Reynand menercapkan matanya,ia melihat kesekeliling ruangan tersebut. Ia melihat seorang wanita paruh baya yang sedang tersenyum menatapnya, Reynand pun membalas dengan senyuman singkat.
"Udah mendingan kamu, Rey?", tanya Vima.
"Nanad mana?", tanya Reynand dan membuat Vima bingung.
"Loh kok nanya ke bunda sih? Kan tadi Nanad disini sama kamu", ucap Vima.
Reynand pun mengingat lagi kejadian tadi. Saat teman-temannya masuk membuat ruangan Reynand berisik, Reynand pun merasakan pusing pada bagian kepalanya. Ia pun membentak mereka dan mengusirnya. Apa Nanad merasa terusir, lalu ia pergi? Tapi Reynand hanya mengusir teman-temannya, bukan Nanad.
Seseorang akan masuk ke ruangan Reynand, sudah terlihat kenop pintu yang bergerak. Reynand sedikit tersenyum karena ia yakin itu adalah Nanad. Namun sedetik kemudian Reynand menghilangkan senyum di bibirnya.
"Permisi", ucap seorang perempuan. Vima mengerutkan keningnya saat melihat seorang perempuan masuk kedalam ruangan Reynand. Perempuan itu menghampiri Vima dan mengulurkan tangannya.
"Nama saya Sarah. Saya temennya Reynand tante", ucap sarah mengenggam tangan Vima. Vima hanya sedikit tersenyum melihat kelakuannya.
Sarah pun memalingkan pandangannya pada Reynand, dan tersenyum manis. bukan Manis sih,tapi genittt wkwkwk:D
"Gimana kabar kamu, Rey?", tanya Sarah. Namun Reynand tidak menyahutinya. Sarah pun mendengus.
"Bunda ke mushola dulu", ucap Vima. Reynand hanya mengangguk.
"Gue boleh duduk?", tanya Sarah.
"Gak", jawab Reynand. Namun Sarah tetap duduk dikursi yang dekat dengan kasur Reynand.
"Bunda kamu islam?", tanya Sarah. Reynand tidak menjawabnya. Ia pikir kalo Bundanya pergi ke mushola emang mau ngapain? Pasti solat kan? Yang solat pasti islam kan?
"Awalnya kemarin gue mau---"
"Keluar", usir Reynand memotong ucapan Sarah. Sarah melangkahkan kakinya menjauhi kasur Reynand dan mendudukan pantatnya di sofa yang ada diruangan itu.
"Mau lo bentak gue juga ,gue gak akan pergi!", balas Sarah.
***
Nanad memasuki kamarnya dan menguncinya. Dirumahnya tidak ada siapa-siapa. Setengah jam lalu Nina memberitahu Nanad kalo ia akan pergi kerumah Nenek Nanad.
Bayangan Nanad masih pada sikap Reynand yang begitu dingin padanya dan mengusir dirinya. Untuk apa Nanad menjaga Reynand kalo Reynand saja tidak membutuhkannya.
Nanad menangis didalam kamar, menangis sekencang-kencangnya. Kenapa semua Nanad merasa dia tidak berharga sama sekali. Apa Reynand tidak mencintainya? Saat sedang melamun, deringan ponsel pun terdengar.
"Hallo. Assalamualaikum Bunda"
"Waalaikumsalam Sayang. Nanad, Bunda boleh minta tolong gak?"
"Ya Bunda, minta tolong apa?"
"Sayang kamu kenapa? Kok suaranya parau kitu?"
"Eng-enggak kok Bun. Em Nanad.. Nanad lagi ingusan ini"
"Oh kamu lagi sakit. Yaudah bunda gak jadi minta tolong sama kamu. Kamu istirahat aja yah. Jangan lupa minum obat yah sayang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanad [END]
Teen Fiction"Maksudnya Kakak ngenalin aku ke orang tua Kakak sebagai pacar karna Kakak gamau di jodohin?", tanya Nanad. Reynand hanya mengangguk. "Ih Kak. Nanad mah ngaku aja ah ke Bunda sama ke Om Samudra kalo Kakak sama aku enggak ada hubungan apa-apa", ucap...