#K - Orang Ketiga

43.3K 7.8K 733
                                    


Sachio berlari dengan wajah riang keluar dari kelas. Langsung melompat kecil menubruk Faili yang lebih dulu melangkah pergi. Faili menoleh, mendengus sinis dan membuang muka.

"Ih ngambek," goda Sachio tertawa, menyenggol-nyenggol lengan Faili.

Faili mendecak, menjauhkan diri dengan wajah bertekuk. Ia melangkah ke arah lobby utama. Walau melirik langit gelap sehabis hujan deras tadi.

"Noh, mau ujan lagi gara-gara elo," kata Faili menyalahkan.

Sachio merapikan poni ratanya sesaat, "yeee enak aja. Gara-gara elu tuh langitnya ngambek."

"Yaiyalah kan aku penguasa dunia," balas Faili sewot.

Sachio mengumpat kecil. Walau berikutnya memekik kaget ketika petir tiba-tiba datang. Faili pun juga sontak berhenti dan memejamkan mata terkejut.

Faili membuka mata, lalu menoleh. Cewek itu melotot, melihat Sachio yang terlompat kecil sudah latah dengan tangan terangkat mengacungkan jari tengah dan jari telunjuknya.

"Ngapain lu?" tanya Faili bingung.

Sachio masih bengong sesaat, lalu menoleh polos. "... pose..."

"Goblo," Faili refleks menoyor Sachio.

"Kebiasaan Fai kalau ada kilat," jawab Sachio tanpa beban.

"Belajar dari mana sih lo," Faili melengos keras. "Napa sih anak kelas gue nggak ada yang beres satu aja gitu," lanjutnya jadi mengomel.

"Ya lu ketua kelasnya," sahut Sachio menunjuk kecil.

Wajah Faili merenggut, menatap tajam Sachio. "Elu tuh ya dari tadi..." Belum juga ancamannya selesai, Sachio sudah kabur sambil tertawa.

Sachio dengan riang ingin berbelok. Tapi gadis itu terkejut dan refleks termundur. Bertepatan dengan seorang pemuda tampan yang juga tersentak. Faili yang melihat itu mengangkat alis melihat keduanya.

"Eh, Theo," sapa Sachio meringis lebar, "kebetulan tuh, ngambek pacarnya."

Theo memandang Faili yang merenggut di tempatnya, kemudian memandang Sachio lagi. "Elo kerjain?"

"Ho," Sachio mengangguk sambil tertawa, "mau aja diboongin."

"Kan dia bego, Ce," sahut Theo tenang.

Sachio makin tertawa, "makanya jangan sering dibegoin. Elu mah nggak berubah," ledeknya membuat ekspresi Theo berubah, langsung menatapnya sinis membuat Sachio tertawa puas.

Sachio melirik menyadari Faili sudah melangkah mendekat. "Daaah!" pamitnya melambai kecil, segera berlari pergi melanjutkan langkahnya.

Faili berhenti di depan Theo, menggantikan posisi Sachio tadi dengan wajah merenggut. "Apa? Lo berdua ngomongin gue, kan?" katanya dengan galak.

"Iya, kenapa?" balas Theo membuat Faili menggeram dan mendelik.

"Coba ya tugas kakak jadi pacar tuh berguna dikit. Aku lagi dibegoin bukannya dibelain," omel Faili sebal.

Theo melengos pelan menatap gadis ini, "emang Cece ngomong apa?" katanya mencoba menurut mengikuti kemauan Faili.

Faili merenggut, "dia ngerjain aku. Katanya dia udah nikah dari kecil. Kan sialan. Aku udah percaya, ngerasa prihatin sama dia aku kira dia jadi nggak bisa suka sama cowok dan ngabisin masa SMA nya dengan penuh cinta tapi ternyata aku diboongin dia cuma iseng aja katanya kan kurang ajar," omel gadis itu dengan cepat dan emosi.

K 0.1✔ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang