#K - Sok Jagoan

18.6K 4.4K 2.6K
                                    


#K – Sok Jagoan



"Beneran? Boleh pulang?" ucap Yuta pada telpon sambil melangkah dari parkiran sekolah menuju koridor utama pagi ini. Senyumnya mengembang lebar.

"Iyaaa tuan putri. Yaudah sarapan dulu sana, jangan lupa obatnya. Pasti ditemenin lah apa yang nggak buat sayangku cintaku duniaku princess ku permata hatiku," kata Yuta dengan riang pada telpon.

Kakinya bahkan melangkah ceria, "inget ya kata dokter, jangan negatif thinking. Harus bahagia terus. Oke, Cecilia?"

Yuta tersenyum mendengarkan suara sang adik di sambungan telpon. Yang kemudian ia memutuskan sambungan, melanjutkan langkah di koridor menuju kelas.

Hm. Bahagia sekali hidupnya kini. Pacaran sama cewek galak yang dulu susah banget digapai, sekarang adik kesayangannya sudah mulai pulih. Apalagi dengar kabar juga pekerjaan sang mama sudah mulai rampung.


Eh.

Wait.


Yuta tiba-tiba berhenti. Senyumnya hilang begitu saja. Pemuda itu tertegun sendiri.

Yang kemudian bola matanya melirik kanan kiri, kemudian ia memandang keluar. Mendongak menatap langit cerah pagi ini.

"Ada apa nih?" gumamnya pelan, seperti bicara pada diri sendiri. "Kenapa semua tiba-tiba indah gini? Hidup gua kayaknya nggak pernah sesempurna ini..." Ia diam, menyipitkan mata curiga pada langit.

"Gue nggak lagi di-prank kan..."

Yuta diam. Tapi menggeleng kecil. Ia kembali melanjutkan langkah sambil meyakini diri sendiri. Ini mungkin hadiah dari Tuhan setelah kesabaran dan ketabahan dia hidup selama ini.

"OI RIENA!" sapa Yuta sebelum berbelok ke arah tangga, "EI BOBI MA BRO!" katanya juga melambai dengan riang ke arah kelas di dekat tangga itu.

Senyum lebarnya tak kunjung hilang. Bahkan melompat-lompat kecil riang menaiki tangga.

"Atuyyyy!!!!"

Baru saja menampakkan diri di koridor lantai dua, Erin yang berdiri di depan kelas langsung menyambutnya meneriaki.

Yuta mengernyit, segera mempercepat langkah. "Pagi Yang Mulia," sapanya dengan ceria. Masih tersenyum lebar riang.

Erin mendengus, hanya menjawab sekilas. "Lo udah ppt Pak Jaka? Tadi baru diinfoin hari ini terakhir jam 9."

Senyum Yuta langsung menghilang. "P... ppt apa?"

Erin mendecak, "tugas Pak Jaka dari minggu lalu. Tinggal nama lo sama nama Marten yang belum."

Yuta membelalak, "LAH GUE BELUM!?" pekiknya baru tersadar.

Erin menepuk kening, walau sudah menduga. "Pinjem laptop Ezra, cepet kerjain sana!" perintahnya mendorong Yuta masuk kelas.

Yuta langsung menurut dengan panik dan gusar. Emang bener. Hidup tuh nggak mungkin sempurna.



**



Nisa menelusuri perpustakaan, mencari buku di tiap rak yang ada. Beberapa teman kelasnya juga ada, sudah duduk di meja mengerjakan tugas Pak Toyo secara berkelompok. Padahal Pak Toyo sudah keluar karena sebentar lagi bel berbunyi tanda istirahat, tapi sebagian besar murid 11 IPA 1 masih bertahan di perpustakaan untuk belajar. Mungkin cuma di sini saat gurunya menyelesaikan pelajaran di awal tapi muridnya masih ingin belajar.

K 0.1✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang