#K - Langkah Pertama

58.9K 9K 4K
                                    



"Nisa?"

Cewek berambut bob itu mengernyitkan kening menyebutkan nama itu bingung. "Nisa siapa?"

Yuta mendengus, duduk di area depan Mixme bersama teman-temannya ini: Yena, Jeje, Aryan, Hoshi, Jeka, dan Yogi.

"Anak IPA 1. Dia nyebut nama lo, kirain kenal," kata Yuta mendecak kecewa.

"Lah lu dah putus sama yang anak Pertiwi?" tanya Jeje tiba-tiba, mengernyit bingung Yuta seperti sedang mengincar cewek baru.

"Udah lama," sahut Yuta mendengus pelan, "dah dua minggu lalu."

Yogi mengangkat alis, lalu memajukan diri. "Kayak gimana sih Tuy biar cepet dapet cewek?" tanyanya polos.

Lengan Aryan langsung maju, mendorong pemuda bongsor itu sampai punggungnya menempel ke kursi agar tak ikut-ikutan.

"Nisa?" Si mata kecil dengan pipi bulat itu mengernyit, "bentar. Gue kayak kenal."

"Nyoh, Hoshi kan pernah gebet anak IPA 1," kata Yena menunjuk cowok itu.

Hoshi mengernyit lama, mencoba mengingat. "Ahhhh, cewek yang suka gambar? Yang tinggi?"

Wajah Yuta langsung merekah, memajukan diri. "Iya iya, lo tau instagramnya?"

"Kagak," jawab Hoshi singkat, membuat garis wajah Yuta mengendor lagi. "Anak-anak cewek kelas gue suka ngomongin tuh. Galak katanya. Kelas gue kan slek sama kelas ipa 1," katanya membuat yang lain mengangkat alis.

"Ho'. Mukanya emang jutek abis," kata Yuta setuju. "Tipe tipe cewek pinter di kelas yang nggak mau bagi jawaban ulangan."

Jeka mengernyit, "beneran lo? Emang tipe lo yang begitu?"

Yuta menyeringai, "gue berasa ketemu jodoh, Jek. Jodoh mah nggak pake tipe tipe langsung klik," katanya dengan sungguh-sungguh.

Jeje jadi mencibir, "kan dah gue bilang kita ketemu jodoh itu sebelum usia 16 tahun, lah elu bulan lalu dah 17 nyet. Baru ketemu dia."

"Kan lo bilang 80%, njir," protes Yuta sebal.

Yena yang mendengar itu segera mendekat ke Jeje antusias, "beneran Je? Gue ketemu dia pas sehari sebelum 16 tahun waktu kelas satu di perpus—"

"Bentar dulu fokus gue dulu," protes Yuta sebal karena Yena sudah ingin curhat panjang.

Yuta mendengus keras, "ini gue nggak main-main. Geter beneran hati gue. Kayak suara hati gue tuh bilang, 'Yuta, ini istri masa depan lo. Kejar dia dari sekarang,' Gitu."

Jeje, Yena, Yogi, juga Hoshi yang memerhatikan itu melengos, prihatin. Walau sebenarnya bingung juga mau percaya atau tidak. Pasalnya, Yuta tuh anaknya bebas, berbuat sesukanya. Hidupnya lempeng, seakan nggak punya masa depan. Dan baru kali ini dia keliatan ambis pengen ngejar sesuatu.

"Tapi dari gambarannya, kayaknya nggak cocok banget sama cacing kremi kayak elu," kata Jeje menunjuk Yuta tepat.

Yuta merapatkan bibir, menatap sengit Jeje seakan sakit hati. "Oke oke! Gue cari bantuan lain aja!" katanya merogoh hape membuat yang lain memutar bola mata tak peduli.

Yuta merunduk, mengetikkan pesan.



Whatsapp

Yuta: sayang

Yuta: sayang sayang

K 0.1✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang