Chapter 20 - Promise

95 5 0
                                    

Fanndy menghentikan langkahnya saat ia melihat Angela dibawa masuk kedalam perpustakaan, namun Fanndy tidak bisa begitu saja mengikutinya karena ada 4 orang yang menghalangi langkah Fanndy

"Shit! Kenapa harus ada bodyguardnya sih" Gumam Fanndy mengacak rambutnya frustasi

"Gimana kita bisa masuk?" Ucap seseorang membuat Fanndy terkejut, dan ia menoleh ternyata itu adalah suara Cindy

"Lo itu bego atau gimana sih? Kenapa lo ngikutin gue? Kenapa lo gak nyari bantuan?" Ucap Fanndy menatapnya kesal

"Kasar banget sih! Guekan refleks" Ucap Cindy membuat Fanndy mengusap wajahnya kasar

"Dimana Shinta?" Tanya Fanndy membuat Cindy mengedarkan pandangannya

"Gue gak tau, gue kira tadi dia ngikutin"

"Yaudah sekarang lo diem disini, nih tolong pegangin tas gue" Ucap Fanndy memberikan tasnya

"Eh tunggu, guekan mau bantuin lo"

"DENGER GUE GAK SIH?!" Bentak Fanndy membuat Cindy terdiam, tak lama kemudian ia mengerti dan mengikuti perkataan Fanndy. lalu Fanndy menghampiri penjaga itu mencoba memasuki perpustakaan

Fanndy bertarung dengan keempat penjaga itu dengan sangat menegangkan, membuat Cindy tak kuasa melihatnya, ia ingin membantu namun tak ada yang bisa ia lakukan

Ia hanya bisa berdoa dan tanpa sadar ia meneteskan airmatanya tiap kali melihat Fanndy terkena pukulan dari orang orang itu

___________________

"CINDY!" Teriak shinta membuat Cindy langsung menoleh.

Shinta Willy dan Stevan berlari menuju pinggir lapangan, Cindy berdiri di pinggir lapangan dan terlihat Fanndy yang sedang bertarung di sekitar DPR depan perpustakaan

Suasana di sekolah sudah sangat sepi karena memang acaranya sudah selesai dari tadi, satpam sekolah sedang libur setengah hari karena memang hari ini sebenarnya hari libur, masuk lagi saat malam nanti. sementara para pedagang yang berada di kantin tidak dapat mendengarnya dengan jarak kantin yang sangat jauh berada di halaman belakang sekolah, pedagang kantinpun keluar masuk tidak diperbolehkan lewat depan melainkan lewat pintu belakang membuatnya tidak mungkin ada orang yang melintas dan membantu

"Shinta, Willy, Stevan. Thanks God" gumam Cindy menghela nafasnya lega

"Dimana Angela?" tanya Shinta langsung saat mereka menghentikan langkahnya

"Ada di dalem perpustakaan, itu bantuin Fanndy daritadi dia udah berdarah gitu" Ucap Cindy panik, Stevan dan Willy langsung lari menghampiri Fanndy

"Akhirnya bala bantuan datang" Ucap Fanndy saat melihat Stevan dan Willy yang tiba tiba berada di sampingnya, lalu Fanndy menghapus darah segar yang keluar dari mulutnya dengan kasar

"Sorry kita telat" Ucap Willy, mereka berbicara sambil menghajar orang yang terus menghampirinya

"Stevan lo masuk ke perpustakaan aja, biar mereka kita yang atur, yoi gak Fanndy?" Ucap Willy tersenyum miring

"Ah iya, gue lagi ribet nih 2 orang, jangan banyak omong " Ucap Fanndy membuat willy tertawa. Stevanpun menendang orang di depannya lalu segera berlari menuju perpustakaan, saat orang yang ditendang Stevan bangkit dan ingin mengejar Stevan, Willy langsung menghalanginya


"Aduh, kita harus ngapain nih Shinta?" Ucap Cindy panik sambil melihat mereka semua sedang bertarung, Shinta mengedarkan pandangannya dan terlintas ide di benaknya

"Gue tau kita harus berbuat apa"

______________________


Angela membuka matanya dengan perlahan, dan ia melihat cahaya yang memasuki matanya membuatnya menyipitkan matanya

Boomerang ( Completed ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang