“Dito! Kamu di mana?” tanya Yani pada seorang pria di seberang telepon
“Aku di kantor”
Yani memanyunkan bibirnya, “Ya udah, jangan lupa nanti malam ke sini. Aku masak spesial buat kamu” ucap Yani menyunggingkan senyum bahagia
“Masak? Iya, nanti aku ke sana”
“Oke. See you”
“See you”
Beep...
Yani menutup teleponnya. Ia menghela nafas lega. Di tatapnya satu persatu bahan makanan di hadapannya ini.
“Ini mau buat apaan?” gumam Yani
“Billa mana lagi nih? Gue mana ngerti!”
“Semua kan udah di potong. Rebus doang kali ya?”
“Ah, masuk-masukin aja deh!”
Yani mulai memasukkan segala macam bahan makanan, rempah, daging ke dalam satu panci yang berisi air mendidih.
“Ayam sama ikan juga”
“Oke, selesai. Tinggal tunggu beberapa menit, hingga mendidih”
Billa keluar dari toilet, memandang meja yang sudah kosong, bersih.
“Yan, lo apain bahan gue?” tanya Billa mendekati panci
“Gue rebus semua” sahut Yani tanpa merasa berdosa
“Astagfirullahal azim! Itu bukan untuk lo belajar masak! Itu untuk kita sarapan! Siapa sih yang nyuruh lo ke dapur” omel Billa sebal
“kan lo yang iyain tadi. Ya udah gue ikut lo ke dapur” jawab Yani berani
“Terus lo mau makan apaan?” tanya Billa
“Tuh” tunjuk Yani pada panci yang bertengger di atas kompor
“Lo mau bunuh kita semua!” geram Billa
“Bunuh apaan sih? Gue gak nambahin racun kali” bantah Yani
“Nyicip masakan lo itu udah bikin mual, apa lagi makan masakan lo. Bisa bikin orang keracunan!”
“enak aja!” ucap Yani meninggikan volume suaranya
“Eh, ini apa-apaan sih!” lerai Haris menghampiri dua gadis yang beradu mulut
“tuh kakak lo! Galak banget!”
“Emang dia galak” sahut Haris enteng
“Lo belain Yani! Awas lo, nanti gue suruh mama masukin lo ke pesantren! Biar lo di ajarin sopan-santun!” ancam Billa menunjuk-nunjuk Haris
“Apaan! Kok gitu sih! Gak asik!” ucap Haris berniat berbalik badan meinggalkan dua gadis yang susah di lerai
“Gue gak main-main!” ancam Billa lagi
“boleh juga lo masukin gue ke sana. Siapa tahu ada cewek berhijab, cantik yang jadi jodoh gue” ucap Haris tersenyum santai, kemudian melanjutkan langkahnya
“Iiih! Ngarep lo” Umpat Billa
“Lo pesen makanan di restoran!” suruh Billa pada Yani
“Restoran? Gak mau masak lagi?” tanya Yani
“capek!” sahut Billa
Yani mengambil ponsel dari saku celananya. Menelfon salah satu karyawan restoran jepang yang ia kenal.
❄
“Maaf, mbak tidak bisa masuk, di dalam sedang ada meeting” ucap seorang perempuan dengan rambut disanggul dan kaca matanya. Ia ialah sekretaris Dito yang bernama Resti