#K – Patah Hati Terhebat
"Sachio mau pulang bareng?" tanya Nisa sambil mengemasi tasnya.
Sachio yang baru saja selesai membuang sampah kotor ke tong sampah dapur menoleh. "Mau langsung pulang?" tanyanya karena baru saja selesai makan.
"Em..." Nisa diam sejenak, "kan jauh dari rumah lo. Entar keburu malam."
"Mau diantar?" tanya Yuta menoleh pada Sachio.
"Pake apa, motor lo di sekolah," sahut Sachio membuat Yuta jadi meringis. Nisa menatap itu datar, mengerjap dan mengalihkan wajah.
"Ayo, Sachio," kata Nisa kini terdengar lebih tegas. "Kita cari busway sama-sama."
"Tadi ke sini pakai busway?" tanya Yuta membuat Sachio menoleh.
"Hm," Sachio mengangguk.
"Yaudah balik aja sekarang. Dia nggak mau tuh sendirian nggak ada temen," kata Yuta sambil beranjak membalikkan tubuh, "gue ambil hape dulu bentar, gue anter ke halte."
"Nggak usah," kata Nisa menghentikan langkah Yuta. Nisa memandang ke arah Sachio, "ayo, Sachio," ucapnya kemudian meraih tas dan melangkah pergi lebih dulu.
Sachio mengangkat alis tinggi. Ia memandang Nisa, lalu menoleh pada Yuta yang diam saja. Gadis itu mengernyit, tapi mau tak mau meraih tasnya.
"Gue pulang dulu," pamit Sachio membuat Yuta menoleh segera menguasai ekspresi wajah. "Hari ini nggak usah nongkrong-nongkrong nggak jelas sama geng lo. Besok ambil motor di sekolah."
"Iye iye," balas Yuta menganggukkan kepala, "hati-hati. Langsung pulang."
Sachio mengiyakan, lalu berjalan keluar dari rumah menyusul Nisa. Yuta memandangi bayang keduanya, dengan garis wajah mulai menurun dan helaan nafas berat.
Sementara itu, Nisa yang sudah menunggu di pagar rumah menoleh Sachio sudah mendekat. Tanpa kata Nisa langsung beranjak pergi, membuat Sachio buru-buru menutup pagar rumah Yuta.
"Ck, kebiasaan deh pagar nggak digembok," omel Sachio tak melihat gembok di sana dan segera mengunci dengan kuncian besi pagar. Gadis itu lalu berbalik, segera menyusul Nisa berjalan di trotoar jalan.
"Kak Nisa," panggil Sachio berjalan di samping Nisa. "Kak Nisa bilang, kalian baik-baik aja. Tapi kenapa tadi kayak musuhan?"
"Hm?" Nisa mengerutkan kening, "musuhan apa?"
"Kak Nisa tadi diem aja, terus juga nggak pamit Yuta," kata Sachio membuat Nisa terdiam. "Apanya yang baik-baik aja?"
Nisa menghembuskan nafas berat. Tak langsung menjawab dan berbelok langsung sampai di halte yang memang tidak jauh. "Sebenarnya gue ngantuk," katanya membuat Sachio tersentak. "Makanya langsung pulang aja."
Sachio menipiskan bibir, "padahal bisa tidur bentar di rumah Yuta. Ada kamar mama Yuta yang kosong. Di kamar Yuta juga nggak papa kok."
Nisa mencoba tertawa, "nggak. Eh, ada taksi. Lo mau naik taksi aja?" tanyanya menunjuk mobil mobil biru tak jauh dari mereka.
"Loh? Katanya busway?" tanya Sachio bingung, "kalau taksi nanti pisah?"
Nisa bergumam, nampak berpikir. "Gue kayaknya ke tempat praktek nyokap deh, nggak kuat banget mau tidur. Kalau sampe rumah kejauhan," katanya membuat Sachio jadi melengos pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
K 0.1✔ ✔
Teen FictionDi Jepang, ada tiga cara untuk mengupkapkan perasaan cinta. Daisuki, untuk teman atau orang yang kamu suka. Aishiteru, untuk hubungan spesial yang lebih serius. Dan Koishiteru. Untuk orang yang ingin kamu habiskan hidup bersamanya. [ cerita mengadu...