Iqbaal menuruni anak tangga dan melihat (namakamu) yang sedang sibuk memasak.
"Gue pergi"
"Kemana?" (Namakamu).
"Bukan urusan lo."
"Pagi-pagi udah pergi aja"
"Ini udah siang, lo masak yah masak aja"
Iqbaal kembali melanjutkan langkahnya.
Hari ini ia bertemu dengan vina ditempat saat ia menyatakan cinta pada vina.Ia juga tidak tahu apa yang akan vina katakan nanti, ia harap bukan hal yang aneh.
Vina tersenyum pada iqbaal yang datang menghampirinya.
"Mau ngomong apa?"
"To the point banget lo. Duduk aja dulu"
Iqbaal menurut dan duduk berhadapan dengan vina.
"Kayaknya kita berdua bisa lanjut buat hubungan teman. Aah, dua minggu depan gue mau ajak lo ke birtdhay party gue, datang yah"
"Cuma itu?" Iqbaal.
"Apanya?"
"Buang waktu. Lebih baik kasih tahu di chat dibanding ketemu"
"Gue cuma mau lihat lo aja."
"Sebenarnya yang gagal move on siapa sih? Lo atau gue?"
Vina terdiam.
"Lo udah nikah vin, seharusnya lo jaga sikap lo"
"Tapi kita teman baal"
"Teman?"
"Mau lo apa kalau bukan teman?"
"Istri... Tapi itu udah berlalu"
"Iqbaal!"
Bentak vina saat iqbaal bangkit berdiri.
"Apa?" Jawab iqbaal dingin.
Vina menghampiri iqbaal dan menatap mata dingin laki-laki itu.
"Gue gagal move on dan lo memang bener. Gue nggak bisa lupain lo. Mari jalin hubungan lagi"
Iqbaal menelan ludahnya menatap vina yang benar-benar tulus berkata.
"Waktu adalah jawaban gue" iqbaal.
Saat iqbaal hendak pergi vina dengan cepat memeluk iqbaal erat dari belakang.
"Jangan pergi" pinta vina.
"Vin..."
"Please..."
Iqbaal menghela napas berat kemudian melepas perlahan tangan vina dan berbalik menatap vina.
"Hati-hati dijalan" iqbaal.
"Iqbaal...!"
Laki-laki itu tidak berhenti melainkan terus melangkah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetap Bersama Ku [COMPLETED]
General FictionJangan pergi dan tetap disini -Iqbaal