"Bunda...." Panggil rani.
"Astaga sayang, kamu dengan siapa ke sini? Hm..."
"Sendiri bun. Iqbaal mana?"
"Iqbaal belum kesini... Mungkin sibuk."
"Tapi dia senengkan bun nikah dengan pilihannya?"
"Ya namanya juga saling mencintai jelas bahagia rani." Bunda.
"Iya juga yah. Kasih alamat rumah iqbaal aku mau kesana"
"Cepat sekali. Bunda masih kangen kamu tapi sudah pergi lagi"
"Bunda tenang aja nanti aku balik kok. Karena aku bakal tinggal disini tiga minggu!"
"Oh yah?! Bunda senang akhirnya punya temen."
"Memangnya ayah sibuk sekali yah bun?"
"Iya, ayah kamu sibuk. Bahkan ngabarin bunda aja lupa"
"Dasar... Bunda tenang aja aku bakal kasih tahu ayah supaya telfon bunda."
"Kamu ini anak yang pengertian sekali"
"Alamat rumah iqbaal, bunda sms aja. Rani pamit nanti balik lagi kok"
Bunda mengangguk dan memeluk anak perempuannya itu.
"Hati-hati dijalan nak" ucap bunda saat pelukan itu terlepas.
"Iya bun"
***
"Ngapain sih huh? Gue mager keluar sore" Protes iqbaal."Akhir-akhir lo males yah nyuci mobil?" (Namakamu) menatap iqbaal.
"Mobil gue ngapain lo yang urus? Jangan berlagak jadi istri gue"
"Gue tahu. Tapi gimana pun juga gue memang harus berperan seolah jadi istri lo yang baik, gue berusaha buat ngertiin sikap lo ini yang nggak pernah cair. Es batu terus"
"Udah? gue sibuk. Mobil itu urusan gue ngerti?"
(Namakamu) menghalangi langkah iqbaal untuk masuk kedalam rumah dengan merentangkan tangannya. Iqbaal yang melihat itu menjadi tambah malas menghadapi (namakamu).
"Stop jadi cowok dingin. Berubah dikit napa? Move on yah move on bukan--"
"Lo masih ngira gue gagal move on gitu ?" Potong iqbaal.
(Namakamu) menurunkan tangannya yang ia rentangkan tadi dan menghela napas pelan.
"Gue nggak bilang yah, lo aja yang langsung ke singgung. Udah skarang lo harus bersihin kotoran yang ada di mobil lo itu udah berdebu..."
"Nanti aja."
"Ettt.... Sekarang" (namakamu).
Iqbaal terpaksa menurut dan langsung melakukan tugasnya memandikan mobilnya itu. (Namakamu) hanya tersenyum kemenangan melihat iqbaal yang mengalah padanya.
"Gitu dong..." (Namakamu).
Iqbaal hanya menggeleng kepalanya pada perempuan itu.
(Namakamu) mendekat ke mobil iqbaal berniat membantu iqbaal."Sana!" Titah iqbaal.
"Yee, terserah gue dong"
"Gue siram baru"
"Nggak takut" ledek (namakamu).
Iqbaal berekspresi biasa saja, ia melanjutkan aktivitasnya mencuci mobil itu.
Hening.
Keduanya sibuk dengan aktivitas mencuci mobil, (namakamu) ikut membantu. Sesekali iqbaal melihat setiap gerak gerik (namakamu) dan sempat tersenyum kecil namun senyuman itu diketahui oleh perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetap Bersama Ku [COMPLETED]
Художественная прозаJangan pergi dan tetap disini -Iqbaal