12. Hari H

2.6K 267 0
                                    

sengaja di percepat... bagian ini tidak ada hubungannya dengan part sebelah. intinya setiap kalian baca di beberapa part dengan alur yg beda berarti itu tidak ada sangkut pautnya dengan part yg di up sebelumnya. btw, thanks buat 1,11rb pembaca !!

**
(namakamu) tersenyum pada setiap tamu undangan yang datang begitupula iqbaal yang selalu menebarkan senyumannya, kejadian ini mengingatnya pada masa lalu. Tapi iqbaal segera menepis masa lali pahit itu dan mencoba yang terbaik lagi.

Semua orang mengetahui ini adalah acara pernikahan seperti biasanya tapi bagi iqbaal dan (namakamu) ini hanya pura-pura.

Acara demi acara telah dilewati dengan baik dan lancar hingga akhirnya di penghujung acara, para tamu dan undangan segera mendekat ke arah pelaminan untuk berjabatan tangan.

"akhirnya temen gue nikah juga!" senang melanie.

"apaan sih" (namakamu) terkekeh.

"Happy wedding yah, smoga dapat anak sebelas"

"lo kira pemain sepak bola?" balas (namakamu).

"Amit-amit gue punya sebelas anak, mati ditempat gue. Jangan kan itu gue aja nggak cinta sama cowok ini"

Seperti biasa (namakamu) selalu beradu dengan batinnya.

Iqbaal tersenyum tipis pada vina dan juga rio yang datang. (Namakamu) menyadari kedatangan mereka, vina berjabatan tangan dengan iqbaal kemudian dirinya.

"Happy wedding" sahut vina tersenyum paksa.

"thanks" balas iqbaal diakhiri smirk darinya.

Rio menatap (namakamu) begitu dalam, memakai pakaian seperti ini membuat perempuan itu tampak sangat cantik.

"Happy wedding" ucap rio yang mengulurkan tangannya didepan (namakamu).

Tanpa rasa gemetar (namakamu) langsung menerima uluran tangan itu tidak lupa satu senyuman yang tulus darinya untuk rio.

"makasih"

rio menarik kembali tangannya dan segera pergi bersama dengan vina. melihat itu (namakamu) hanya menghela napas pelan, lagipula ia tidak perduli lagi.

setelah acara yang berlangsung selama tiga jam lebih, iqbaal sampai dirumah yang sudah dibelinya untuk tinggal bersama (namakamu) dan ingat ini hanya pura-pura. mereka sangat hebat berlakon layaknya suami dan istri.

(namakamu) memperhatikan setiap sudut ruangan yang lumayan luas dan besar ini, rumah ini seakan rumah impian baginya. semuanya berwarna putih, mulai dari dinding dan benda mati lainnya. iqbaal menggeleng melihat reaksi (namakamu) yang ia anggap begitu kampungan melihat rumah. iqbaal segera melangkah kearah tangga dimana kamar yang akan ia tempati itu terletak dilantai dua.

berbeda dengan (namakamu) yang masih menganga melihat setiap ruangan, ia mulai menjelajahi dapur kemudian masuk dalam kamar mandi yang berada dilantai bawah, ruangan yang tampaknya seperti ruang musik membuat (namakamu) semakin tidak bisa berkata lagi.

"ini masih rumah apa istana? keren sih ini" puji (namakamu) masih melihat-lihat.

rumah ini mempunyai halaman belakang dimana ada kolam berenang dan tempat santai lainnya.
sampai pada saat iqbaal turun lagi ia melihat (namakamu) yang masih memperhatikan seluruh ruangan.

"ganti baju sana, aah lebih baik lo mandi bau!" ujar iqbaal.

"lo yakin mau tinggal disini? rumah ini udah perfect banget gila"

"nggak usah kampungan, sana mandi!"

"siapa lo ngatur-ngatur gue!"

"Suami pura-pura lo"

Tetap Bersama Ku [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang