Aku benci kehidupanku yang seperti ini, yang selalu disakiti dan terluka. Aku ingin melawan semua orang yang menyakitiku, tapi itu hanya niatku dalam hati, kenyataannya aku tak pernah bisa membela diriku. Aku hanya bisa pasrah saat orang menyakitiku...
Chaeyeon mengerjapkan matanya, ia merasakan panas cahaya matahari mengenai wajahnya. Matanya perlahan mulai terbuka, tapi ia langsung menutupnya dengan selimut. Sedikit demi sedikit ia membuka selimut itu, mengintip keluar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Alasannya ia melakukan hal itu karena Daniel tengah menatapnya sambil tersenyum.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Chaeyeon dari balik selimut. Ia malu untuk membuka selimutnya.
"Tidak.. kau pergi dulu baru aku keluar dari selimut" kata Chaeyeon masih menutupi dirinya.
"Kau masih berpakaian lengkap kenapa kau harus malu?" Tanya Daniel sambil terkekeh.
"Ya tetap saja aku malu.." tapi lama kelamaan Chaeyeon membuka selimutnya. "Baiklah aku buka" ia langsung berdiri, tapi genggaman Daniel menghentikannya.
"Mau kemana?"
"Mandi"
Pria itu menarik tangan Chaeyeon sehingga tubuh Chaeyeon terjatuh dikasur. "Hei kenapa?"
"Jangan dulu mandi, aku masih suka melihatmu seperti ini.."
"Apa yang kau lihat dari aku yang berantakan ini? Ya tuhan.." Chaeyeon menutup wajahnya.
"Hei buka wajahmu" Daniel memaksa Chaeyeon melepaskan tangannya.
"Tidak"
Daniel menggelitik perut Chaeyeon, supaya gadis itu melepaskan tangannya. Ia tertawa sangat puas.
"Danieellllll..!!" Chaeyeon tak tahan karena geli, ia ikut tertawa sambil memegang perutnya. Mereka berdua tertawa dengan lepas. Sejenak Chaeyeon lupa dengan masalah hidupnya.
Daniel memiringkan tubuhnya menghadap Chaeyeon yang terlentang. "Aku merindukanmu.."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
