Nisa menggoreskan pensil di notebooknya, cewek itu duduk di meja depan ruang radio yang berada di pojok gedung. Hari begini memang tempat ini sepi. Nisa merasa malas harus ke perpustakaan atau tempat lain. Cewek itu lebih suka sendiri.
Biasanya dia di taman belakang, tapi jadi ingat saat pertama kali ketemu cowok itu. Saat Nisa ditubruk dan dia jatuh berguling-guling dengan rusuh.
Kalau Nisa ke perpustakaan, kembali ingat cowok itu datang tiba-tiba dan menganggunya.
Tadi Nisa mau pergi ke ruang OSIS, tapi saat tau ada Sachio di sana Nisa merasa tak percaya lagi. Meragu dan pergi menjauh.
Nisa perlahan jadi termenung sendiri. Cewek itu terdiam. Teringat tadi malam dikejutkan notification instagramnya.
yutaduaenam start following you
Nisa masih ingat username yang disebut cowok sialan itu di hari pertama mereka bertemu. Entah Sachio yang memberitaunya atau bukan. Lagipula akun instagram Nisa didominasi poto gambar ilustrasi atau doodle, juga beberapa novel dan buku. Hanya ada satu poto wajah, itupun poto ramai-ramai teman sekelasnya. Tak ada hal berarti di akun instagram Nisa.
Nisa menghela nafas panjang. Masih tak percaya Sachio menghianatinya begini. Cewek periang yang suka tersenyum dan menyeletuk ceria itu membuatnya merasa nyaman. Sachio tipe cewek cantik yang terkenal karena dia adalah anggota cheers sekolah dengan badan ideal yang sempurna. Tapi walau hits begitu, cewek itu tetap ramah pada siapa saja.
Nisa pikir Sachio bisa jadi junior yang juga sahabatnya. Tapi nyatanya? Dia malah ada di tim cowok sialan itu.
Nisa melengos, berusaha menenangkan pikiran. Ia jadi berkemas, ingin menuju kafetaria untuk membeli minum. Cewek itu membenarkan letak kacamata beningnya, memilih jalan belakang kafetaria agar cepat sampai.
Nisa melangkah sambil menentang notebooknya. Ia mengibaskan rambut panjang lurusnya, merasa gerah juga. Tapi sialnya tak membawa karet rambut.
Cewek tinggi itu sedang mendumel dalam hati ketika berbelok. Ia mengangkat wajah, terkejut kaget dan refleks memundurkan diri.
Ia sendiri tak paham dengan refleksnya kenapa tiba-tiba sembunyi begini.
Nisa diam sejenak, merasa ragu. Tapi perlahan ia agak mengintip dari balik dinding belokan. Matanya mengerjap, membenarkan bahwa sosok yang sedang jongkok di sana sendiri adalah cowok itu.
Lagi-lagi, ada dimana-mana.
Yuta ini emang anaknya nggak ada kerjaan atau emang dia suka keluyuran gitu sih?
Nisa mendecak kecil. Bersiap akan berbalik memutar saja walaupun jauh daripada melewati cowok itu.
"Iya sayaaaanggg..."
Langkahnya berhenti. Nisa menegak. Ia melirik, tak bisa menahan diri untuk tak berdiam diri di sana. Menatap punggung Yuta yang kini terlihat jelas sedang menempelkan hape ke samping telinga.
"Iya iya aman. Nggak papa," kata Yuta pada si penelpon dengan nada manis, "cuma sakit karena rindu aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
K 0.1✔ ✔
Teen FictionDi Jepang, ada tiga cara untuk mengupkapkan perasaan cinta. Daisuki, untuk teman atau orang yang kamu suka. Aishiteru, untuk hubungan spesial yang lebih serius. Dan Koishiteru. Untuk orang yang ingin kamu habiskan hidup bersamanya. [ cerita mengadu...