang sekarang Yani hamil?" tanya Ruby polos
"Yaelah, sayang. Mereka kan bentar lagi nikah. Ntar Yani hamil, brojol deh. Nah, kita jodohin mereka" ujar Doel
"Kalo anaknya cewek juga gimana?" tanya lagi Ruby
"Kamu aja yang lahirin anak cowok" ucap doel
"Kalo dapet anak cewek lagi?"
"lo berdua bisa diem gak?" tanya doel tak bisa menahan senyum dibibirnya
"Hehe..." cengir Ruby
"jadi kapan kalian nikahnya?" tanya Doel
"Belum tahu" ucap Dito
"Secepatnya" ucap Yani
"Aduh! Gak sabar ya, yan?" ucap Dol