29. Zahra

2.5K 247 9
                                    

Vina menghela napas berat ia menatap miris keadaan rumahnya. Sepi... Hanya dia sendiri dirumah. Tuhan bahkan belum mengaruniakan anak untuknya, tapi vina tidak mengeluh untuk itu.
Ia masih merasakan kehilangan sosok Rio, laki-laki yang bertahan walaupun pernah ia sakiti.

Apa ini yang memang dinamakan rasa kehilangan? Vina menyesal atas perlakuannya pada Rio, dirinya hanya mementingkan hidupnya sendiri tanpa memandang rio.
Vina juga menyesal membiarkan waktu terbuang sia-sia hanya untuk menghiburnya dirinya sendiri tanpa meluangkan waktunya bersama dengan rio.
Hanya apa yang di tinggalkan rio padanya? Tidak ada sama sekali.

Ini sudah pertengahan bulan dan akan berganti tahun lagi, vina merasakan waktu begitu cepat pergi.

"Aku rindu kamu" lirih vina menatap foto rio.

Mengusap foto rio yang tengah tersenyum manis.

"Kamu nggak pernah mampir ke mimpi aku... Apa ini karma? Karna aku nggak pernah anggap kamu ada, aku cuma sibuk dengan diri aku sendiri dibanding lihat kamu."

"Apa memang Tuhan sengaja supaya aku ngerasain hal yang sama dengan apa yang kamu rasain? Merasa sepi, ngerasa sakit? Menurut kamu sendiri, aku jahat banget yah? Aku perempuan yang bodoh yah ri, nggak pernah berusaha untuk merubah hati. Tetap aja mencintai masa lalu dibanding masa depan yang udah ada didepan mata aku, bahkan sekarang masa depan aku pergi."

"Aku emang bodoh"

Vina tertunduk dan menangis.
*
"Mel, apa harus yah kerumah perempuan itu?" (Namakamu) ketik berada didalam mobil.

"(Namakamu) urusan bencinya entar aja. Nggak capek yah hati lo ngebenci vina? Yang lalu biarlah pergi gitu aja tanpa ninggalin jejak lagi. Gue juga kasihan sama dia" omel melanie.

"Bukan gitu masalahnya... Ck! Lo nggak lihat apa perut gue yang makin membesar? Kalau--"

"Berdoa supaya nggak terjadi apa-apa. Gue juga pengen tahu! ngelihat anak lo lahir"

"Yaudah terserah."

Mobil melanie menepi ia keluar bersamaan dengan (namakamu) mereka sudah sampai ditempat tujuan mereka.
Tepat dipintu utama melanie mengetuk pintu menunggu tuan rumah datang membukakan pintu.

Sedangkan (namakamu) melihat sekelilingnya halaman rumah yang masih terjaga. Pintu utama terbuka menampakkan vina dengan mata yang memerah karena menangis.

"Ada apa kalian ke sini?" Vina bersuara serak.

"gue sama (namakamu) cuma mau lihat keadaan lo."

"Lo hamil?" Vina tak mengindahkan perkataan melanie malah fokus melihat (namakamu).

"Iya" singkat (namakamu).

Vina menghela napas pelan, apa ini? Cemburu lagi? Tidak ia tidak cemburu hanya saja iri.

"Masuk" titah vina.

Melanie dan (namakamu) segera masuk kedalam.
Tepat diruang tamu vina menuju dapur untuk membuat minum untuk tamunya.

Sedangkan (namakamu) melihat setiap sudut ruangan dari tempat ia duduk. Foto rio, foto keluarga rio, semuanya terpajang. Tidak ada foto dua pasang kekasih ini.
Apa didalam kamar?

Vina kembali lalu meletakkan minuman diatas meja serta napan yang ia letakkan dibawah meja untuk sementara.

"Gimana keadaan lo?" Melanie mulai berbicara.

"Sama sekali nggak baik. Ada rasa nyesel yang nyimpen dihati gue" balas vina melirik melanie kemudian mengarah pada (namakamu) terlebih pada perut yang membesar itu.

Tetap Bersama Ku [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang