Hampir satu bulan Iqbaal berada di London hanya untuk mencari (namakamu) ia memang sudah merasa frustasi mencari perempuan itu. Bagaimanapun cara yang ia lakukan tetap saja tidak membuahkan hasil.
Saat dihotel iqbaal bahkan hanya menatap foto (namakamu), perempuan itu memang pernah mengambil gambar diponselnya. Iqbaal ingat kapan gambar itu diambil, gambar tersebut diambil saat Pameran waktu itu.
Senyum ceria (namakamu) membuat hati iqbaal sakit. Ia merasa sangat, sangat dan sangat sakit melihat senyuman itu.
Sekarang iqbaal menyudutkan dirinya disudut ruangan kamar hotel sambil menatap foto (namakamu) yang tersenyum ceria itu, iqbaal menundukkan kepalanya dan sedikit terisak.Usahanya gagal.
Seakan waktunya terbuang sia-sia, menemukan satu orang saja menurutnya tidak becus. Ya, iqbaal merasa dirinya memang tidak becus. Mendapati orang yang sama persis dengan (namakamu) tapi nyatanya bukan sama sekali.*
Candra tersenyum ketika kekasihnya itu sudah datang dan masuk kedalam mobilnya."Cantik sekali pacar ku ini" puji Candra.
"Makasih sayang. Aku memang cantik kok kamunya aja baru nyadar"
"Hm..dasar!"
"Eh memangnya kita mau kemana sih? Tumben banget biasanya aku yang sering ajak kamu jalan-jalan." (Namakamu).
"Aah itu... Aku mau ajak kamu ke tempat temen aku nginep"
"Temen SMP kamu?" Tebak (namakamu).
Candra mengangguk.
"Dia nginep dihotel. Aku yakin kamu pasti bakal akrab dengan dia"
"Semoga" balas (namakamu).
Sesampai dihotel Candra langsung mengajak (namakamu) kedalam dan menuju ke kamar tujuan. Candra menatap kekasihnya itu tengah tersenyum seakan tidak sabar untuk bertemu dengan kawannya itu.
Beberapa kali mengetuk akhirnya sang tuan kamar membukanya. Senyuman (namakamu) perlahan memudar dan tangan yang menggandeng tangan Candra seakan langsung lemas.
"Hai baal! Surprise!" Ucap Candra senang.
Iqbaal tak mengindahkan omongan Candra melainkan fokus pada satu titik yang ia cari selama ini. Apa Tuhan sudah membuat skenario? Sehingga ia dipertemukan dengan orang yang ia cari bahkan hampir menyerah ini.
Rambut perempuan itu sudah berubah menjadi lebih pendek membuatnya tambah cantik.(Namakamu) merasa kakinya lemas dan tak berani menatap mata itu. Ia seakan ingat dengan masa lalu itu.
"(Namakamu)" Ucap iqbaal sebagai kalimat pertama.
(Namakamu) mendengar itu ia berniat untuk tidak menatap wajah itu terlebih pada mata itu. Candra melihat (namakamu) yang langsung tertunduk serta bersembunyi dibalik tubuhnya.
"Hey sayang ada apa?" Ujar Candra memastikan keadaan (namakamu).
Iqbaal menatap Candra. Sayang? Jadi selama ini yang sering kawannya itu ceritakan adalah (namakamu)? Sosok yang ia cari bahkan hampir menyerah itu?!
Ia rasa terlambat sudah.
"(Namakamu)" panggil iqbaal lagi.
"Sayang aku mau pulang" (namakamu) bersuara meminta pada Candra dengan keadaan yang masih menunduk.
"Tapi kita baru aja nyampe. Apa kamu kenal dengan temen aku?" Candra.
"Can aku mohon. Aku mau pulang, Sekarang" balas (namakamu) menekankan kata sekarang.
(Namakamu) semakin takut. Ia tidak mau bertemu iqbaal lagi.
"(Namakamu) gue minta maaf." Ujar iqbaal lagi mencoba mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetap Bersama Ku [COMPLETED]
Художественная прозаJangan pergi dan tetap disini -Iqbaal