Nisa menyusuri rak di toko buku itu. Ia berdiri di deretan pulpen warna warni kini. Mulai sibuk memilih. Sampai gadis itu merasa ada yang mendekat, membuatnya melirik kecil.
"Lah? Lu lagi?"
Cewek itu terkejut. Spontan menoleh seutuhnya. Melebarkan mata meklihat si Jepang –sialan- sudah di sampingnya memasang wajah tak percaya.
"Lu ngikutin gue ya?" tuduh Yuta sebelum Nisa sempat membuka mulut untuk bicara.
Nisa tenganga kecil. Gadis itu menghela nafas keras, mulai hilang sabar. "Lo stalking gue?" balasnya balik menuduh.
"Dih geeran lu," kata Yuta mendengus kecil, "gue emang mau beli...." Yuta menoleh, memandang rak pulpen di sebelahnya. "...pulpen."
Nisa menggigit bibir bawah. Cowok ini benar-benar minta dihujati abis-abisan.
"Mungkin..." Yuta berdiri menghadap Nisa, mengangkat kelingking kanannya. "Antara kelingking lo sama kelingking gue ada benang merah tak kasat mata. Jadi sejauh apapun kita pergi, bakal ketemu lagi nggak sengaja," katanya dengan ekspresi bersungguh-sungguh.
"Kalau gitu gue bakal motong kelingking gue," sahut Nisa pedas.
"Weis jangan dong, berdarah entar," balas Yuta santai.
Nisa mencoba menyabarkan diri. "Mau lo apa sih?" tanyanya mulai putus asa. "Lo bisa berenti ganggu gue?"
Yuta menaikkan sebelah alis, "maaf ya Ayumi, gue bener-bener kebetulan ada di sini," katanya meyakinkan.
Yuta kemudian menegakkan tubuh, memasukkan kedua tangan di kantong celana jeansnya dan mendengus sinis.
"Lagian kalau gue gangguin lo gue cuma iseng kok. Lo bukan tipe gue."
Nisa tanpa sadar menajamkan tatapan, menatap dingin pemuda Jepang ini.
"Ah, gue kesini karena bener-bener penasaran sama bukunya Naela Ali. Karena kebetulan ketemu lo, lo bisa tunjukin raknya dimana?" tanya Yuta mengalihkan pembicaraan.
"Ada petugas di sana," jawab Nisa dingin, "ada komputer juga buat ngelacak."
Yuta mengangkat alis, "padahal mau ngajak bareng," sahutnya tenang. "Sekalian mau cari buku tentang karya ilmiah gitu, Mbak Indah yang jaga UKS nitip buat klub 3R-nya."
Nisa melebarkan mata. Cewek itu berusaha tetap mengendalikan diri. Walau dibuat agak bingung kenapa bisa pas sekali Nisa juga mencari buku yang sama.
Tapi cewek berambut lurus itu tak peduli. Yang jelas ia ingin jauh-jauh dari buaya Jepang ini.
Nisa mendengus, membalikkan tubuh dan melangkah pergi begitu saja. Membuat Yuta terkejut dan refleks mengejar.
"Woi jangan ninggalin gue sendirian dong," protes Yuta membuat Nisa makin kesal. Cowok itu terus mengikutinya menyusuri rak, "kenapa sih lo anti banget sama gue. Gue tuh temen sekolah lo. Ramah dikit kek. Gue cuma minta temenin cari buku Naela Ali bukan temenin bikin buku nikah," katanya terus menyerocos sendiri membuat Nisa makin mengepalkan tangan merasa terganggu.
Nisa makin mempercepat langkah menjauh, kemudian membelokkan diri di rak tinggi buku. Tapi gadis itu terkejut, refleks menghentikan langkah dan mengernyit. Menatap seseorang yang ia kenal di sana.
"Sachio?"
KAMU SEDANG MEMBACA
K 0.1✔ ✔
Teen FictionDi Jepang, ada tiga cara untuk mengupkapkan perasaan cinta. Daisuki, untuk teman atau orang yang kamu suka. Aishiteru, untuk hubungan spesial yang lebih serius. Dan Koishiteru. Untuk orang yang ingin kamu habiskan hidup bersamanya. [ cerita mengadu...