Nanad terus berlari tanpa tujuan. Jika ia masuk kelas dia akan menjadi sorotan mata. Nanad harus terlihat kuat, Nanad tidak boleh menangis. Saat sedang berlari Nanad menabrak seorang laki-laki
Brughh...
Nanad terjatuh dan tersungkur kebelakang. Nanad berdiri dan membersihkan pakaiannya yang kotor tanpa menoleh sedikit pun kearah orang yang menabraknya.
"Maaf Kak", ucap Nanad tanpa menoleh sedikit pun, ia masih sibuk membersihkan pakaiannya yang kotor.
"Kenapa nangis?", tanya seorang lelaki itu. Suara nya sangat familiar di telinga Nanad, Nanad yang penasaran langsung menoleh ke arah lelaki itu. Dan terdapat Reynand tanpa kawan&kawannya. Nanad hanya tersenyum paksa pada Reynand. Dan melangkah pergi tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Reynand yang melihatnya pun bingung.
"Kenapa dia?", tanya Reynand pada dirinya sendiri. Setelah Nanad tidak terlihat lagi oleh matanya, Reynand segera berjalan menuju kelasnya.
Sekarang Nanad berada di taman kelas. Udaranya yang sejuk membuat Nanad merasa sedikit tenang. Hati Nanad terasa remuk mendengar apa yang di ucapkan oleh Bunga. Apa iya Reynand menembak Alana? Jika seperti itu mengapa Reynand tidak memutuskan Nanad dulu.
Nanad sangat mencintai Reynand, entah sejak kapan rasa itu mulai muncul di hatinya. Rasa takut kehilangan menghampirinya. Nanad merasakan kehancuran yang begitu dalam. Padahal sebelum ia belum mengenal Reynand, Nanad tidak pernah sehancur ini.
Tiba-tiba ketukan langkah sepatu mendekat ke arah Nanad, Nanad yang mendengarnya pun langsung menoleh ke arah belakang. Ternyata sudah ada pria tampan di belakang Nanad.
"Masih gak mau cerita?", tanya lelaki itu.
"Loh Kak Dimas ngapain ke sini?", tanya balik Nanad.
"Kebetulan aja. Gue emang selalu kesini kalo ada jamkos. Ngademin perasaan", jawab Dimas sambil duduk di samping Nanad.
"Iya ademm ya Kak", ucap Nanad tersenyum. Dimas langsung tersenyum melihat Nanad.
"Gue udah tau kenapa lo sesedih ini", ucap Dimas tiba-tiba. Nanad langsung menunduk.
"Nangis aja kalo sekiranya lo gak bisa nahan", ucap Dimas. Nanad semakin kuat meremas rok nya.
"K-kak", panggil Nanad. Dimas menoleh ke arah Nanad.
"Bo-boleh gak Nanad pinjem pundak Kakak?", tanya Nanad.
"Pake aja", jawab Dimas tersenyum. Lalu Nanad pun segera menyenderkan kepalanya ke pundak Dimas. Setelah itu ia meluapkan segala kesedihanyya. Nanad menangis mengingat ucapan Bunga. Ia tidak menyangka Reynand akan berbuat seperti itu.
"Apa Kak Alana cinta sama Reynand?", tanya Nanad.
"Gue pikir Alana cuma nganggap Reynand saudara atau sahabat. Enggak lebih dari itu", jawab Dimas.
"Bisa saja kan sahabat berubah jadi cinta?", tanya Nanad lagi
"Emangnya lagu", goda Dimas.
"Ih Kak aku serius", kesal Nanad menarik kepalanya dari pundak dimas.
"Alana udah punya pacar", ucap Dimas.
"Hah? Siapa Kak?", tanya Nanad.
"Nicko", jawab Dimas.
"Siapa dia?", tanya Nanad.
"Teman sekelas Reynand sekaligus sepupu Reynand", jawab Dimas. Nanad hanya mengangguk paham.
"Kak", panggil Nanad
"Apa?", jawab Dimas sewot.
"Ish nyebelin banget", kesal Nanad.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanad [END]
Teen Fiction"Maksudnya Kakak ngenalin aku ke orang tua Kakak sebagai pacar karna Kakak gamau di jodohin?", tanya Nanad. Reynand hanya mengangguk. "Ih Kak. Nanad mah ngaku aja ah ke Bunda sama ke Om Samudra kalo Kakak sama aku enggak ada hubungan apa-apa", ucap...