"Jika ini adalah takdir, kenapa harus aku yang mengalaminya? "-A
***
Hari demi hari berganti,tak ada yang berubah dari hubungan Aderyn, Arlen, Davin dan Kana mereka tetap bersahabat walaupun sering bertengkar.
Weekend kali ini mereka berlibur di Vila milik keluarga Kana.
Hanya butuh waktu 2 jam mereka sudah sampai dikawasan puncak bogor.
"Anjir dingin banget"Davin memakai jaket tebalnya.
"Katro amat lo kak, namanya juga di puncak ya iyalah dingin masa panas hellaw"Cerocos Kana.
Aderyn tersenyum melihat tingkah keduanya, ia berharap ada benih cinta yang tumbuh diantara keduanya.
"Lo gak kedinginan Ryn?"Tanya Arlen. Aderyn hanya menggeleng lalu tersenyum.
Aderyn hanya menggunakan hoddie milik abang nya sedangkan yang lainya memakai jaket lumayan tebal apalagi kana sampai memakai sweter dan jaket.
Arlen mengeratkan bomber nya, bibirnya menggigil kecil.
"Asw Na gece ayo masuk dingin gila"Kana hanya nyengir,ia lupa menyuruh teman temanya masuk.
"Yaudah ayo masuk coy"
Mereka pun masuk membawa barang nya masing masing.
"Silahkan masuk atuh Neng, Jang"Ucap Bi Inem.
"Makasih Bi"Ucap Kana.
Mereka duduk di sofa ruang tamu di Vila.
Bi Inem serta anaknya menyuguhkan berbagai makanan, mulai dari snack sampai roti."Kamarnya udah siap kak silahkan beristirahat"Ucap Shinta, anak Bi Inem.
"Makasih Shin"
Kana, Aderyn, Arlen dan Davin memakan makanan yang tersedia, mereka makan sambil bermain truth or dare.
02.03
Aderyn dan yang lainya masih tertawa sambil menonton film.
"Eh Ryn tidur gih udah jam 2"Aderyn menggeleng.
"Ayo Ryn lo dari tadi belum istirahat"Bujuk Kana.
"Engga ah"
"Cepet Ryn"Suruh Arlen.
"Ayo lo har-"
"Oke oke gue ke kamar"Ucap Aderyn.
Aderyn berdiri namun tiba tiba rasa pusing menyerang kepala nya. Mata nya mulai berkunang kunang.
"Ryn lo kenapa?"Tanya Kana yang menyadari gelagat Aderyn.
Aderyn langsung terduduk dan menunduk sambil memegang kepalanya.
"Hey, Are you okay?"Tanya Davin.
Arlen segera menghampiri Aderyn lalu ia membantu Aderyn berdiri namun saat Arlen menatap wajah Aderyn,ternyata Aderyn mimisan.
"Astagfirullah lo kenapa Ryn? "Tanya Arlen.
"Pu-Pus-Pusing"Ucap Aderyn terbata bata.
"Weh ayo wey siapin mobil"Suruh Arlen.
Davin segera menyiapkan mbil untuk membawa Aderyn ke Rumah Sakit terdekat dan Kana membantu Arlen membawa Aderyn.
Disepanjang perjalanan, Kana terus menangis. Melihat sahabatnya terkulai lemas dipangkuanya membuat hati nya sakit, ia gagal menjaga sahabatnya.
Arlen pun diam, ia merasa gagal menjaga orang yang menempati hati nya, melihat Aderyn kesakitan membuat hatinya ikut tersentuh dan merasakan sakit.
Sesampainya dirumah sakit Aderyn dilarikan ke UGD.
Kana terus menangis dipelukan Davin sedangkan Arlen terduduk lemas menahan air matanya."Aderyn kenapa?! "Tanya Arsen dengan nafas tidak teratur. Saat sampai dirumah sakit, mereka langsung menghubungi Arsen.
Semua diam, tidak ada yang menjawab. Membuat Arsen muak.
"Jawab anjing, lo?! Lo Arlen kan? Gue izinin adek gue ikut sama kalian karna gue percaya kalo lo akan jaga adek gue, tapi nyatanya? Berakhir di rumah sakit?! Brengsek"Arsen memegang kerah baju Arlen hampir saja tangan Arsen melayang namun Kana menahanya.
"Bang fokus berdoa"Ucapan Kana membuat Arsen tertunduk. Ia langsung duduk di kursi tunggu dan terus merapalkan do'a.
Tak lama dokter keluar lalu menyuruh Arsen keruanganya. Dokter memberitahu bahwa penyakit Aderyn semkin parah,hal itu disebabkan oleh Aderyn tidak melakukan cuci darah dan melakukan aktivitas yang berat.
Arsen keluar dengan wajah murung. Ia tidak tega melihat adiknya kesakitan ketika selesai cuci darah. Namun itulah cara untuk mencegah penyebaran kanker.
Arsen:Ma Aderyn masuk RS lagi.
Arsen memasukan iphone nya ke saku celananya. Ia agak kesal kepada orang tuanya,mereka lebih memilih bekerja dibanding menemani Aderyn berjuang melawan penyakitnya.
Mama:Lagi?
Arsen:Nanti Arsen jelasin
Arsen:Share locationArsen terdiam melihat adiknya terbaring lemah di ranjang rumah sakit, ia merasa tidak becus menjaga adiknya.
Disisi lain Arlen pun sama terpuruknya dengan Arsen. Arlen sangat menyayangi Aderyn, tak sedikitpun perasaanya berkurang.
Saat dokter sudah memindahkan Aderyn ke kamar inap dan mengizinkan masuk, Arlen lah yang pertama masuk.
Arlen duduk disamping Aderyn menggenggam erat tanganya berharap ia dapat menyalurkan kekuatan pada Aderyn.Perlahan kelopak mata Aderyn terbuka. Lalu ia mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.
"H-hai"Sapa Aderyn serak.
"Hai"Arlen tersenyum dengan air mata menetes.
"Kok nangis?Cengeng"Lirih Aderyn tersenyum.
"Gak nangis cuma kelilipan aja"Elak Arlen mengusap air matanya.
"Gue gak papa kok gak usah khawatir gitu"
Arlen hanya tersenyum menanggapinya.
"Gue keluar dulu ya, yang lain mau masuk"
Arlen keluar lalu masuklah Arsen dengan tampilan kacau menghampiri Aderyn.
"Lo berhasil bikin gue khawatir de"Ucap Arsen langsung memeluk Aderyn.
"Maafin gue bang"Aderyn merasakan punggung Arsen bergetar,ia menangis.
"Gue gapapa bang,jangan nangis"Aderyn sangat mengerti keadaan dirinya yang makin lemah. Ia tidak tega melihat semua orang yang ia sayangi bersedih.
"Gue tau lo kuat, lo harus sembuh demi gue, lo harus lawan kanker sialan itu"Ucap Arsen bergetar.
"Kanker apa yang dimaksud?"Tanya seseorang.
Aderyn dan Arsen melepas pelukanya lalu menoleh, dia mama Aderyn.
"Maaf mah Arsen gak ngasih tau, Aderyn sakit Kanker darah ma"Lirih Arsen.
"Apa?!"Mama Aderyn langsung memeluk putrinya. Ia menyesal telah mengabaikan Aderyn dan lebih memilih pekerjaanya, Papa Aderyn ikut memeluk putrinya.
"Sayang maafin mama sama papa,kenapa kamu gak bilang sayang"Isak mama nya.
"Maaf ma"
Dibalik sakitnya, Aderyn bersyukur karna berkat sakitnya ia kembali merasakan pelukan hangat dari orang tua nya.
Disisi lain Kana, Davin dan Arlen mendengar percakapan mereka. Kana semakin menangis dipelukan Davin yang juga ikut bersedih, sedangkan Arlen hanya diam menatap kosong, yang ada diotak Arlen hanyalah kenangan bersama Aderyn.
****
Spesial 10K+ Readers dan 500+ Vote,Aku update lagiii!!Jangan lupa Vote ya sayang sayangku:v
Thanks for your support!
Tanpa revisi! Mohon maaf kalo ada typo, maaf kalo makin gaje.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN [SELESAI✔]
Teen FictionMantan ya? Mantan itu adalah masa lalu yang gak harus dilupakan tapi harus di ikhlas kan. Banyak orang yang mengeluh katanya sih sering dihantui bayang bayang si mantan. Lantas bagaimana perasaan Aderyn yang tiap harinya selalu dibaperin si mantan...