Eeaaakk!

122 14 0
                                    

Sudah tiga bulan sejak kedatanganku ke Sao Paulo. Aku sedang makan malam bersama Alan sambil mengobrol seperti biasa, Alan sangat menikmati kehidupan barunya disini, kulihat beberapa kali dia main keluar, mungkin dia sudah punya pacar.

"Brent sudah menelponmu lagi?" dia bertanya padaku.

"Sudah, dia hanya memperlihatkan anak anak Siera yang tumbuh semakin besar dan lucu," kataku, aku sampai bosan dengan update terkini Brent mengenai anak anak kucing itu. Alan sendiri tidak keberatan, Brent adalah kakaknya juga.

"Kau tidak mau memelihara sesuatu, Siera?" dia tanya lagi, aku memang sempat berfikir untuk mengadopsi kucing liar sekitar sini, tapi aku urungkan karena aku akan sangat kerepotan, aku hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Lagi pula kalau nanti aku pulang ke Indonesia aku tidak mungkin membawanya," Alan mengangguk. "Um... Oiya Alan, bagaimana Elsa?" Alan tiba tiba menghentikan makannya, ya, mereka saling dekat setelah Elsa memaksaku mendekatkan Alan padanya.

"Baik, uh--maksudku, kami berteman baik." balasnya terbata bata.

"Kau tidak menyukainya Alan?" aku bertanya lebih detail. Alan terdiam di tampak berfikir.

"Aku takut menyakitinya, Siera. Kita tidak lama berada disini," katanya, ia pun melanjutkan makan.

"Tidak ada salahnya mencoba Alan, kalau dia jodohmu dia pasti akan datang padamu, atau kau akan datang padanya." kataku sok bijak, padahal aku sendiri belum punya pasangan. Alan tersenyum.

"Bagaimana Chris?" dia balik bertanya padaku. Aku sudah banyak cerita soal Chris padanya, hanya padanya bahkan tidak pada Elsa, Elsa masih kesal pada Chris. Jadi dia tidak suka kalau aku dekat dengan Chris.

"Aku sudah mengatakan semuanya, Alan. Tidak ada rahasia antara kita." balasku.

"Benarkah?" Alan bertanya menggoda, aku bisa merasakan pipiku memerah. "Apa kau tidak menyukainya, Siera?" tambahnya yang membuatku semakin tersipu.

"Kami berteman baik, Alan itu sudah cukup. Lagi pula tak hanya Chris, aku juga dekat dengan Zabdi, Erick, Richard, dan Joel." aku berusaha mengelak dari Alan.

"Kudengar Richard punya hubungan spesial dengan Lexie--kudengar lagi Lexie memilih Richard karena tadinya dia mengincar Chris dan Chris mengincar orang lain." kata Alan, sejak kapan Alan jadi tau banyak hal, maksudku tau banyak gosip gosip di kampus.

"Benarkah?--aku tau mereka sering jalan berdua, tapi soal siapa mengincar siapa aku tidak tau." balasku.

"Lagi pula mereka cocok, menurutku," aku setuju, Lexie yang seksi dan Richard si trouble maker. Mereka berdua pasangan yang serasi sudah seperti Angelina Jolie dan Brad Pitt, meskipun pada akhirnya mereka bercerai, semoga Lexie dan Richard tidak. "Baiklah, Siera. Aku sudah sangat kenyang, terima kasih atas jamuan makan malamnya. Maaf aku tidak bisa membantu membersihkan dapurmu, aku harus segera turun untuk mengerjakan tugas tugasku," Alan berpamitan, seperti biasa tos diudara sebelum berpisah.

"Lain kali kau harus bayar tagihannya, Alan" Aku mengantarnya sampai depan pintu lalu melambaikan tangan padanya, dan kembali masuk.

.....

"Selamat pagi, Siera!" sapa Elsa yang baru datang membuyarkan lamunanku. Dia tampak gembira, ada apa?

"Hey, Elsa. Bukankah hari ini cerah, ya?" aku bertanya basa basi.

"Yeah... Begitulah" dia menjawab sambil terus tersenyum tanpa melihatku.

"Ceritakan padaku ada apa," aku memaksanya bercerita, aku tidak tahan melihatnya yang senyum senyum seperti orang gila, yaampun.

AMO (A Christopher Vélez Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang