Part 25: Karma?

114K 5K 154
                                    

Sekarang adalah hari dimana semua siswa-siswi harus berjuang untuk mendapatkan nilai yang besar agar bisa naik kelas. Sudah seminggu ini Nanad bersekolah diantar jemput oleh Dimas. Dimas sangat memberi perhatian kepadanya. Hingga Nanad sangat nyaman didekatnya. Berada di dekat Dimas membuat Nanad seperti sedang berada di dekat Alfaro. Ah menyebut nama Alfaro Nanad jadi kangen padanya. Kapan ya Alfaro pulang ke Indonesia?

"Selamata pagi Bidadari", sambut Dimas saat Nanad keluar dari rumahnya untuk berangkat sekolah.

"Kakak ini apaan sih", ucap Nanad malu malu.

"Udah siap?, "tanya Dimas

"Udah dongg", jawab Nanad semangat.

"Kira-kira Nanad bakalan dapet peringkat berapa ya?", tanya Nanad.

"Usahain dapat peringkat umum Nad", semangat Dimas.

"Iyah. Nanad harus dapat peringkat umum Kak. Biar Nanad bisa kuliah di luar Negri", jawab Nanad antusias.

"Emang lo mau kuliah dimana?", tanya Dimas

"Gak tau. Yang penting di luar negri", jawab Nanad.

"Hadehh terserah Bidadari sadjalahh
Pangeran lelah.", ucap Dimas.

"Ih apaan sih receh banget", sebal Nanad.

"Ayo berangkat", ajak Dimas.

"Ayo", jawab Nanad sambil menaiki motor sport milik Dimas.

Setelah 20 menit perjalanan, Nanad dan Dimas pum sampai di parkiran sekolahnya. Seperti biasa, Nanad melihat sepasang manusia yang selalu menjadi pikirannya. Nanad melihat Reynand dan Alana yang baru sampai di sekolah dengan menggunakan mobil Reynand. Nanad hanya menatap kedua manusia itu dengan mata yang berkaca-kaca. Apa Reynand udah lupa sama kehadiran Nanad?, batin Nanad. Ingin rasanya Nanad menjerit.

Sekarang Reynand seperti orang asing dalam kehidupannya. Reynand tidak memberikan salam perpisahan saat dia akan pergi ke hati Alana. Hati Nanad semakin hari semakin sesak. Apa yang terjadi pada Reynand hingga Reynand tidak meperdulikannya. Apakah Nanad yang harus meminta putus pada Reynand.

"Sekarang waktunya ulangan. Jangan mikirin yang aneh-aneh nanti lo gak konsen", ucap Dimas membuyarkan lamunan Nanad.

"Iya Kak.", jawab Nanad patuh.

"Ada gue, temen-temen lo, dan keluarga lo yang selalu nyemangatin lo Nad", ucap Dimas menampilkan senyum manisnya.

"Iya Nanad semangat kok Kak", jawabnya sangat semangat.

Iya. Nanad harus mencapai nilai yang sangat bagus agar tidak mengecewakan orang yang ia sayangi. Masih ada teman dan keluarganya yang harus Nanad pikirkan. Nanad harus kuat, seolah tidak terjadi apa-apa dalam hidupnya.

Di sisi lain Reynand menghampiri ke empat temannya yang sedang menongkrong di daerah parkiran. Ulangan dimulai beberapa menit lagi. Jika yang lain sibuk dengan bukunya, maka anggota 5R hanya sibuk berbincang-bincang.

"Wih bos udeh dateng", ucap Raden melihat kedatangan Reynand.

"Mana gebetan lo?", tanya Raya.

"Ke kelas", singkat Reynand.

"Gue liat tiap hari muka lo asem bener Rey. Ada apa?", tanya Raihan. Reynand hanya menggeleng.

"Yahh gimana gak asem Han. Liat pacarnya diantar jemput sama osis tamvan itu. Eh ralat. Maksudnya mantan pacar", jelas Raden.

"Gue belum putus sama Nanad", jawab Reynand dingin.

"Oh jadi lo cemburu nih ceritanya", goda Raihan. Reynand tidak menanggapi ucapan Raihan.

Nanad [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang