Chapter 14 - Like me?

103 6 0
                                    

Cindy terus menerus berjalan mondar mandir dengan keadaan yang sangat gelisah

"Lo ngapain sih mondar mandir gitu? Udah kaya setrikaan, pusing tau gak gue liatnya" Celetuk Fanndy menatap Cindy malas

"Abisnya lo diem aja sih, bantuin gue kek" gerutu Cindy

"Ini gue lagi bantu-"

"- ah, apanya bantuin lo mah main hp wae" Cindy kesal dan mengambil handphone Fanndy, ia melihat ke handphone Fanndy bahwa Fanndy sedang mencoba menghubungi Angela

"Lebih baik gue kan? Daripada lo mondar mandir gak jelas" Ucap Fanndy tersenyum kemenangan, membuat Cindy terdiam dan mengembalikan handphone Fanndy

"Iya dehiya, eh tp ko kak willy belum balik juga sih?" Ucap Cindy kesal

"Nah itu orangnya, panjang umur" Cindypun langsung menoleh kebelakang dan benar disitu terdapat Willy yang sedang berjalan menuju kearah mereka

"Eh tapi itu kayanya temennya angela yang waktu itu teriak teriak gak jelas ya?" Ucap Fanndy lagi

"Hooh"

"Kalian kenapa panik begitu?" Ucap Willy saat sudah berada di depan Cindy dan Fanndy

"Angela hilang, dia pergi gak tau kemana gak balik balik, lo liat gak kak?" Ucap Cindy panik, saat Willy membuka mulutnya Cindy langsung mengeluarkan suaranya lagi

"Dan lo, ah ya lo. Lo kan temennya Angela yang waktu itu teriak teriakan gak jelas kan? Lo liat Angela gak huh? Ucap Cindy menunjuk kearah Shinta

Shintapun langsung terdiam dan menahan nafasnya terkejut karena Cindy tiba tiba menunjuknya, lalu ia mengeluarkan suaranya setelah beberapa detik

"Ya tadi emang sama gue, tapi dia udah balik lebih dulu"

"Iya tadi dia udah balik duluan, emang belum sampai?" Ucap Willy mengkerutkan alisnya

"Kalau emang udah sampai kita gak akan nanya begini" Ucap Cindy kesal

"Ya liat aja sekarang Angela gak ada" Ucap Fanndy menimpali

Willy dan Shintapun langsung panik mendengarnya, merekapun langsung membuka handphonenya dan menelfon seseorang

"Kalian ngapain? Nelfon Angela?" Tanya Fanndy

Willy dan Shintapun kompak mengangguk, membuat Fanndy menatap mereka malas

"Kalian kenapa sih? Nelfon satu orang berdua gitu mana bisa atuh. Lagian daritadi udah gue telfon tapi gak diangkat" Ucap Fanndy

Mereka berdua tersenyum dan mematikan panggilannya

"Yaudah gini, gue bilang sama yang lain dulu buat bantuin cari Angela, nanti kita cari bareng bareng, ok?" Ucap Willy memijat keningnya, dan ia segera pergi untuk mengumpulkan semua orang

"Lo ngapain sih sama si Angela tadi? Tiba tiba Angelanya gak ada gitu, lo Mau nyusahin dia?" Ucap Cindy menyipitkan matanya

"Gue liat liat sih, lo juga kaya manfaatin dia doang" Tambah Fanndy

"HA?"

_________________

Diaaaa

_____________

"Brengsek lo Stevan! Kenapa lo ganggu malam indah gue, huh?"

