Nanad sedang berjalan di koridor kelasnya, ia berjalan menuju parkiran. Dia akan meminta tumpangan kepada siapa saja yang kendaraannya kosong. Hari ini supirnya tidak menjemputnya, dan Nanad sangat malas jika harus naik kendaraan umum.
Setelah sampai di parkiran tubuh Nanad mematung melihat seorang wanita dan seorang pria sedang berjalan berdua. Laki-laki itu menggandeng tangan wanitanya, mata Nanad terasa memanas saat dia melihat pasangan itu. Bagaimama tidak sedih jika lelakinya adalah kekasih dari Nanad.
"Nad", panggil seseorang dari kejauhan. Otomatis Nanad pun menoleh.
"Sini", teriak lelaki itu. Nanad pun mendekat sambil menunduk, karena dia dipanggil oleh Raihan, sedangkan Raihan sedang bersama Reynand dan Alana.
"Ada apa Kak?", tanya Nanad setelah menghampiri Raihan. Nanad tidak menoleh sedikit pun ke arah Alana dan Reynand.
"Lo ke parkiran? Nungguin siapa?", tanya Raihan.
"Ah enggak. Nanad.. Nanad.. Nanad lagi nyari tumpangan hehe", jujur Nanad.
"Oh yaudah lo bareng kita aja Nad", ajak Alana tiba-tiba.
Hati Nanad merasa remuk saat Alana menyebut kata 'kita' apakah mereka sudah resmi berpacaran?
"Ahh. Gak udah Kak", jawab Nanad.
"Kenapa? Reynand bawa mobil kok.", ucap Alana tersenyum.
"Gak perlu Kak", jawab Nanad.
"Terus lo mau pulang sama siapa Nad kalo gak sama kita? Udah kosong parkiran nih. Cuma ada anggota osis doang", ucap Alana
"Kakak duluan aja. Nanad.. Nanad. Nanad bisa nunggu yang lain kok", ucap Nanad tersenyum paksa.
"Kok gitu?", tanya Alana.
"Gak papa kok Kak. Nanad nanti bisa nunggu Kak Dimas" jawab Nanad membuat semuanya kaget. Terutama Reynand.
"Ngapain sama dia?", tanya Reynand dingin.
"Enggak ngapa-ngapain kok. Nanad sama Kak Dimas cuma sebatas temen enggak lebih", jelas Nanad.
"Oh", singkat Reynand.
"Na ayo kita pulang", ajak Reynand pada Alama
"Nanti aja. Nunggu Dimas dateng. Biar gue bisa mastiin Nanad pulang", ucap Alana.
"Kakak duluan aja", ucap Nanad namun tak dibalas oleh Alana. Alana hanya celingak-celinguk mencari Dimas.
"Nah tu dia dimas", ucap Alana
"DIM..."
"DIMAS"
"SINI WOY", teriak Alana.
Dimas yang merasa namanya dipanggil segera mendekati ke empat orang itu.
"Apa?", tanya Dimas. Sebelum Alana berbicara , Nanad berbicara dahulu.
"Kak Dimas bisa nganterin Nanad gak?", tanya Nanad.
"Nganterin lo?", ucap Dimas seperti orang kaget.
"I-iya. Emangnya kenapa? Gak mau ya. Yaudah gak papa", pasrah Nanad.
"Gue kaget bisa nganterin bidadari kaya lo", ucap Dimas kemudian.
Nanad pun langsung menoleh kearah Dimas karena kaget dengan ucapannya. Nanad melirik ke arah Reynand yang terlihat biasa biasa saja.
"Jadi Kak Dimas bisa nganterin Nanad?", tanya Nanad.
"Aelah lo kaya sama siapa aja pake basa-basi dulu. Ayo gue anterin", ucap Dimas sambil menarik tangan kiri Nanad. Nanad pun mengikutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanad [END]
Teen Fiction"Maksudnya Kakak ngenalin aku ke orang tua Kakak sebagai pacar karna Kakak gamau di jodohin?", tanya Nanad. Reynand hanya mengangguk. "Ih Kak. Nanad mah ngaku aja ah ke Bunda sama ke Om Samudra kalo Kakak sama aku enggak ada hubungan apa-apa", ucap...