7. Teman

2.9K 287 2
                                    

Iqbaal membuka matanya perlahan, matanya langsung terarah pada satu titik yang sedang tertidur lelap diatas sofa tanpa balutan selimut. Ia berusaha bangkit namun kepalanya masih terasa pening.

Dimana dia? Kenapa ada (namakamu) yang tertidur disana. Iqbaal memperhatikan seluruh ruangan ini, dan ini bukan ruangannya.

Iqbaal menghela napas panjang kemudian berusaha bangkit lagi dan melangkah mendekat pada perempuan itu. Matanya yang tertutup serta wajah yang polos membuatnya manis dilihat.

Laki-laki itu kembali ke arah kasur mengambil selimut kemudian ia kembali mendekat pada perempuan itu dan langsung membungkus setengah badan (namakamu). Pagi yang dingin akan hangat jika ditutupi selimut yang tebal.

Setelah itu iqbaal pergi meninggalkan kamar (namakamu) menuju pintu keluar.
*
(namakamu) terbangun dari tidurnya ia melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 08.14 pagi. Ia segera bangkit dari sofa namun (namakamu) menjadi fokus pada selimut yang membungkus tubuhnya itu.

Setelah itu ia melihat kasurnya yang sudah tidak berpenghuni itu.

"dia udah pulang ternyata" gumam (namakamu).

Seketika (namakamu) mengulas senyum, ternyata iqbaal laki-laki yang terlihat sangat manis.

Sementara itu.
Vina duduk termenung dibalkon kamar mengingat kejadian yang terjadi tempo hari, apa iqbaal benar-benar melupakan dirinya sekarang?

"vina kenapa dengan diri lo? Kenapa seakan lo masih cinta sama dia?" Gumam vina.

Sebuah tangan melingkar di pinggang vina, pelukan hangat yang menjadi kebiasaan rio pada vina saat ini.

"kamu kenapa hm? Masih sedih?" tutur rio.

"nggakpapa" balas vina.

"morning kiss ?"

Vina membalikkan tubuhnya hingga berhadapan dengan rio. Ia tersenyum pada laki-laki itu namun menggeleng dengan cepat.

"kenapa?" rio memanyunkan bibirnya.

"aku lagi nggak mood, lebih baik kamu cuci muka. Aku mau ke dapur mau buat sarapan"

Vina mencubit pelan pipi rio kemudian menyingkir dari laki-laki itu.
Rio menghela napas pelan dan diakhiri senyum.

Setelah itu, rio menuju meja makan yang sudah tersedia sarapan pagi dan tentunya vina yang sudah duduk manis menunggunya.

"makasih sayang" ujar rio.

"sama-sama." balas vina tersenyum pada rio.

Lalu mereka berdua menikmati sarapan pagi mereka.

"hm.. Jadi cowok waktu itu, mantan kamu? Dia cukup cool dan...."

Vina berhenti mengunyah saat rio memberi tanggapan pada iqbaal yang tidak lain adalah mantannya itu.

"dan??" vina penasaran.

"dan masih ganteng aku" balas rio terkekeh.

"dasar. Sebelum ada kamu juga, dia tetap ganteng menurut aku"

"terus kamu masih cinta sama dia?"

Vina terdiam ketika pertanyaan itu diajukan untuknya.

"enggak" jawab vina setelah terdiam beberapa detik.

"baguslah"

"Kenapa kamu ngomong kayak gitu? Memangnya kamu nggak suka sama mantan aku itu?"

"bukan gitu vina, aku bersyukur kalau kamu udah lupain dia. Secara dia adalah orang yang pernah singgah dihati kamu sebelum aku dan aku juga bakal ngerasa dia dan aku itu seakan saling bersaing. Aku nggak suka dengan laki-laki itu, seperti memperlakukan perempuan seenaknya"

Tetap Bersama Ku [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang