“Jangan pernah menyia nyiakan orang yang sayang padamu. Dan perjuangkanlah orang yang benar benar menyayangimu.”
-Mantan._
Semesta berduka, kepergian seorang gadis membuat banyak orang ikut berduka. Semua berkumpul di gundukan tanah yang masih basah,semuanya berdoa mengiringi kepergianya. Arlen menatap pusara tersebut dengan tatapan kosong, Arlen tak percaya secepat itu ia pergi. Perlahan semua orang pergi meninggalkan Arlen sendiri. Ia berjongkok didekat batu nisan gadis itu, mengusap nya. Kini gadis yang selalu menemani nya sudah tiada. Canda tawa hanyalah tinggal kenangan, suara gadis itu kini takan ada lagi. Tak akan ada yang bisa ia lindungi seperti gadis kecil.
"Gue sayang lo, lo tenang ya disana. Gue maafin lo"Lirih Arlen. Semiliar angin menerpa wajah Arlen seakan gadis itu menjawab nya. Ia tersenyum miris lalu perlahan ia melangkahkan kaki dari pemakaman.
-
Arlen kembali ke tempat yang ia benci, rumah sakit. Ia berjalan menyusuri lorong demi lorong, raga nya lelah, bahkan hanya untuk berjalan terasa berat. Pikiran dan hatinya kacau berkecambuk. Ia tak tau harus bagaimana lagi. Semangat nya hilang entah kemana. Langit mulai menghitam seakan mengerti apa yang Arlen rasakan. Hujan perlahan turun membasahi bumi, Arlen berjalan gontai, ia membuka pintu suatu ruangan inap. Terlihat gadis yang sangat ia sayangi terbaring lemah dengan banyak alat ditubuhnya yang semakin kurus. Arlen duduk disebelahnya.
"Sayang ayo buka mata kamu"Arlen mengusap pipi tirus gadis itu.
Flashback on
Arlen perlahan melepaskan genggaman tanganya karena ia mulai hilang kesadaran, saat itu juga jari jari tangan Aderyn bergerak membuat semua terkejut sekaligus bersyukur.
"Keajaiban datang, detak jantung pasien kembali, namun pasien sedang mengalami koma."Ucap dokter tersenyum.
"Sampai kapan dia koma dok?"Tanya Arsen.
"Kami tidak tau, itu tergantung keinginan pasien untuk kembali,Saya permisi"Jawab dokter lalu pergi.
Setelah Arlen sadar, Arlen sangat senang walaupun ia harus kecewa karena Aderyn koma, tetapi ia masih bersyukur.
Ia juga harus menelan kenyataan pahit lainya. Aurel meninggal tertabrak mobil saat ia dikejar beberapa anggota polisi. Meskipun Aurel sudah berbuat jahat tapi bagaimana pun Aurel tetap sahabatnya, dia lah yang menemani masa kecil nya. Jangan lupakan fakta bahwa Arlen pernah mencintai Aurel."Sayang gak ada lagi yang ganggu hubungan kita, aku yakin kamu sedih Aurel pergi. Kamu bangun ya, aku rindu"Lirih Arlen.
Flashback off.
"Sayang kamu dimimpi ketemu sama siapa?kok betah banget? Gak kangen aku ya?"Arlen terus menggenggam tangan Aderyn, berusaha menguatkannya.
"Sayang kamu tau?Waktu detak jantung kamu tidak terdeteksi terus kamu dinyatain meninggal, jahat kan ya dokternya? Aku yakin kamu kan masih sayang sama aku jadi gak mungkin kamu ninggalin aku, iya kan?"Arlen terus mengajak Aderyn berbicara walaupun tidak ada respon.
Arlen menghela nafas berat. Semuanya telah berubah, tidak ada lagi Aderyn yang bawel, tidak ada lagi Aderyn yang ceria, Tidak ada lagi teriakan dari Aderyn. Sekarang Aderyn hanya terbaring lemah di brangkar rumah sakit dengan keadaan koma.
Arlen keluar membiarkan Kana dan Davin masuk. Ia duduk di bangku rumah sakit.
Arlen mengusap wajahnya kasar, baru sehari Aderyn koma tapi dirinya sudah diambang kehancuran. Ia tidak boleh menyerah ia harus kuat."Hai"Sapa seorang gadis cantik duduk disebelah Arlen.
Arlen hanya menoleh lalu ia kembali menatap lantai.
"Eumm kamu kenapa? Maaf aku lancang. Nama aku Jessy"Ucap cewek itu tersenyum,Arlen hanya meliriknya sekilas lalu kembali menatap kosong.
"Kamu disini nunggu siapa?keluarga kamu ya?"Tanya Jessy lagi.
"Gue disini nunggu pacar gue"Jawab Arlen akhirnya.
"Yah kamu udah punya pacar"Gumam Jessy masih didengar oleh Arlen.
"Kita boleh jadi temen?"Tanya Jessy.
Arlen menoleh mengangkat sebelah alis nya lalu ia mengangguk.
"Makasihh"Ucap Jessy memeluk Arlen dari samping.
"Eh maaf kelepasan hehe"Cengir Jessy melepaskan pelukanya.
Arlen terkekeh pelan, Jessy hampir mirip dengan Aderyn. Wajah cantik, bawel, ceria tapi Jessy lebih kekanak kanakan. Arlen menggelengkan kepala pelan ia tidak boleh berpikiran seperti itu, Aderyn pasti sedih.
Jessy bercerita banyak hal, Arlen hanya diam sesekali menimpali. Pikiranya mulai teralihkan, ia tidak terlalu memikirkan Aderyn, perlahan senyuman terukir di bibir Arlen, gurat kesedihan menghilang begitu saja karena Jessy. Arlen nyaman dengan Jessy.
Kana dan Davin keluar dari ruangan Aderyn.
"Gimana Na? Ada perubahan?"Tanya Arlen.
Kana melirik sinis kearah Jessy, lalu kembali menatap Arlen dan menggeleng perlahan. Arlen menghela nafas lelah.
"Lo lebih baik pulang dulu Len, lo kacau dan lo bau"Davin menepuk pundak Arlen lalu tersenyum manis.
"Okay, lo jagain Aderyn sampe bang Arsen dateng ya"Pinta Arlen.
"Its okay bro!"Davin tersenyum lalu merangkul Kana. Arlen ikut tersenyum lalu berbalik menuju pintu kelur rumah sakit, diikuti Jessy.
"Lo ngapain ikut gue Jes?"Tanya Arlen menoleh.
"Ikut ya?"Pinta Jessy.
"Gue mau pulang, gue harus cepet cepet kesini. Dan gue gak mau khianatin pacar gue yang lagi berjuang buat hidup"Balas Arlen dingin.
"Tapi Len pacar kamu gak akan tau, lagian aku cuma minta kamu antar aku pulang bukan minta kamu jadi pacar aku"Jessy terus membujuk Arlen.
"Gak"Ketus Arlen berlalu namun Jessy menahanya.
Jessy memasang muka memelasnya membuat Arlen tidak tega.
"Okay kali ini aja"Jessy memekik senang lalu memeluk Arlen, bodohnya Arlen hanya diam. Memang yang ia butuhkan hanyalah sandaran dan pelukan.
Jessy tidak menyia nyiakan kesempatan itu, ia terus memeluk Arlen hingga Arlen mendorong nya pelan, tersadar ini adalah salah.
"Sorry gue refleks, seneng soalnya"Jessy tersenyum malu.
"Cepet sebelum gue berubah fikiran"Ucap Arlen menaiki motornya.
Jessy tersenyum lalu menaiki motor Arlen. Di perjalanan, Jessy sengaja memeluk Arlen erat dengan alasan ia tidak kuat dingin, Arlen hanya diam membiarkan cewek itu memeluknya.
-
A/n:Heyoo apa kabar kalian? Gimana nih masih nunggu updetan cerita ini? Masih dong yaa! Nih author kasihh! Jangan lupa vote dan komen yaa! Maaf buat typo nya. Nahh yang gak rela Aderyn pergi, author balikin lgi nihh:)Enjoy guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN [SELESAI✔]
Teen FictionMantan ya? Mantan itu adalah masa lalu yang gak harus dilupakan tapi harus di ikhlas kan. Banyak orang yang mengeluh katanya sih sering dihantui bayang bayang si mantan. Lantas bagaimana perasaan Aderyn yang tiap harinya selalu dibaperin si mantan...