Melanie disambut hangat oleh ibu (namakamu) dan segera masuk ke ruang tamu.
"(Namakamu) ada dimana tante?" Melanie.
"Ada dikamarnya, tante panggilin yah?"
"Nggak usah tante. Biar lanie aja yang ke kamar"
"Yaudah kalau gitu"
Melanie tersenyum pada ibu (namakamu) kemudian berlari kecil menuju kamar temannya itu.
Ia segera membuka pintu kamar dan melihat temannya itu sedang merenung diatas kasur dengan memeluk bantal.Melanie ikut duduk diatas kasur dan menatap (namakamu) penuh tanya.
"Kenapa lo?" Melanie membuka suara.
(Namakamu) menatap melanie sendu kemudian menghela napas berat yang membuat melanie semakin tidak mengerti, kedatangan melanie adalah karena panggilan dari (namakamu).
"Kayaknya gue harus jujur deh sama lo supaya gue nggak tertekan dan nggak simpen ini sendirian" sahut (namakamu).
"Memangnya apa yang lo simpan ? Sampai lo jadi tertekan gini?"
"Gue mau jujur sama lo. Tapi sebelumnya gue minta maaf banget sama lo karna gue nggak pernah cerita"
"Iya udah gue maafin. Kenapa sih?!" Melanie.
"Pernikahan itu...sebenarnya cuma pura-pura" ucap (namakamu) dengan mantap.
"Apa?!" Kaget melanie.
"Jangan kenceng-kenceng ah teriaknya." Pinta (namakamu).
"Tunggu... Gue masih nggak paham.
Maksud lo nikahan lo itu cuma rekayasa gitu? Bohongan? Yakin lo?? Tahu darimana?!""Gue bilang pelan dikit ngomongnya, nyokap sama bokap gue bakal tahu nanti"
"Iya-iya. Lo harus cerita semuanya" melanie.
(Namakamu) menghela napas pelan kemudian mulai menceritakan semuanya dari awal.
"Gila sih ini" melanie menggeleng tak percaya.
"Makanya. Gue jadi nyesel sendiri" (namakamu) memanyunkan bibirnya.
"Kalau iqbaal cuma mainin lo gimana?"
"Lagian gue juga nggak cinta sama dia. Jadi nggak peduli"
"Hey... Bisa aja lo jadi jatuh cinta sama dia"
"Lo ngerayu gue? Hadeh... Gue sama sekali nggak ada perasaan sama dia" bantah (namakamu).
"Iya deh. Terus rencana kalian apa lagi?"
"Nggak tahu."
Melanie hanya mengangguk saja.
"Ada lagi nggak?" Tanya melanie.
"Enggak ada"
(Namakamu) sengaja tidak menceritakan sebagiannya lagi. Cukup pernikahan pura-pura ini, jangan yang lain. Ia mau hanya dirinya dan Tuhan yang tahu.
"Yaudah... Karna gue udah denger lo cerita. Gue pulang"
"Kok gitu? Jangan lah. Gue masih pengen ada lo disini"
"Gue juga mau. Tapi gue ada urusan dengan tugas gue, okey?"
"Hm...yaudah"
"Kapan lo pulang ?"
"Ke rumah itu?" (Namakamu) balik bertanya, yang dimaksud adalah rumah dimana ia tinggal bersama iqbaal.
"Iya."
"Tengah malam...mungkin"
"Tengah malam?? Lo pulang atau berprofesi jadi maling?"
"Besok gue pulang" bohong (namakamu).
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetap Bersama Ku [COMPLETED]
General FictionJangan pergi dan tetap disini -Iqbaal