Nanad dan Reynand sudah berada di salah satu taman dekat perumahan Nanad. Nanad sangat senang bisa berjalan-jalan dengan Reynand. Nanad kembali ucapkan, Nanad sangat yakin Reynand pasti akan memilihnya.
Saat sedang berjalan mencari kursi untuk duduk. Tangan Nanad ditarik dan di genggam oleh Reynand. Nanad sangat kaget. Sekarang Nanad merasakan tangannya hangat karena digenggam oleh Reynand.
Setelah menemukan kursi untuk duduk. Nanad dan Reynand pun duduk berdua.
"Rey", panggil Nanad. Reynand melirik ke arah Nanad dan tersenyum.
"Ada apa?", tanya Reynand manis
"Kamu sebenarnya mau apa ngajak aku jalan", tanya Nanad
Reynand tersenyum dan menarik Nanad ke pelukannya, Reynand memeluk Nanad dari samping. Nanad yang diperlakukan itu kaget.
"Kamu kenapa sih?", tanya Nanad. Reynand hanya menggeleng dan tersenyum.
"Aneh banget", gumam Nanad.
"Rey kalo kamu diam mulu aku pulang aja", ucap Nanad hendak berdiri. Reynand langsung mencekal tangannya dan ikut berdiri
Reynand memajukan wajahnya ke wajah Nanad, dan menempelkan bibirnya di dahi Nanad. Nanad sangat bingung. Kenapa Reynand menjadi lembut seperti ini.
"Nad", panggil Reynand membuka suaranya
"Ya?", sahut Nanad. Reynand menatap wajah Nanad dengan lekat.
"Apaan sih kok ngeliatin mulu", kesal Nanad.
"Gue udah pikirin semuanya. Tentang apa yang kita bicarain tadi", ucap Reynand.
Nanad yang mendengarnya pun kaget. Ia menahan senyumnya. Nanad yakin kalo Reynand pasti memilihnya, soalnya tadi Reynand sudah bersikap lembut pada Nanad. .
"Terus?", tanya Nanad penasaran. Reynand hanya menatap wajah Nanad.
"Rey", panggil Nanad
"Kita putus", ucap Reynand singkat dan membuat Nanad tersentak kaget. Butiran bening pun lolos dari mata Nanad.
Nanad pikir Reynand bersikap seperti itu akan memberi kabar bahagia kepadanya, tetapi malah sebaliknya. Percuma saja Nanad berharap tinggi pada Reynand. Reynand akan keukeuh memilih Alana.
Nanad pun menghapus air matanya yang lolos tanpa Nanad beri ijin. Lalu ia memaksakan untuk tersenyum manis di depan Reynand.
"Iya", ucap Nanad tersenyum manis. Tapi Reynand mengetahui itu terpaksa.
"Maaf", ucap Reynand.
"Gak usah. Ini salah aku kok, udah berharap tinggi sama kamu", ucap Nanad.
"Nad gue-", ucapan Reynand terpotong
"Udah gak usah di perpanjang. Makasih atas jawabannya", ucap Nanad hendak pergi.
Namun lagi-lagi tangan kekar Reynand mencekalnya.
"Ada yang mau diomongin lagi Rey?", tanya Nanad lembut dan tersenyum.
"Berhenti munafik Nad", ucap Reynand tiba-tiba.
"Gue tau lo mau nangis", lanjut Reynand.
"Nangis aja. Marahin gue. Luapin semua kesedihan lo sekarang. Didepan gue. Biar gue yang hapus air mata lo", jelas Reynand.
"Aku gak sedih kalo kamu memang memilih yang kamu inginkan. Dan aku bahagia kalo kamu bahagia", ucap Nanad. Tak lama buliran bening keluar lagi.
"Untuk apa kamu bersikap lembut sama aku?", tanya Nanad
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanad [END]
Teen Fiction"Maksudnya Kakak ngenalin aku ke orang tua Kakak sebagai pacar karna Kakak gamau di jodohin?", tanya Nanad. Reynand hanya mengangguk. "Ih Kak. Nanad mah ngaku aja ah ke Bunda sama ke Om Samudra kalo Kakak sama aku enggak ada hubungan apa-apa", ucap...