18|Sedekat dulu?

3.9K 172 0
                                    

Untuk apa kita berusaha untuk sedekat jari telunjuk dan jari tengah jika akhirnya kita berjauhan sejauh jari jempol dan jari kelingking

-A

***

Aderyn berjalan di koridor lantai 2 menuju kelasnya. Ia memberikan senyuman kepada orang orang yang menyapa nya namun senyum nya pudar ketika ia melihat Arlen dan Zahra sedang tertawa bersama. Aderyn tersenyum kecut, ia langsung memasuki kelasnya.

"Eh sobat gue napa nih? Galau lu? "Tanya Revan.

"Revannn gue kangenn"Aderyn memeluk Revan erat.

"Gue tau lo kangen tapi jan peluk atuh neng liat noh pacar lo natap gue tajam amat serem"Ucap Revan terkekeh.

Aderyn melepas pelukan nya lalu menatap Revan heran. Revan tersenyum lalu menunjuk arah pintu dengan dagu nya.
Aderyn menoleh ternyata ada Arlen yang menatap mereka tajam. Sementara disisi nya ada Zahra yang terus mengoceh.

Ide gila terlintas di benak Aderyn,ia malah kembali memeluk Revan.
Kesabaran Arlen mulai habis, ia cemburu. Arlen langsung mendorong Zahra lalu masuk kedalam kelas Aderyn.

Brakkk!

Arlen menggebrak meja cukup keras.

"Astagfirullah "Ucap Aderyn. Sementara Revan hanya diam memasang tampang cool nya.

"Dasar cewek murahan! Cowok mana lagi yang mau lo deketin? Udah banyak cowok yang lo deketin! Adnan,Geo. Jadi cewek jangan murahan dong! "Sentak Arlen. Aderyn terdiam,perkataan nya menusuk hati nya.

"Heh banci lo!katanya cowok tapi ngomong kaya cewek. Denger ya kalo lo cemburu gak usah nyakitin hati cewek"Sinis Revan. Ia tak terima sahabat nya dibilang murahan.

Arlen terdiam menyadari apa yang ia katakan. Aderyn berlari entah kemana.

"Banci! Kalo sahabat gue kenapa napa, lo orang yang gue cari! "Ketus Revan lalu mengejar Aderyn.

Aderyn duduk di rooftop ia diam. Air mata mengalir begitu saja. Hatinya remuk ketika mendengar ucapan Arlen.

"Jangan nangis, apalagi sendirian, ntar kesambet"Ucap seseorang. Aderyn langsung mengusap air matanya ia menoleh, ternyata Davin.

"Eh kak Davin"Aderyn tersenyum paksa.

"Lo kenapa deh dek? Jelek tau nangis nangis"Ucap Davin.

"Kak,emang gue murahan ya? "Lirih Aderyn.

"Nggak lah! Siapa yang bilang gitu? Biar gue sleding"Jawab Davin.

Aderyn hanya diam menatap keramaian kota dipagi hari. Davin juga turut bungkam, ia membiarkan Aderyn tenang.
Aderyn tiba tiba berdiri dan melangkah.

"Eh lo mau kemana? "Tanya Davin.

"Ke kelas"Jawab nya singkat.

MANTAN [SELESAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang