"Bunda?!" Kaget iqbaal.
Sang bunda tersenyum pada anak laki-lakinya ini. Wanita paruh baya itu langsung masuk kedalam rumah dimana iqbaal dan (namakamu) tinggal.
"Dimana (namakamu)?" Tanya bunda melirik iqbaal.
"Dia ada di dapur."
"Aah begitu"
"Kok bunda dateng nggak bilang iqbaal? Biar iqbaal jemput bunda"
"Nggakpapa. Ngomong-ngomong istri kamu baru masak? Ini udah jam sembilan lewat"
"Dia sakit bun"
"Kamu jaga nggak? Ah... Masa dia sakit kamu cuma santai aja daritadi. Bantuin dong"
Iqbaal menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu, sebenarnya (namakamu) tidak sakit sama sekali. Hanya saja perempuan itu tidur terlalu enak sampai bangun kesiangan sedangkan iqbaal semalam pergi ke bar.
"(Namakamu) sayang" panggil bunda.
Iqbaal berharap (namakamu) bisa mengerti dengan kode nya. Tiba di dapur, bunda mendapati (namakamu) sedang menumis sayur. Aroma dari masakan yang dibuat perempuan itu membuat iqbaal sedikit merasa lapar.
"Eh tante...eh maksud aku bunda." Ujar (namakamu).
"Nggakpapa sayang mungkin kamu belum terbiasa. Tapi mulai hari ini kamu panggil bunda bukan tante lagi"
(Namakamu) hanya mengangguk dan sekilas melirik iqbaal yang berdiri tepat dibelakang ibunya itu.
"Iqbaal bilang kamu sakit yah? Memangnya kamu sakit apa hm?? Masa nggak kabarin bunda"
(Namakamu) menautkan alis dan ia melirik iqbaal lagi yang memberikan isyarat seakan berkata "bilang iya agar bunda percaya"
"Aah...itu" (namakamu) menelan ludah entah jawaban apa yang harus ia katakan.
"Iqbaal memang pantes diberi hukuman. Masa istrinya lagi sakit dia malah santai. Sayang kamu udah ke dokter belum?"
"Belum bun. Nggakpapa cuma kecapean aja jadi nggak terlalu gimana-gimana. Bunda jangan khawatir yah lagian keadaan aku udah mendingan dari yang kemarin" (namakamu) lagi dan lagi berbohong.
Iqbaal merasa lega didalam hatinya. Untung saja (namakamu) mengerti dengan kodenya tadi. Merasa ada yang aneh wanita paruh baya itu melirik iqbaal dibelakang, sontak membuat iqbaal langsung memamerkan senyumnya seperti biasa.
Bunda kembali menatap (namakamu) dan menggulum senyumnya.
"Kamu sudah selesai masak?"
"Udah. Tadi ada beberapa lauk yang udah aku masak jadi sayur ini yang terakhir"
"Baguslah kalau begitu. Bunda mau ngobrol-ngobrol bareng anak kesayangan bunda ini"
(Namakamu) tersenyum tipis.
Setelah satu jam lamanya ibu dari iqbaal itu berada di rumah, (namakamu) akhirnya menghirup udara segar lagi bagaimana tidak obrolan mereka selalu berpatokan pada urusan "Anak". (Namakamu) tidak ingin atau bisa dibilang belum siap untuk itu.
*
Besoknya."Makasih mba" tutur vina tersenyum pada perempuan yang bertugas dikasir itu.
Baru saja melangkah vina bertemu dengan (namakamu) yang masuk ke dalam minimarket.
Keduanya saling berkontak mata, vina tersenyum tipis pada perempuan itu kemudian mendekatinya.
"Apa kabar?" Sahut vina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetap Bersama Ku [COMPLETED]
General FictionJangan pergi dan tetap disini -Iqbaal