#K - SadBoy

19.1K 4.1K 1.8K
                                    


#K - SadBoy



Yuta melipat kedua tangan di atas meja, lalu menidurkan kepala di atasnya. Dengan jaket oversized abu-abu pemuda itu mulai terlelap di meja samping jendela saat sedang hujan.

Sampai terdengar celetukan.

"Lo beneran kek sadboy di facebook yang captionnya ditulis di poto lo yang lagi denger headset terus pasang muka galau mandang langit," kata Jeka yang duduk di atas meja depan Yuta.

"Apalagi rambutnya kek anak-anak emo yang pake tindik terus matanya pake celak hitam," kata Yogi menambahi.

"Captionnya entar lirik lagu Kangen Band," sahut Jeje yang padahal sedang bermain games di hapenya ikut serta.

"KAU TUUULISKAN CERITAAA TENTANG ENGKAU DAN DIAAA MEMBUAT HATIKU SEMAKIN TERLUKAAAAA..." Yogi langsung menyambut dengan nyanyian nyaring.

Yuta akhirnya mengangkat kepala, memandangi teman-temannya dengan ekspresi lelah. "Gue beneran ngantuk," katanya dengan serak.

"Santai kali Tuy, kalau galau mah nggak usah dibikin makin mellow. Buat ketawa aja," kata Tavisha yang sedang duduk di samping Jeje.

"Gue nggak galau," elak Yuta masih ngotot.

"Lo duduk di meja gue samping jendela pas ujan, pake jaket terus nyembunyiin kepala. Kalau didiemin bisa lanjut nangis itu," celetuk Tavisha polos, membuat Yogi dan Jeka malah tertawa.

"Ini suasananya bikin ngantuk, Tataaaa," Yuta kembali ngeles.

"Eh tapi btw cewek lo-ah, mantan lo," Yogi segera meralat membuat Yuta mendecih kecil. "Lepas kacamata ye? Terus potong rambut. Cakep banget."

"Iya ih," Tavisha langsung maju antusias, "mukanya cantik banget kayak Miss Universe. Kayak ada aura ratu gitu."

"Buang sial dia mah abis pegat," celetuk Jeka tanpa dosa.

Jeje kini menurunkan hape karena gamesnya sedang loading, lalu menoleh. "Itu tuh di snapgram Ajun kemaren kan? Sama si Jeje IPA yang bule. Mereka kayak jalan-jalan itu, perayaan kali ya abis lepas dari kadal."

"Dah woi jangan dibahas, nangis entar anak orang," tegur Aryan yang sejak tadi duduk di belakang Yuta, menyalin tugas milik Virgo di sana.

"Kelas ini emang isinya setan semua," kata Yuta mendengus sebal sambil membuang muka.

Yang kemudian terkejut tepat saat kilat datang.

Tavisha sampai memekik kaget. Tapi berbeda dengan Jeka yang langsung melompat turun dengan riang.

"YES UJAN DERAS PAK JAY PASTI KEJEBAK DI KANTOR, PELAJARAN KOSONG AMIIN!" teriak cowok itu langsung disambut Yogi dan juga beberapa murid kelas lain.

"Hadoh motor gue tadi masih parkir di luar anjir basah dah," kata Marten misuh-misuh.

"Lah tumbenan motor? Nggak bawa mobil?" tanya Tavisha bingung.

"Merakyat," jawab Marten sombong, langsung dikatai Jeka dengan tambahan Yogi yang menoyornya. Dan entah dari mana Junaid juga datang-datang ikut menoyor dari belakang.

Sementara di tengah keributan. Yuta terdiam sendiri. Pemuda itu menunduk, melihat jari telunjuk dan jari tengahnya yang tadi hampir refleks terangkat saat petir datang.

Ia tertegun sendiri. Ini kebiasaannya bersama Sachio sejak kecil, mengajari gadis itu agar tidak takut dengan cara menutupinya dengan hal yang menyenangkan.

K 0.1✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang