Typo bertebaran:)
'Terkadang kita sering menghindar dari mantan namun dibalik itu, kita sering mengharapkan mantan'
-Aderyn.
***
"Oke gue pulang, tapi lo wajib bin kudu jalan sama gue"Tegas Arlen."What?!Ogah! "Tolak Aderyn.
"Ayolah Ryn, yaudah gue disini sampe keluarga lo datang liat kita lagi berdua dan-"
"Shit! Oke oke kita jalan, cuma sepuluh menit! "Tegas Aderyn.
"Oke 1 jam kuy! "Seru Arlen.
"Ck! Gue-"
"Udah bep sono ganti baju gue tunggu"Arlen mendorong bahu Aderyn pelan.
Aderyn berdecak lalu ia pergi mengganti baju nya. Aderyn memakai kaos putih lengan pendek dan celana jeans. Rambut cokelat nya ia biarkan terurai.
"Lo kok cantik banget sih?! Ntar banyak yang merhatiin lo terus-"
"Diem lo Arlen atau kita gak jadi jalan!"Aderyn sungguh kesal dengan sikap Arlen.
"Iya beb jangan marah dong"Arlen menarik tangan Aderyn untuk segera menaiki motor nya.
Arlen membawa Aderyn ke sebuah taman, Arlen menyuruh Aderyn duduk dibawah pohon rindang sebelahnya.
"Len beliin gue ice cream"Suruh Aderyn.
"Siap! "Arlen langsung membelikan ice cream favorit Aderyn yaitu Vanilla.
Setelah Arlen membelinya ia langsung memberikan nya kepada Aderyn dengan senyuman tengil khas nya.
"Manis ya Ryn? Kaya kenangan kita"Ujar Arlen.
Blush!
Tiba tiba pipi Aderyn memanas.
"Aduh Ryn kok pipi lo merah? Panas ya? Padahal ini mendung lhoo, yaudah sini gue tiupin"Arlen panik langsung meniup pipi Aderyn.
Aderyn memejamkan mata nya mencoba menetralkan detak jantung nya.
'Gue tau lo bllushing kan?Lo lucu'Bisik Arlen membuat Aderyn semakin lemas dengan detak jantung yang tak karuan.
"Jauh jauh lo Len rabies! "Aderyn mendorong Arlen.
"Bilang aja kalo lo deg degan deket gue Ryn"Ucap Arlen iseng.
"Dih najis amat "Elak Aderyn.
Jdarrr!!
"Allahu akbar"Reflek Aderyn berteriak kaget karena suara petir.
"Pulang yu Len mau hujan"Ajak Aderyn.
"Kuy"
Baru saja mereka berdua berdiri tiba tiba saja hujan deras turun membasahi kota. Akhirnya mereka berdua berdiam diri di bawah pohon rindang. Aderyn mulai menggigil kedinginan, Arlen pun memakaikan jaket nya dibahu Aderyn.
"Pake, udaranya dingin"Ucap Arlen.
"G-Gak usah"Ucapan Aderyn terbata bata karena kedinginan.
"Udah diem aja dehh"Arlen berbicara dengan nada tegas.
"Ryn hujan itu bikin becek ya, becek becek banyak kenangan nya"Ucap Arlen kalem.
"Genangan kali Len bukan Kenangan"Aderyn tersenyum tipis.
"Tapi kan dibawah derasnya hujan terus disamping gue ada bidadari ngingetin gue akan kenangan yang takan pernah hilang"Arlen dengan gaya so nya berbicara dengan nada kode.
"Ngwur lo"Arlen kecewa hanya mendapat respon seperti itu dari Aderyn namun ia tetap tersenyum.
"Ryn tau gak apa yang indah di hidup gue? "Arlen menatap lurus.
"Mana gue tau kan itu hidup lo bukan gue"Aderyn berbicara dengan nada tinggi.
"Sensi amat sih Ryn, Hal yang paling indah dihidup gue itu bisa bahagia in keluarga dan bisa bahagiain lo"Arlen tersenyum.
'Shit! mantan kampret! Setan! Gorila! 'Aderyn terus mengumpat didalam hatinya karena ia baper oleh perkataan sang mantan.
"Lo baper ya Ryn? Itu gue latihan buat bicara ke calon pacar gue ntar"Arlen nyengir.
Jleb!! Nyelekit ya Ryn?
"Kagak lah ngapain gue baper males amat"Sentak Aderyn bad mood.
"Hm"
Krikk!
"Eh Ryn kok dingin ya? Butuh selimut bernyawa"Aderyn yang mengerti pun pura pura tak mendengar.
"Ryn"
'Ish diem Len sebelum gue baper lebih lanjut! 'Hati Aderyn berteriak.
"Aderyn sayangku"Panggil Arlen.
"Len plis deh lo udah ninggalin gue dan sekarang biarin gue nyari yang lebih baik dari lo! Biarin hati gue milih"Lirih Aderyn seperti bisikan. Lirihan itu bagaikan batu besar yang menghantam hati Arlen. Sungguh Arlen menyesal.
"Lah kok baper sih Ryn?"Arlen menutupi rasa bersalahnya dengan cengiran tengil khas nya.
'Cewek mana yang gak baper Len disaat ada cowok yang terang terangan perhatian ke dia? Cewek mana yang gak baper disaat ada cowok yang merlakuin dia layaknya seorang ratu? Cobalah berpikir dewasa Len! Lo ninggalin gue berarti lo buang gue!'Aderyn sangat ingin berkata seperti itu namun lidah nya terasa kelu, bibirnya terasa susah untuk digerakan. Akhirnya Aderyn hanya bisa bungkam.
"Ryn? Malah bengong"Arlen menyentuh bahu Aderyn.
Aderyn tesadar lalu ia menggeleng kan kepalanya.
"Ryn lo gak beneran baper kan? "Tanya Arlen.
"Udah lah Len jangan bahas itu"Ucap Aderyn.
"Ryn Balikan kuy"
Tiga kata terkutuk yang baru saja Arlen ucapkan adalah kata yang paling dihindari oleh Aderyn. Karena itu mampu membuat detak jantung Aderyn tidak karuan.
"Apaansih lo len dari tadi ngawur mulu! "Aderyn berucap dengan muka cuek nya.
"Gak lupain aja!Yaudah kuy pulang ntar gue dibasmi sama bokap lo"Ajak Arlen.
Aderyn mengangguk, dengan rambut basah, baju basah dan jaket Arlen ia menaiki motor arlen. Arlen mengendarai dengan kecepatan standar. Namun karena udara hari ini dingin,Aderyn jadi menggigil kedinginan. Aderyn mengeratkan jaket Arlen ditubuhnya.
"Ryn kalo lo kedinginan peluk aja gue"Teriak Arlen berpadu dengan suara kendaraan dan gemercik air hujan.
"MODUS LO! "Teriak Aderyn.
Arlen hanya terkekeh pelan, namun rasa dingin semakin menggerogoti kulit Aderyn sehingga ia pun terpaksa mengulurkan tangannya untuk memeluk Arlen.
Dibalik helm nya Arlen tersenyum manis, Semakin lama Pelukan Aderyn semakin mengerat membuat Arlen semakin mengembangkan senyuman nya sekaligus ia masih merasa bersalah karena telah bermain main dengan kata 'Putus'.
Dihari ini, jam 17.24 mereka bahagia tanpa sadar akan status mereka yang bukan lagi sepasang kekasih, melainkan hanya sebatas mantan,.
***
Mau lebih panjang? Vote yang banyak dong:pGimana nih? Aderyn sama Arlen aja atau sama Adnan? 😜
Salam,
-Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN [SELESAI✔]
Teen FictionMantan ya? Mantan itu adalah masa lalu yang gak harus dilupakan tapi harus di ikhlas kan. Banyak orang yang mengeluh katanya sih sering dihantui bayang bayang si mantan. Lantas bagaimana perasaan Aderyn yang tiap harinya selalu dibaperin si mantan...