9. Kesepakatan

2.8K 269 1
                                    

Sebuah kertas terletak diatas meja, (namakamu) menatap kertas itu kemudian mengalihkan pandangannya pada iqbaal.

"apa ini?" (namakamu).

"sebuah kontrak dan kesepakatan" balas iqbaal.

Sudah menjadi hal yang biasa bagi (namakamu) ditatapan dingin dari laki-laki itu, untung saja beberapa hari belakangan ini iqbaal tidak datang ke apartnya dalam keadaan mabuk. Jika mabuk, (namakamu) tidak segan-segan memukul kepala laki-laki itu dengan panci jika melakukan hal yang aneh.

"sebelum gue bawa lo ke bunda dan ayah gue, lo harus tanda tangan kontrak ini. Gue juga udah tulis beberapa syarat disitu"

Jelas iqbaal.
(Namakamu) meraih kertas itu dan membacanya dengan teliti setiap kata yang tertera disana.

"harus ikuti apa yang gue bilang"

"simpan rahasia ini dengan baik"

"Jangan nolak apa yang gue perintahin"

"lo harus temenin gue kemana pun kalau gue pergi"

"perceraian tahun depan tanggal 14 maret"

Beberapa syarat tidak menjadi masalah, tapi pada syarat yang paling akhir (namakamu) semakin mengunci bibirnya. Tidak berbicara sama sekali, ia terus menatap kertas itu.

Iqbaal merebut kertas yang dipegang (namakamu) kemudian ia mengambil kertas yang satunya lagi untuk ia dan (namakamu) tanda tangani.

"giliran lo" ujar iqbaal saat sudah selesai menandatangani.

(namakamu) menurut saja, ia mengambil pulpen dan mulai menandatangani diatas kertas itu. Kemudian iqbaal menyimpan kedua kertas itu dan bangkit berdiri.

Ah! Laki-laki ini tidak mengerti perasaan (namakamu) saja.

"dua minggu depan gue bakal ajak lo balik ke rumah gue buat ketemu dengan orangtua gue." iqbaal.

"gimana dengan orang tua gue?" (namakamu) kembali bertanya.

"ini cuma pernikahan rekayasa doang."

"rekayasa di mata kita berdua tapi enggak dimata semua orang apalagi orangtua lo sendiri, gue juga punya hak buat kasih tahu orangtua gue..."

"Walaupun itu hanya pura-pura" lanjut (namakamu) dilubuk hatinya.

"terserah. Aah! Ingat ini cuma acting jangan terbawa perasaan, satu lagi rencana ini hanya kita berdua yang tahu." iqbaal memberikan smirknya.

"siapa yang baper? Gue nggak baperan! Gue bukan tipe orang yang ngebongkar rahasia" balas (namakamu).

(namakamu) bangkit berdiri kemudian meninggalkan ruangan tersebut.

**
Malam dihari yang sama.
Rio baru saja keluar dari kamar mandi dan mendapati vina yang sedang memainkan ponselnya diatas kasur dengan bersandar di kepala kasur.

Ia menghampiri istrinya itu dan duduk disamping. Menatap vina dalam, sedangkan vina hanya mengabaikannya walaupin sebenarnya ia sangat risih dengan tatapan itu.

"kamu serius banget. Memangnya siapa yang kamu ajak ngobrol?" rio.

"grup chat." singkat vina tanpa menatap rio.

"sayang, kamu jangan main hp terus. Itu nggak baik buat mata kamu"

"nggakpapa sayang. Aku lagi asik ngobrol di grup chat"

Rio menghela napas pelan, entahlah ia merasa vina begitu berbeda dengan (namakamu). Apa vina memang memperlihatkan sifatnya yang asli?
Belakangan ini vina bahkan tidak terlalu memberikan perhatian pada rio, hanya rio yang terus memberikan perhatiannya pada istrinya itu.

Tetap Bersama Ku [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang