7

733 112 3
                                    

151018












Chaeyeon membuka matanya perlahan. Dimana aku? Ia mengedarkan pandangannya pada rungan itu, ruangan itu bernuansa putih dengan banyak tirai-tirai untuk menyekat. Dia mengubah posisinya jadi duduk.

Pintu ruangan itu berderit, ada seseorang yang masuk. Chaeyeon melihatnya, sesosok perempuan yang menggunakan jas berwarna putih, berumur kira-kita ditengah tiga puluhan masuk.

"Kau sudah siuman?" Tanya perempuan itu.

"Iya dokter" Chaeyeon tersenyum.

Dokter itu menghampiri Chaeyeon, kembali memeriksanya. "Aku melihat tubuhmu penuh dengan luka"

Chaeyeon kembali tersenyum, dibalas dengan senyum oleh dokter.

"Ini dimana?"

"Rumah sakit kampus, tadi kau pingsan"

Chaeyeon teringat kalau tadi ia berada di taman bersama dengan Junhoe, pria itu mencekiknya setelah itu ia tak ingat apapun. "Siapa yang membawaku kemari?"

"Seorang anak laki-laki"

"Laki-laki?" Junhoe kah itu? Pikir Chaeyeon.

"Kau temannya?"

"Iya aku temannya" Chaeyeon berpikir tentang Junhoe.

"Wah kau beruntung bisa berteman dengannya.. boleh aku meminta tanda tangannya? Atau kau bisa menyuruhnya kemari lagi? Aku juga ingin berfoto dengannya.." Dokter itu tersenyum malu-malu kemudian tertawa, "aslinya dia sangat tampan."

Chaeyeon ragu-ragu ikut tertawa bersama. Untuk apa dokter ini meminta tanda tangan Junhoe, apalagi harus perfoto dengannya. Chaeyeon merasa heran.

"Maaf aku terlalu senang bertemu dengannya, aku peaches" ujar dokter itu.

"Peaches?" Chaeyeon semakin tak mengerti.

"Iya nama penggemar Kang Daniel"

"Kang Daniel?" Chaeyeon menggaruk tengkuknya, kenapa pembicaraan dokter ini semakin aneh.

"Ehh.. apa aku salah? Bukanya tadi Kang Daniel yang mengantarmu?"

"Kang Daniel?"

"Kang Daniel Wanna One"

"bukan.. tentu saja buka dokter.. hahah.. itu temanku bernama Junhoe.. Koo Junhoe.. mana mungkin aku berteman dengan Idol seperti Daniel"

"Ahh berarti aku salah.. pantas kau bingung.. maafkan aku.. tapi temanmu sangat mirip dengan Kang Daniel"

"Benarkah?" Chaeyeon merenung sebentar, ia tak yakin kalau Junhoe mirip dengan Kang Daniel. "Aku tak terlalu mengikuti Kang Daniel, jadi tak terlalu yakin tentang wajahnya"

"Ooh.. yasudah kalau begitu, kalau kau mengikuti Daniel kau pasti akan menyukainya.."

Chaeyeon tersenyum, ia tak ada waktu menjadi fangirling. Ia kembali berpikir tentang Junhoe, walaupun ia mencekiknya tapi pria itu masih mau mengantar Chaeyeon ke rumah sakit. Ini pertama kalinya Junhoe membawanya ke rumah sakit. Ternyata Junhoe masih perhatian padanya. Itu pikiran Chaeyeon.

"Jam berapa sekarang?" Tanya Chaeyeon.

"Jam 5 sore, kau sudah berada disini selama 3 jam"

Chaeyeon memegang kepalanya yang masih terasa pening. "Aku sudah boleh pulang kan?"

"Apa kau masih merasa pusing?"

Chaeyeon menggelengkan kepalanya, sebenarnya kepalanya masih sedikit pusing. Tapi ia ingin cepat-cepat pulang.

"Baiklah kau boleh pulang, aku akan memberikanmu obat dan beberapa salep untuk lukamu"

                                          * * *

Keesokan harinya. Chaeyeon bersama Nancy berada di pusat perbelanjaan. Chaeyeon mengantar Nancy belanja untuk pergi ke konser kakaknya.

"Yang ini bagus tidak?" Nancy meminta pendapat Chaeyeon tentang dress yang akan ia beli.

"Bagus" Chaeyeon duduk di kursi sambil membaca buku.

"Dari tadi kau bilang bagus-bagus terus" Nancy cemberut.

"Mamang bagus Nancy, apalagi kau yang memakainya" Chaeyeon memang tak bohong, Nancy memakai pakaian apapun tampak cantik.

"Benarkah? Kenapa kau tak memilih pakaian? Kau tak akan membeli pakaian?"

"Tidak, lebih baik uangnya untuk bayar kuliah.. lagian aku masih ada pakaian di rumah"

Nancy mendengus, ia kembali memilih pakaiannya. Sedangkan Chaeyeon kembali membaca buku.

"Yeoon.. yeoon.. sini" Nancy menyuruh Chaeyeon mendekatinya.

"Ada apa?"

"Cepat kesini?" Chaeyeon mendekati Nancy. "Lihat itu"

Chaeyeon mengikuti arah pandang Nancy, ia melihat Junhoe sedang bersama dengan Irene, mereka bergandengan tangan. Sepertinya Junhoe mengantar Irene berbelanja. Mereka tampak bahagia.

"Kau tak apa-apa? Apa perlu kita menghampiri mereka?!" Seru Nancy.

"Tak usah, biarkan saja mereka.. aku sudah tak peduli dengan Junhoe" Chaeyeon kembali duduk dengan wajah yang masam. Ia kembali membaca buku, pura-pura tak peduli.

"Yeoon.." Nancy memperhatikan Chaeyeon yang bermuka muram. "Apa perlu kita pergi dari toko ini?"

"Tak usah Nancy..lanjutkan lah belanjamu" ucap Chaeyeon sambil menghela nafas panjang.

Nancy mengikuti perkataan Chaeyeon, ia kembali memilih-milih pakaian.

"Padahal kemarin ia membawaku ke rumah sakit.." gumam Chaeyeon, tak bisa di pungkiri ia memang kesal melihat langsung Junhoe dan Irene.

"Kenapa kau ke rumah sakit? Kau sakit?" Tanya Nancy yang mendengar gumaman Chaeyeon.

Chaeyeon menyimpan bukunya, ia menatap Nancy. "Kemarin aku mencoba memutuskan Junhoe"

"Waahh akhirnya setelah sekian lama.." Nancy tampak senang mendengarnya. "Kamu punya keberanian dari mana? Waah akhirnya temanku lepas dari si brengsek" Nancy memeluk Chaeyeon.

"Bahkan ia berlutut padaku.."

"Benarkah?"

Chaeyeon mengangguk, "tapi kemudian ia mencekikku karena aku tetap ingin memutuskannya.. aku tak sadarkan diri.. lalu ia membawaku ke rumah sakit"

"Dia hampir membunuhmu Chaeyeon.. Junhoe tak waras.. kau jangan terkecoh hanya karena ia membawamu ke rumah sakit, kau harus tetap memutuskannya"

Chaeyeon merenung sejenak, "apa aku bisa?"

"Pasti kamu bisa Chaeyeon" Nancy menyemangati Chaeyeon.



Tbc.

Undisclosed Love | Daniel.KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang