"Kamu tau bagaimana cara matahari mencintai bulan?"-Aderyn.
✔✔✔
Aderyn duduk di kursi roda nya menatap hamparan rerumputan beserta bunga yang mekar menambah ketenangan hatinya.
Aurel tersenyum sinis menatap punggung cowok yang mengisi hatinya. Aurel menggenggam sebuah senjata dengan erat, ia mengarahkan pistol tersebut ke cowok itu. Cowok yang akhir akhir ini menjauhinya, cowok yang akhir akhir ini hilang dari kehidupan nya. Jika ia tidak bisa mendapatkan Arlen maka Aderyn pun tidak boleh memiliki nya.
Terlihat Arlen jongkok dihadapan Aderyn lalu menyelipkan bunga ditelinga gadis itu.
Aurel semakin menggeram lalu ia menembak ke arah arlen.DORRR!
Aderyn yang sadar akan gerakan Aurel, ia segera memeluk Arlen lalu membalikan posisi.
Jlebb!
Mata Aderyn perlahan menjadi sayu,darah mulai bercucuran.
"ADERYN?!AUREL LO APA APAAN?!"Bentak Arlen Marah, Aurel langsung lari.
"Sayang jangan tutup mata kamu"Suruh Arlen menaruh kepala Aderyn di paha nya, Aderyn berusaha membuka matanya.
"Kamu tau ba-bagaimana cara ma-matahari mencintai bulan?"Tanya Aderyn, Arlen menggeleng. Mata Arlen mulai berair beberapa tetes air mata lolos membasahi pipi nya. Cobaan apa lagi yang menimpa dirinya dan Aderyn?
"Matahari rela terbenam demi melihat bulan bersinar. Aku rela terluka bahkan tiada demi melihat kamu baha-gi-a"Lirih Aderyn.
"Uhukk"Darah keluar dari mulut Aderyn membuat Arlen semakin panik ia menggendong Aderyn lalu berlari kedalam rumah sakit.
"SUSTER! DOKTER TOLONG"Teriak Arlen seperti orang kesetanan.
Suster dan perawat lainya dengan cepat membawa Aderyn dengan brangkar rumah sakit membawa nya ke ruang ICU.
Arlen mengusap wajah nya kasar, darah yang perlahan mengering masih berbekas di baju, celana, dan tanganya. Jika terjadi sesuatu pada Aderyn ia tidak akan memaafkan Aurel dan ia akan menjebloskan perempuan ular itu kedalam sel tahanan.
Dokter keluar dari ruang ICU semua berlarian mendorong brangkar Aderyn, Arlen semakin panik.
"Dokter dia baik baik aja kan?!"Arlen berkata lirih kepada dokter yang melewati dirinya.
"Berdoa saja, kami harus segera melakukan operasi dan mengeluarkan peluru tersebut"Dokter langsung pergi, pertahanan Arlen runtuh. Kakinya lemas. Ia menghubungi Arsen dan bunda nya.
Tak lama datang Arsen di susul bunda nya.
Arlen enggan menoleh tatapanya kosong, berdiam diri di dinginya lantai rumah sakit,berharap sosok disana baik baik saja, dia sedang berjuang untuk bertahan hidup."Arlen!Aderyn gapapa kan?"Tanya Arsen menggoyangkan tubuh Arlen namun tidak ada respon.
"Sudah nak kita doakan saja semoga Aderyn baik baik saja, nanti kita tanya ya, jangan sekarang"Bunda mengusap pelan bahu Arsen agar laki laki itu tenang.
"Maafin abang de maafin abang"Lirih Arsen.
"Sebaiknya kamu kabari orang tua kamu nak"Ucap Bunda.
Arsen mengangguk lalu mencoba menghubungi mama dan papa nya.
"Hallo ma"
"...."
"Mama kerumah sakit sekarang Arsen mohon, Aderyn ma"Arsen tak mampu melanjutkan perkataanya.
"...."
Tutt...
Akhirnya mama nya akan menjenguk Aderyn.
"Lo harus kuat de mama mau kesini, ini yang kamu mau kan"Arsen menatap ruang operasi dengan tatapan kosong.
"Kamu harus kuat nak, jika kamu ikutan rapuh, siapa yang menguatkan Aderyn? Kalian adalah sosok yang Aderyn sayangi, Kalian harus kuat demi Aderyn"Ucap Bunda mengelus kedua lelaki yang hancur karena gadis yang mereka sayangi berjuang untuk bertahan hidup.
Arsen mengangguk lalu memeluk Bunda, dengan baik Bunda menerima pelukan itu, Bunda tidak tega melihatnya, Bunda mengusap punggung Arsen menguatkanya. Sedangkan Arlen masih diam enggan bergerak, bayangan kejadian tersebut terus terbayang di benaknya seperti kaset rusak.
Bunda beralih memeluk putra nya,Bunda tau ia lah yang paling hancur disini, karena Arlen menyaksikan kejadian yang menimpa Aderyn. Tak ada air mata yang keluar, hanya ada tatapan kosong yang menyiratkan luka. Bunda baru sadar penampilan Arlen sangat kacau, Darah yang sudah mengering,rambut yang berantakan, air mata yang berbekas. Bunda meneteskan air mata melihat keadaan putra nya, Bunda memeluk erat Arlen mengusap bahu Arlen berharap Arlen kuat, Bunda lebih memilih Arlen menangis menumpahkan segalanya dibanding ia diam dengan tatapan kosong.
Orang tua Aderyn datang langsung memeluk Arsen erat memohon maaf, terutama mama nya, kemarin ia menolak permintaan putri nya karena ada meeting.
Dokter keluar dengan raut wajah kecewa.
"Gimana keadaan putri saya dok?"Tanya mama nya cepat. Arlen langsung bangkit menghampiri dokter.
"Kami sudah berhasil mengeluarkan peluru yang berada di tubuh pasien, kami sudah berjuang semaksimal mungkin, keadaan tubuh pasien sangat lemah, nyawa nya tak terselamatkan"Ucap dokter. Suara tangis terdengar begitu memilukan.
"Itu bohong kan dok?! Aderyn kuat dok"Arlen akhirnya menangis, ia tidak rela jika Aderyn harus pergi.
"Kami tidak pernah bermain main"Jawab dokter itu menepuk pundak Arlen pelan.
Arlen langsung masuk, ia tak peduli jika ia tidak diizinkan yang terpenting ia harus bertemu dengan kekasihnya.
Terlihat Aderyn terbaring di Brangkar dengan wajah pucatnya."Sayang kamu kok ninggalin aku? Kamu gak sayang ya sama aku? Aku janji gak bakal deket sama Aurel lagi, tapi kamu bangun ya? Jangan tidur, buka mata kamu sayang disini aku nunggu kamu, bangun ya? Kita bahagia bareng bareng"Lirih Arlen menggenggam tangan Aderyn.
"Aku yakin kamu denger aku sayang, jangan gini aku gak suka. Ayo bangun sayang buka mata kamu"Suruh Arlen mencoba tersenyum.
Bunda masuk, melihat putranya yang begitu hancur.
"Sayang ikhlasin Aderyn nak"Ucap Bunda menangis.
"Engga bun Aderyn masih ada!!! Sayang ayo bangun buktiin ke mereka ucapan aku bener, ayo bangun sayang"Arlen menggoyangkan tubuh Aderyn berusaha membangunkan gadis itu.
"Ikhlasin nak bukan hanya kamu yang terluka"Lirih Bunda.
"Engga bun Aderyn masih hidup bun! Dia mau bahagia sama Arlen bun! "Arlen berubah menjadi histeris dengan air mata yang masih mengalir.
"Sayang Aderyn mau dibawa ke ruang jenazah, ikhlasin ya?"Bunda mengelus rambut putra nya.
"ENGGA BUN GAK BOLEH, ADERYN MASIH ADA BUN, GAK BOLEH! SAYANG AYO BANGUN, BUKA MATA KAMU. AKU TAU KAMU MASIH DISINI SAYANG KAMU BELUM PERGI"Arlen histeris ia menggoncang tubuh Aderyn.
Beberapa perawat berusaha menenagkan Arlen lalu Arlen disuntik oleh obat bius supaya lebih tenang.
"Sayang ayo bangun"Lirih nya sebelum benar benar menutup matanya.
-
THE END!
...
Makasih buat vote nya, makasih udah baca cerita ini sampe akhir:)
Maaf yaa buat semua kesalahan di cerita ini.....
See you!!
Engga deng author boong hehe!! Gimana nih kesan nya baca part ini? Ada yang nangis? Jangan lupa vote dan komen!! Maaf untuk typo ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN [SELESAI✔]
Teen FictionMantan ya? Mantan itu adalah masa lalu yang gak harus dilupakan tapi harus di ikhlas kan. Banyak orang yang mengeluh katanya sih sering dihantui bayang bayang si mantan. Lantas bagaimana perasaan Aderyn yang tiap harinya selalu dibaperin si mantan...