Part 22: Kenyataan Pahit

112K 4.6K 194
                                    

Nanad sedang berada di perpustakaan dari waktu bel istirahat berbunyi. Dia malas jika pergi kekantin. Alasannya adalah jika ia pergi ke kantin maka dia akan melihat kekasihnya bersama wanita yang membuat Nanad sangat cemburu.

"Nad", panggil seseorang dan membuat Nanad terloncat kaget.

"Astaga kak Dimas apaan sih ngagetin aja", ucap Nanad kesal

"Lah siapa yang ngagetin? Orang gue cuma manggil lo. Lo aja yang keasikan ngelamun", ucap Dimas. Nanad tidak menanggapi ucapan Dimas, dia kembali pada pikirannya sendiri.

"Lo gak sakit hati liat pacar lo deket sama si Alana?", tanya Dimas.

"Loh kok Kakak tau nama Kak Alana?", tanya Nanad kebingungan.

"Kan si Alana sekelas sama gue", jawab Dimas.

"Oh", respon Nanad singkat.

"Kenapa gak ke kantin?", tanya Dimas.

"Males", jawab Nanad

"Lo bisa curhat ko sama gue. Gue setia kok orang nya", ucap Dimas

"Gak ada yang mau di curhatin kok. Nanad lagi gak seneng dan lagi gak sedih. Jadi apa yang harus di curhatin?", Tanya Nanad sambil tersenyum yang dipaksakan. Huh! Senyum terpaksa saja sudah manis.

"Senyum lo sekarang lagi jelek, gak ikhlas", ucap Dimas. Nanad langsung menghilangkan senyumnya.

"Ayo cerita aja. Gue siap dengerin kok", ucap Dimas tersenyum

"Kak perpus itu tempat membaca buku bukan untuk curhat", jelas Nanad.

"Yaudah ke taman aja yuk", ajak Dimas.

"Gak usahlah Kak. Nanad gak papa kok", ucap Nanad.

"Yaudah kalo lo belum siap cerita, gapapa kok", ucap Dimas tersenyum. Nanad hanya mengangguk.

Jika saja yang ada di hadapanku adalah kamu Rey, Aku akan sangat sangat sangat bahagia batin Nanad.

Lalu mereka pun sibuk dengan bukunya masing-masing. Dimas termasuk orang yang sangat rajin, jadi tidak aneh jika dia selalu berada di perpustakaan.

Berbeda dengan ketiga teman Nanad yang berada di kantin. Mereka sedang memakan bakso favoritnya. Ketika sedang makan mereka dikagetkan dengan Reynand yang berdiri dengan mengebrak meja.

"Eh kunyuk", kaget Qia.

"Ya ampun apaan sih bikin kaget orang aja", cerocos Latifa.

"Aduh untung aja bakso kekey engga nyempil di tenggorokan", ucap Keysa polos.

Sedangkan di meja sebrang Reynand sedang menahan emosinya. Karena Alana menolak perasaannya.

"Lo kenapa sih Al? Lo lupa gue yang selalu nemenin lo sejak lo pindah ke Jakarta", ucap Reynand.

"Rey lo harusnya tau diri. Gue itu pacar Nick--", ucapan Alana terpotong.

"LO MILIK GUE ALANA", teriak Reynand dan membuat orang seisi kantin membulatkan kedua matanya.

"Lo boleh tolak gue sekarang. Tapi gue akan terus berusaha agar lo bisa jadi milik gue seutuhnya", ucap Reynand kembali memelan.

"Rey, kita udah sama-sama dari kecil. Kita gak bisa bersatu", jelas Alana.

"Justru itu. Karena gue dan lo udah bersatu dari kecil. Jadi, gue pengen milikin lo seutuhnya", ucap Reynand serius.

"Oke oke Rey, Al. Sekarang lo diem aja dulu, nanti aja bicarain lagi. Ini udah jadi tontonan orang", ucap Rifan.

Nanad [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang