Sudah satu minggu (namakamu) dan iqbaal tidak saling menegur, mereka meyembunyikan masalah mereka dari shena.
Sampai sekarang shena tidak tahu apa yang terjadi diantara ayah dan ibunya itu.Suasana rumah mereka sunyi karna shena sedang berada di rumah ibu (namakamu).
Iqbaal menuruni anak tangga tanpa melirik (namakamu) yang sedang sibuk di dapur.
Laki-laki itu mengambil kunci mobil dan pergi tanpa bilang apapun pada (namakamu).(Namakamu) hanya bisa menghela napas berat, seharusnya hal ini tidak terjadi diantara mereka berdua. Suara mesin mobil terdengar di telinga (namakamu), bahkan untuk pergi pun tidak pamit padanya.
Semarah itu kah iqbaal? Apa salahnya jika ia berteman dengan samuel? Begitu takutnyakah iqbaal?
"Aa!"
Jari telunjuk (namakamu) mengeluarkan cairan darah segar, saking tidak fokus (namakamu) hampir memotong jarinya sendiri.
(Namakamu) membilas jari yang terluka itu dengan air kemudian melangkah keruang tengah untuk mengambil kotak p3k.Setelah mengobati lukanya sendiri (namakamu) kembali untuk melakukan aktvitasnya tapi rasanya sudah tidak ada niat baginya untuk melanjutkannya lagi.
*
"Hei bro!" Panggil seseorang menyapa iqbaal.Iqbaal membalas lambaian tangan temannya itu dan mendekat. Duduk disofa menatap minuman yang sudah tersedia dihadapannya.
"Lo pasti capek banget ngurus kantor, mending seneng-seneng aja dulu"
"Gue lagi nggak mau minum. Gue datang kesini cuma mau cerita tentang masalah gue"
"Oh ayolah ceritanya nanti aja dulu"
"Enggak gue mau skarang."
Teman iqbaal itu menghela napas pelan lalu mengangguk menurut.
"Jadi ada apa?"
"Gue berantem dengan istri gue, tapi kalau bisa dibilang gue yang salah"
"Ya minta maaf ke dia, susah banget. Itu namanya egois jangan malu lah buat minta maaf, ya sorry banget kalau gue kasih masukan yang kurang mantap tapi apapun masalahnya dan ngerasa itu salahnya minta maaf aja."
"Cemburu...gue cemburu ! Siapa coba yang nggak cemburu ngelihat istri jalan sama temannya yang deket banget? Lo tahu hampir ciuman!" Iqbaal mencoba menahan emosi.
"Daripada mikir negatif lebih baik lo tanya ke dia , apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin aja itu bukan ciuman ataupun lakuin hal mesra dibelakang lo, beranilah baal buat tanya ke istri sendiri. Gimana mau baikkan kalau nggak ada yang mau lurusin masalah"
"Gitu yah?"
"Iyalah! Udah skarang gue mau nikmati minuman yang udah gue pesen, jangan ganggu. Kalau mau gabung silahkan"
"Gue pulang dulu"
Iqbaal bangkit berdiri dan pergi.
Diperjalanan menuju rumah iqbaal memikirkan kata demi kata yang harus ia ucapkan, berlatih di dalam mobil sambil menyetir.
Iqbaal berharap keberaniannya ini bisa membawa keberuntungan agar hubungan mereka tidak canggung lagi. Hitung-hitung ini sudah satu minggu mereka tidak pernah saling menegur.Sampai dirumah iqbaal berlari masuk kedalam rumah, aneh...suasana rumah sangat sepi. Dimana dia?
Iqbaal pergi ke lantai dua dan membuka pintu kamar melihat keberadaan (namakamu) , tapi tidak ada perempuan itu disana dikamar mandi pun tidak ada.
"Dimana dia?"
Iqbaal kembali kelantai bawah dan mulai mencari keberadaan (namakamu), iqbaal bertemu sosok itu di gudang.