Stevan dan Angelapun tersadar dari lamunannya, dan Angela kembali berdiri

"Lo gak kenapa kenapa kan?" Ucap Stevan langsung

"Ah engga kok" ucap Angela tersenyum, Stevan langsung menatap Haikal nanar dan mengepalkan tangannnya

Saat Stevan ingin menghampiri Haikal yang sedang berusaha berdiri, Angelapun langsung memegang tangan Stevan, karena ia melihat amarah yang Stevan pancarkan dan itu sangat tidak baik

"Udah, gak kenapa kenapa ko gue. Jadi jangan di lanjut lagi, makasih ya" Ucap Angela tersenyum sangat manis, Stevan menatap Angela sekilas dan melepaskan pegangan tangan Angela darinya

Stevan langsung menghampiri Haikal dan mencengkram kerahnya

"Sekali lagi lo berbuat kaya gitu, gue bunuh lo, Brengsek!"

"Emangnya lo siapa berani ngelarang gitu? Pahlawan kesiangan? Haha. Angela tuh sorotan di sekolah kita, semua berlomba lomba ingin menikmatinya, bukan cuma gue doang"

BUGH!!

Tonjokan keras berhasil melayang di pipi Haikal hingga membuat haikal tersungkur kebawah, keluar darah segar yang mengalir dari hidung dan mulutnya

Tadinya Angela ingin meleraikannya, namun ia terkejut saat mendengar ucapan Haikal hingga rasanya dia tidak bisa bergerak sama sekali

"Lo kenapa bro? Naluri seorang laki laki jika menginginkan hal itu kan? Gue tau lo juga pasti kaya gitu, ya kalau lo laki laki" Ucap Haikal membersihkan darah yang keluar dengan kasar

"Berhenti bicara omong kosong, ngerti?" Ucap Stevan menghampiri Haikal dan membangunkan Haikal dengan paksa

"Gue bica-"

"-jangan banyak omong!" Ucap Stevan sudah melayangkan tangannya, namun tiba tiba terdapat tangan yang memegangnya

"Lo bego apa gimana sih? Udah cukup, liat dia udah babak belur gitu. Lo mau bunuh dia, huh? iya gue tau lo bantu gue, gue sangat berterimakasih banget tapi ya udah cukup, gue gamau bawa bawa lo menjadi sulit kalau dia sampai mati. Mending kita balik dan kasih tau kak Willy, biar dia yang ngatur"

"Kenapa harus Willy?" Tanya Stevan menurunkan lengannya

"Ya karena dia ketua osis, lo gimana sih"

Stevan tidak menjawab, ia hanya mendengarkan dan langsung memegangi tangan Haikal sambil berjalan kedepan

Angela menghela nafasnya kasar melihat Stevan yang selalu saja seperti itu, dia sangat berterimakasih atas pertolongan Stevan meskipun itu terlalu berbahaya untuk Stevan, berkat inipun Angela jadi mengetahui namanya

Angela tersenyum kecil melihat punggung Stevan yang berjalan

"Lo masih mau disini sendirian? Nanti kalau ada se-"

"-IYA GUE IKUTIN LO" Teriak Angela spontan, ia tersadar dari lamunannya karena Stevan menggoda dirinya dengan kata yang sangat Angela takuti yaitu, ' setan ' . Pasti angela langsung berhalusinasi jika mendengarnya. Angelapun langsung menghampiri dan berjalan di samping Stevan

"Stevan, lo suka sama Angela ya sampai lo mukulin gue secara Brutal gitu, guepun gadikasih kesempatan balas mukul, hebat" Ucap Haikal di tengah keheningan

Angelapun langsung menoleh kearah Stevan, namun Stevan hanya menatap lurus dan tidak menjawabnya

Angela menghela nafasnya dan menatap lurus kedepan,

"Masa iya sih dia suka sm gue?" Batin Angela, seketika itupula jantung Angela berdebar semakin kencang

"Ah apa apaan sih kalau dipikirin makin degdegan gue, udah daritadi degdegan, bisa mati muda kalau begini terus caranya mah"

________


TBC 😘 ASIQ UPDTE LAGI ACUUU🌈

VOMMENTNYA YA;* SEMOGA TIDAK MENGECEWAKAN👀

- HAPPY READING -

Boomerang ( Completed ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang