Yuta merutuk.
Walau detik berikutnya mengerjap dan menguasai diri berwajah cerah tersenyum lebar.
"Eh? Fai?" sapa Yuta ramah dan santai. "Mau kemana? Turun apa naik? Sini cepetan," kata cowok itu menekan tombol tahan di lift.
Faili masih terkejut. Bibirnya terbuka kecil tak menyangka melihat Yuta di sini. Walau perlahan garis wajah cewek itu berubah. Dengan perasaan aneh memasuki lift. Ia tak bicara beberapa saat.
"Lantai berapa?" tanya Yuta masih tenang tanpa beban.
"Satu," jawab Faili singkat. Memandangi Yuta lekat-lekat.
Yuta belagak tak menyadari, menekan tombol tenang menutup pintu lift. Ia diam-diam berdehem kecil, "eh Fai—"
"Aku tau."
Yuta tersentak, mengatupkan bibir refleks menoleh sepenuhnya.
Faili menarik nafas, menghembuskan pelan kini menghadap pintu lift yang tertutup. "Syukurlah," katanya lega membuat Yuta makin tak paham.
Faili menipiskan bibir, menoleh pada Yuta. "Waktu aku tanya instagram Kak Yuta, aku baru tau nama belakang Kak Yuta..... Karena keturunan Jepang, Kak Yuta pasti pakai budaya sana, kan? Kalau pakai nama belakang ayah untuk identitas keluarga....." Faili tersenyum tipis menatap Yuta yang tertegun, ".... Kazuhiko."
Yuta mengerjap, terkekeh kecil. "Lo bikin gue merinding," celetuknya asal berusaha terlihat tetap santai.
Faili tak mengindahkan itu. "Aku ketua kelas. Aku pasti tau data diri anak kelasku."
Kali ini Yuta terdiam. Ia mengalihkan wajah, melirik angka lantai di atas pintu lift yang kali ini entah kenapa terasa lebih lama bergerak.
"Nama ayah Sachio itu Yusa Kazuhiko. Dan Sachio tercatat pernah ganti nama lahir."
Yuta mengatupkan bibir. Tak mengelak atau menyahut.
"Awalnya aku mau tanya Kak Teyong, tapi pasti dia nggak mau cerita. Tapi pas liat Kak Yuta di sini, aku jadi makin yakin...." Faili mendesah pelan, tersenyum perlahan. "Kalian saudara. Itulah kenapa Kak Yuta posesif, dan Chio yang selalu nurut."
Yuta mengernyit, tak mengerti kenapa gadis ini terlihat lega.
"Aku takut, kalau Chio cuma dimainin Kak Yuta. Atau Kak Yuta yang bakal campakin Chio. Tapi, syukurlah. Semua udah jelas," kata Faili membuat Yuta tertegun.
Pintu lift terbuka. Keduanya sama-sama berhenti di lantai satu.
Mereka sama-sama keluar, walau Yuta diam-diam mencoba merangkai kalimat balasan karena dibuat tak percaya gadis kecil ini bisa mengerti semua.
"Aku mau beli minum dulu karena tadi kelupaan. Aku bakal buat anak-anak nggak lama kok di kamar Chio. Kak Yuta tenang aja," kata Faili meyakinkan dengan senyum, "a.... aku emang ember sih kalau dipancing bakal keceplosan. Tapi aku bakal berusaha jaga rahasia ini kok," katanya dengan polos dan serius.
Yuta tertawa kali ini, "hm. Lo temen Cheng, gue percaya," katanya membuat Faili mengangkat alis.
"Ah, kalau nggak salah rumah Kak Nisa di belakang tuh," kata Faili tersadar, mengalihkan pembicaraan. "Nggak mampir?"
Yuta tersenyum miring. Raut wajahnya berubah, mengangkat jaket biru di tangan dengan sombong. "Dia yang dari kemarin nemenin sampe ngasih jaket."
Faili membulatkan mata, "woooo kenceng juga," godanya memukul kecil lengan Yuta yang menyeringai. "Kak Nisa mah aslinya soft, cuma kadang tajem aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
K 0.1✔ ✔
Teen FictionDi Jepang, ada tiga cara untuk mengupkapkan perasaan cinta. Daisuki, untuk teman atau orang yang kamu suka. Aishiteru, untuk hubungan spesial yang lebih serius. Dan Koishiteru. Untuk orang yang ingin kamu habiskan hidup bersamanya. [ cerita mengadu...