25

621 89 27
                                    

7219












Raut wajah Daniel langsung berubah, yang awalnya tersenyum manis kini menampakan tatapan yang dingin pada Chaeyeon. Ia membuat jarak dengan Chaeyeon, tatapannya langsung beralih pada pemandangan gelap diluar. Ia tak mengerti dengan permintaan Chaeyeon itu. Bisa-bisa pacarnya sendiri meminta ia berkencan dengan temannya.

"Kau tadi minum alkohol?" Tanya Daniel. Ia masih tak menatap Chaeyeon.

"Sungguh.. sekarang aku dalam keadaan sadar, aku benar-benar ingin kau berkencan dengan Nancy" Chaeyeon menunduk.

Daniel kembali menatap Chaeyeon, "Jung Chaeyeon, coba kau tanya pada hatimu.. apa kau rela pacarmu berkencan dengan temanmu sendiri?"

Chaeyeon terdiam, ia memang sangat tak rela. Tapi tak ada jalan lagi, ia tak ingin Nancy terus menderita dan tak ingin persahabatannya rusak. "aku... rela.."

"Tatap mataku" pinta Daniel.

Chaeyeon tetap menunduk, ia tak mau menatap Daniel, tak mau ia kembali luluh dan mengubah pendiriannya.

"Kau tak berani menatapku?"

Dengan hati-hati Chaeyeon menatap wajah Daniel yang terlihat sangat kesal. "Maafkan aku Daniel.. aku tak bisa melihat Nancy menderita seperti itu"

"Tapi kau rela membuat hatiku sakit.." ucap Daniel. "Aku tak tahu dari mana kau mempunyai keinginan seperti itu.. apa sudah ada yang mengetahui hubungan kita?"

Chaeyeon menggeleng, "tak ada.. ini benar-benar keinginanku saja"

"Berarti selama ini hatimu benar-benar bukan untukku.. kau tak pernah menyukaiku"

"Aku sangat menyukaimu Daniel.."

"Kalau kau menyukaiku tak mungkin kau memintaku melakukan hal gila ini" Daniel kembali memalingkan wajahnya. "Sudah, turunlah.. temanmu itu pasti sedang menunggumu" Daniel masih tak menatap Chaeyeon. Ia tak mau berdebat dengan Chaeyeon lebih lama lagi. Ia sangat marah pada Chaeyeon.

Air mata Chaeyeon tak terasa mengalir, membasahi pipinya. Ia menatap Daniel yang membelakanginya. Tak hanya Daniel, sebenarnya hatinya pun sekarang sakit. Ia bersiap untuk keluar dari mobil Daniel. "Aku pergi.."

Daniel tak menjawabnya, ia menyalakan mesin mobil, bersiap untuk pergi. Chaeyeon keluar dari mobil Daniel. Ia tak langsung pergi, hanya berdiri ditrotoar berharap Daniel membuka kaca mobil tersenyum padanya dan melambaikan tangannya. Tapi mobil Daniel pergi begitu saja tak menghiraukan Chaeyeon.

Chaeyeon menangis, ia tahu permintaanya telah melukai hati dan harga diri Daniel. Andai ia bisa menarik kembali kata-katanya. "Maafkan aku Daniel.. aku sangat mencintaimu.. tapi aku bingung" air matanya keluar semakin banyak. Ia menengadah melihat langit malam yang tak ada bintang. Akhirnya tetesan air hujan menemaninya malam itu. Chaeyeon menghapus air matanya, ia berjalan masuk kedalam rumah sakit.

Untung rumah sakit sudah sepi, jadi tak ada yang memperhatikannya. Ia berjalan dengan gontai menuju ruangan Nancy.

"Chaeyeon.. kau kah itu?" Tanya Nancy saat Chaeyeon memasuki ruangan Nancy.

"Nancy.. kau sudah bangun?" Chaeyeon langsung menghampiri temannya itu. "Syukurlah.. kau mau minum?"

"Chaeyeon...!!" Nancy menangis, gadis itu langsung memeluk Chaeyeon. "Hatiku sakit Chaeyeon, aku tak suka Daniel mempunyai kekasih"

Chaeyeon hanya bisa terdiam, ia menepuk dan mengelus punggung Nancy. "Sudahlah.. siapa tahu itu hanya temannya"

Nancy melepaskan pelukannya. "Kau tak tahu, Daniel mengaku pada appa kalau itu adalah pacarnya!!" Nancy mengacak rambutnya. Kemudian ia berteriak "Aaaaaakkkkkk!!!"

Undisclosed Love | Daniel.KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang