Dua minggu berjalan, (namakamu) sudah mulai bisa melupakan sedikit demi sedikit bayangan tentang rio.
(Namakamu) juga sudah membakar semua foto kebersamaannya bersama rio, jika ia terus menyimpan kenangan itu bisa saja (namakamu) tidak akan bisa melupakan laki-laki itu. Tidak! Jangan percaya itu, itu hanya kebohongan yang (namakamu) sembunyikan.Hari ini (namakamu) baru saja keluar dari supermarket yang tidak jauh dari apartementnya, ia hanya membeli beberapa kebutuhan lainnya. (Namakamu) melangkah keluar sambil disibukkan melihat barang-barang yang sudah ia beli, mengecheck kembali apakah ada yang ketinggalan atau tidak.
Pandangan (namakamu) tertuju pada perempuan paruh baya yang sedang sibuk membereskan buah yang terjatuh karena tas plastik untuk mengisi buah itu sobek. Segeralah (namakamu) mendekat pada perempuan paruh baya itu dan mengumpulkan beberapa buah yang menggelinding.
Setelah itu (namakamu) meletakkan buah itu pada tas plastik miliknya.
"astaga, maaf sudah merepotkan" ujar perempuan paruh baya itu.
"nggak kok tante."
Setelah membereskan semuanya (namakamu) tersenyum pada perempuam paruh baya yang berdiri dihadapannya. Buah yang dibeli perempuan itu di simpan di kantong plastik milik (Namakamu).
"buahnya pindahin di sini aja"
"aah nggak usah, biar saya yang bantu. Tante mau kemana?" tanya (namakamu).
"tante mau pulang ke rumah" balas perempuan itu.
"biar saya yang bawa ini ke rumah tante."
"aah jadi repot nih"
"nggakpapa"
(Namakamu) dan perempuan paruh baya itu segera masuk kedalam taksi menuju rumah yang dituju.
Sampai dirumah milik perempuan itu, (namakamu) mengikut sang tuan rumah menuju dapur. Buah yang berada di kantong plastik segera di keluarkan.
"kamu baik sekali, makasih sudah tolongin tante. Jadi repot" ujar perempuan itu.
"ah nggakpapa tante." balas (namakamu) terkekeh.
Perempuan itu tersenyum mendengar ucapan (namakamu).
"siapa nama kamu?"
"(namakamu)"
"nama yang cantik, kamu nggak kuliah? Atau..."
"saya istrahat kuliah" jawab (namakamu) cepat.
"aah seperti itu"
Pintu utama terbuka memperlihatkan laki-laki bertubuh tinggi muncul dibalik pintu. (Namakamu) membulatkan matanya saat laki-laki itu menghampiri mereka berdua didapur.
"kamu datang" ucao perempuan itu.
(Namakamu) membisu, laki-laki itu menautkan alisnya menatap (namakamu).
"Lo?" ujar laki-laki itu.
"kamu kenal dia?" perempuan paruh baya itu menatap mereka berdua secara bergantian.
"aah tante, (namakamu) pulang dulu. Sampai jumpa" sahut (namakamu) kemudian mengambil barangnya dan pergi.
Laki-laki itu segera mengejar (namakamu) dan tepat diteras rumah ia berhasil menghentikan langkah (namakamu).
"ngapain lo disini?" ujarnya.
(namakamu) menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu menatap iqbaal tanpa berbicara.
"gue tanya kenapa lo disini?"
"bukan apa-apa" balas (namakamu) hendak pergi namun tetap di halangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetap Bersama Ku [COMPLETED]
General FictionJangan pergi dan tetap disini -Iqbaal